SP : With Jeno (1)

20.9K 1.1K 305
                                    

Bel selesai kelas baru saja berbunyi.

Dengan gontai, Renjun keluar dari kelas paling pertama setelah dosen yang super duper membuatnya jenuh itu keluar kelas.

Jeongin, sahabat karibnya menepuk pundak Renjun. "Lu kok lemes amat sih? Sakit? Mau gue panggilin Nana atau Jeno, gak?"

Renjun melirik pada karibnya, kemudian menggeleng sebagai jawaban yang membuat Jeongin semakin mengernyit heran. "Ya terus lu kenapa, Ren? Jangan bikin gue khawatir"

Renjun tersenyum sekilas dengan menatap Jeongin, "Gak apa apa elah. Gue cuman bosen banget di kelas tadi. Lu tau sendiri kan Pak Suho kalau ngelawak suka garing?"

Jeongin mengangguk membetulkan, "iya juga sih, tapi dia tuh baik!! Suka ngasih duit buat jajan"

"Hooh bener" balas Renjun.

Kembali hening, Jeongin akhirnya meminta izin pada Renjun untuk pamit duluan karna kekasihnya sudah menjemput.

"Jin! Awas kalau si Ayen kenapa napa! Kalau si Ayen sampe lecet, gue bikin lu lecet balik!!"

Hyunjin yang mendengar ancaman itu meneguk saliva nya kasar, "SIAP BOSS KU!!!" Pasalnya, Renjun ketika mengamuk adalah musibah bagi Hyunjin. Bisa bisa, Hyunjin tidak mengenali dirinya sendiri ketika bercermin. Walaupun submisive, Renjun masih tetap lelaki.

Jeongin tertawa, "Ren, gue pamit ya! Lu telpon Nana atau Jeno ya biar di jemput"

Renjun mengangguk, "Iya iya! Tadi Jeno yang mau jemput, katanya bentar lagi dia sampe .....

Nah tuh orangnya! JENO!!!"

Seketika Hyunjin dan Jeongin menoleh dan mendapati Jeno yang baru saja keluar dari mobil miliknya.

Yang dipanggil hanya tersenyum, dengan kaki yang melangkah mendekati Renjun.

"Ya udah Ren, kita pamit ya. Byeeee~" pamit Jeongin, dengan senyum manis yang membuat Hyunjin melongo terpesona.

Hyunjin segera saja menarik lengan Jeongin, takut ada orang lain melihat kemanisan kekasihnya. Nanti naksir lagi - Hyunjin .

"Ayo pulang, Beb"

Jeno melihat kelakuan teman seperploncoannya itu hanya menggeleng heran. Kemudian melirik pada si manis yang menunggunya.

"Dah selesai?" Tanya Jeno. Renjun mengangguk lucu, kemudian tangannya mengelus perutnya. Memberi kode bahwa ia lapar.

"Lucu banget sih!" Gemasnya, kemudian merangkul Renjun, menahan kepalanya dan mengecup lama kepala Renjun.

"Ih! Jenoooo~!" Malu malu kucing ternyata Renjun tuh. Namun, ia membalas perluakuan Jeno dengan mengecup malu malu pipi Jeno singkat.

.
.
.

'Kemesraan ini~ janganlah cepat berlalu~'

Renjun yang hafal dengan lagu tersebut lantas ikut bernyanyi. Sambil mengemudi, Jeno sesekali melirik gemas pada kekasihnya yang duduk disebelahnya.

"Oh iya, Yang!"

Renjun menoleh, "Ada apa Jen?"

Jeno kembali melirik sekilas, lalu kembali fokus mengemudi, "aku udah hubungi Nana, nanti kamu makan bareng Nana aja ya. Maaf banget, aku gak bisa nemenin kamu"

Renjun mengerucutkan bibirnya, ia sedikit kecewa. "Yaaaah! Kenapa?"

Jeno melepas sebelah tangannya pada kemudi, lalu meraih bahu Renjun dan kembali menahan kepala Renjun. Mengecup sisi kepala Renjun singkat.

Same Position // NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang