SP (3)

7.1K 596 69
                                    

"Jen! emang tugas kamu musingin ya? Sampe wajah kamu kelihatan capek banget" Renjun memperhatikan wajah Jeno sedaritadi, wajahnya terlihat lelah.

Jeno menggeleng, "enggak kok! Aku tadi tuh habis kerja kelompok langsung ke GOR, ada pengumuman dari asisten coach dan ngelatih adek adek sebentar" jawabnya.

Renjun mengangguk, kembali menyuap nasi kedalam mulutnya.

Ya, mereka kini ada di kantin rumah sakit sambil menunggu kabar dari Ayah Jaehyun.

"pengumuman apa, Dek? Ada turnamen? Kata Moonbin katanya bakal ada turnamen. Bener tuh?" Tanya Kak Jungwoo yang sedari tadi sibuk melahap makanan. Laper, belum makan dari siang - Kak Jungwoo.

Seakan teringat sesuatu, Jeno menyambar ransel yang berada disebelahnya. Tangannya kemudian mengeluarkan sebuah amplop berlogo UKM Badminton yang diikutinya.

"Bun! Kak! Ren! Jeno ada turnamen kejuaraan antar kampus. Dan Jeno kebawa jadi perwakilan di sektor ganda putra. Dan ini surat dispensasi kelas beserta surat keterangan dari UKM. Disitu ada beberapa mahasiswa yang ikut turnamen, serta jadwal pertandingannya.

Jeno harap. Bunda, Ayah, Kakak, Renjun sama Jaemin bisa datang buat nonton, nyemangatin Jeno" (Jean : anggep aja gitu ya. Jean gak tau soalnya Jean gak kuliah, hehe)

Renjun meraih amplop yang sebelumnya sudah dibuka oleh bunda Doyoung untuk dilihat. Dilihatnya daftar pemain yang akan perlaga di turnamen tersebut. Tertera nama Jeno disana, membuat Renjun bangga dengan kekasihnya itu.

- Men's Double (Coach = Kim Mingyu/ Assist = Jeon Jungkook) :

Jung Jeno/Mark Seo
Park Woojin/Park Jihoon
Lai Guanlin/Bae Jinyoung

Renjun menatap bangga pada Jeno, pacarnya itu memang berprestasi di bidang olah raga. Terutama Badminton yang sudah Jeno geluti ketika masih di sekolah dasar.

Jeno merasa sakunya bergetar, ia mengecek ponselnya. Dan ternyata ada pesan dari ayahnya.

Jeno menatap datar ponselnya ketika Ayahnya mengirimi pesan tak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno menatap datar ponselnya ketika Ayahnya mengirimi pesan tak jelas. Ya, walaupun akhirnya memberitahunya perihal Jaemin yang sudah dipindahkan kerawat inap.

"Apa sih Ayah tuh, ketularan anak jaman sekarang!" Gerutunya. Kemudian mengangkat kepalanya kembali, dan menatap pada Bundanya.

"Bun! Nana udah dipindahin ke ruang inap-"

"Kamar mana?!!" Renjun memotong ucapan Jeno, dia benar benar tak sabar ingin bertemu Jaemin.

Jeno terkekeh, "Tenang sayang, tenang.

Um ... Nana ada di ruang Chewing Gum nomor 2" jawabnya.

Renjun segera berdiri, dia benar benar tak sabar untuk bertemu Jaemin.

"Ayo Jeeeen~!" Rengek Renjun tak sabar. Bunda Doyoung yang melihat itu tak tega dan akhirnya menyuruh Jeno untuk duluan saja. Mau bayar makanan dulu - Bunda Doyoung.

Jeno mengekori Renjun di belakang, sedangkang si manis sibuk mencari ruang inap Jaemin.

"Kamu nyari apa sih, Yang?" Tanya Jeno ketika Renjun malah memasuki koridor ruang Jenazah.

Renjun mendelik kesal, "ya mau cari ruangannya Nana, lah! Mau apa lagi emang?
Kamu ih bukannya bantuin, malah anteng ngikutin aku di belakang! Sini ih bareeeng! Aku takut"

Jeno terkekeh, "Kok malah nyalahin aku sih? Dari tadi kamu sibuk sendiri nyari ruangannya Nana, sampe gak sadar petunjuk arah ruangan gak dilihat dan sekarang kamu malah hampir nyasar ke ruang jenazah"

Si manis terpaku mendengar kata Jenazah. "A-apa? J-jenazah?"

Jeno mengangguk, "iya, Sayang"

"Jenazah? Mayat kan, Jenazah tuh?"

Jeno gemas, ia lalu menujuk papan nama ruangan yang tergantung di atas pintu.
Renjun melirik ke arah yang ditunjuk Jeno.

RUANG JENAZAH

Dengan dramatisnya, ia melirik ke arah Jeno. Sementara si rahang tegas tengah menahan gemas ketika si manis meliriknya dengan bibir yang mencebik lucu.

Lucu banget, anjir! Jailin jangan yaaa? - Jeno

Dan Jeno benar benar melancarkan aksi jailnya. Renjun yang masih terdiam dengan bibir mencebik, menatap Jeno dengan mata yang membola.

"Kenapa Jen, ada apa?!!!" Tanya nya panik saat melihat Jeno dengan mata membola, mulut ternganga yang masih terlihat walau ditutup permukaan tangan, dan telunjuknya yang mengarah ke arah Renjun.

Renjun bergidik, "Jeno ih! Ada apaan?!!!" Renjun kesal.

Dengan -sok- dramatisnya, telunjuk Jeno malah dengan gemetaran menunjuk kearah Renjun.

"IH! ADA APA?!!!" Renjun semakin kesal.

"A-ada s-si m-ma-manis-"

"HUAAAAAA" Renjun berlari kearah Jeno kemudian memeluk Jeno dengan ketakutan.

Tak kuat menahan tawa, akhirnya tawa Jeno meledak karna tingkah Renjun yang lucu. Sementara Renjun kebingungan didalam pelukan si rahang tegas.

Renjun melepas pelukannya, menatap Jeno heran sekaligus sebal. "Kenapa kamu ketawa ih?! Kamu...

Jailin aku ya?!!!!"

Masih dengan sedikit tawa, Jeno menggeleng. "Enggak kok, Yang. Aku gak jailin kamu"

"Ya itu tadi, kata kamu ada si manis. Emangnya aku gak tau apa? Si manis nama lain dari mbak kunti!"

Jeno terkekeh dengan lengan yang mengusak gemas surai madu kekasih mungilnya itu, "emang kamu mau disamain sama mbak kunti? Yang ku maksud si manis tuh kamu, Jung Renjun!"

"IH! NYEBELIN!" dengan kaki yang dihentak hentak kesal, Renjun meninggalkan Jeno.

"Yang! Bukan belok kanan, tapi belok kiri Yang!" Seru Jeno memberi tahu.

Renjun melirik sekilas dengan wajah sebalnya, ia lalu berbalik arah menjadi ke kiri tanpa berniat menunggu si rahang tegas.

Jeno terkekeh dengan tingkah pacar manisnya itu. "lucu banget anjir!" Gumamnya untuk yang terakhir sebelum ia menyusul Renjun.

.
.
.

"Ayah! Gimana sama Nana?" Tanya Renjun saat ia sampai di ruang rawat inap.

Jeno dibelakangnya ikut bergabung, ingin juga mendengarkan hasil pemeriksaan ayahnya terhadap Jaemin.

Cklek

Jeno, Renjun serta Ayah Jaehyun menoleh saat pintu kamar rawat kembali dibuka.

Bunda Doyoung dan Kak Jungwoo ternyata datang.

Bunda langsung saja menghampiri Ayah Jaehyun, memberinya minuman hangat yang ia beli di kantin tadi.

"Gimana yah hasil pemeriksaannya?" Tanya Jeno.

Ayah Jaehyun menghela nafas, "sebelum itu, kita tunggu Nana sadar dulu. Ayah perlu memastikan apakah hasil pemeriksaan Ayah sama dengan gejala yang pernah Nana alami"

"Memangnya Nana sakit apa, Yah?" Tanya Renjun yang sudah tak sabar.

"Hasil pemeriksaan menunjukkan Nana terkena tumor"

--SP--

S

ebelum kerja, alangkah baiknya Jean up dulu. Gatel ini tangan pengen update, hehehe:v

Maaf untuk typosnya~

Jean Lee

Same Position // NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang