SP (5)

4.1K 336 23
                                    

Tumor mediastinum adalah tumor yang tumbuh di bagian mediastinum. Mediastinum merupakan area yang dibatasi tulang dada di depan dan tulang belakang dan berada di tengah-tengah kedua paru

"Waduh! Ternyata separah itu ya Om?!"

Ucap Jaemin setelah melakukan pemeriksaan lanjutan dengan dokter khusus, Ayah Jaehyun yang berperan sebagai wali Jaemin hanya mengangguk, mengingat ucapan dokter khusus yang menangani Jaemin perihal tumor yang diderita Jaemin.

Mendengar nada bicara Jaemin yang tidak ada khawatir sama sekali -nya, Renjun menggeplak tangan Jaemin.

Jaemin merespon dengan wajah polos yang membuat Renjun ingin kembali menggeplak, "Sakit Yang, Apa sih pukul pukul?"

Renjun melotot, kesal pada Jaemin yang masih bisa berwajah polos tanpa khawatir. "Kamu ih! Santai banget sih omongannya!"

"Sebetulnya belum, dan semoga saja tidak membesar. Soalnya, jika seperti itu takutnya akan menyebabkan komplikasi pada organ lain" jelas Ayah Jaehyun. Ia kemudian merangkul bahu Bunda Doyoung yang sedari tadi terdiam disampingnya.

Jeno yang berada disebelah Renjun ikut melakukan hal yang sama seperti ayahnya, merangkul Renjun.

"syukur deh kalau belum membesar, yaaah semoga aja gak membesar" ucap Jaemin santai.

Bunda Doyoung melangkah mendekati Jaemin, "Nana, Ate tau kalau kamu masih merasa tenang karena penyakitmu masih terbilang kecil. Tapi kamu harus hati hati juga, ikuti apa kata dokter yang menangani kamu. Lusa, kamu udah harus check up dan kemoterapi"

Jaemin mengangguk, "iya Te, Nana bakal ikutin anjuran dokter"

"Jen! Kamu anterin Renren pulang ya. Terus kamu juga pulang, biar Ayah disini nemenin Nana"

Bunda menggeleng sebagai protes, "enggak! Ayah dari jam 10 pagi sampe sekarang udah malem di rumah sakit mulu. Ayah mending pulang aja dulu sama dedek, makan sama mandi dulu. Abis itu balik lagi, biar bunda yang pulang nanti"

Jeno memijat pelipisnya, "Yah! Nda! Gini aja deh, mending Ayah sama Bunda ikut pulang dulu, makan sama mandi dulu, abis itu baru deh Ayah atau bunda bisa balik lagi kesini nemenin Nana"

"Nah! Iya betul, om, ate! Nana gak apa apa kok ditinggal sebentar mah" seru Jaemin membetulka  usulan Jeno, diakhirnya ia sedikit terkekeh mendengar keributan kecil Ayah bunda sahabatnya itu.

Ceklek

Seluruh atensi tertuju pada pintu yang terbuka, Kak Jungwoo dan Bang Lucas masuk. Ditangan Bang Lucas sudah ada satu keranjang buah buahan, sementara ditangan Kak Jungwoo ada dua keresek berukuran sedang yang berisi box -yang kemungkinan besar adalah martabak pesanan Jeno- dan satu lagi entah apa.

"Naaaah! Kebetulan kakak sama Bang Lucas kesini. Kak! Bang! Tolong temenin Nana dulu ya, sebelum pulang. Soalnya Ayah, Bunda, aku sama Renren mau pulang. Nanti Ayah atau bunda balik lagi kok kesini" pinta Jeno.

Kak Jungwoo mengangguk, "oke! ... eh, Dedek! Ini martabak pesenan dedek ..." menyerahkan satu keresek berisi box martabak kepada Jeno, "ini susu jahe buat Nana sama Renren. Wedang nya abis, Na. Gak apa apa kan kalau susu jahe?"

Jaemin mengangguk, "iya kak, gak apa apa. Makasih banget malah udah dibeliin. Uangnya besok ya kak, Nana belum narik"

Bang Lucas yang sudah menyimpan keranjang buah diatas nakas menghampiri kak Jungwoo, "lu nih ya! Kayak ke siapa aja sih pake di bayar. Udah lah, simpen uang lu buat kencan nanti sama Renren"

"Ya udah, ayo pulang Dek, Ren, Yah!..

Na, nanti Om Jae balik lagi ke sini. Nana mau di bawain apa?"

Jaemin menggeleng, "makasih Te, gak usah gak apa apa, Nana udah kenyang"

Bunda Doyoung mengangguk, "oke kalau gitu. Pulang dulu ya Na, kamu istirahat yang cukup" kemudian Bunda dan Ayah keluar ruangan paling duluan.

Renjun yang sedari tadi hanya diam kemudia mendekati Jaemin, tangannya meraih tangan Jaemin dan mengusap punggung tangan Jaemin dengan halus, "Nana nya Renren, Renren pulang dulu ya. Nana harus banyak istirahat. Nanti, kalau ada apa apa telpon Renren ya, sayang"

Jaemin gemas, benar benar gemas dengan tingkah lembut Renjun. Hati Jaemin tidak kuat jika Renjun dalam mode lembut seperti ini, bucin dasar!.

"Iya sayangnya Nana~ Nana bakal nurut apa kata Renren. Tapi Renren juga harus istirahat ya, jangan tidur larut malem kayak ....."

"Kayak kalong! Tuh! Dengerin apa kata Nana, Yang!"
Celetuk Jeno memotong ucapan Jaemin. Jaemin sendiri mendelik sebal karna ucapannya dipotong, "Si sipit nyambung aja kek kabel telepon. Diem elah, lagi romantis nih!"

"Yaelah si cungkring! Gue kan ngebetulin omongan lu! ...." Jeno langsung  diam saat tak sengaja matanya menatap Renjun yang ikut kesal karenanya. "iya iya! Jeno diem!"

"Ya udah, Renren pulang ya Na. Renren sayang Nana~"

Gemaaaaaaaaaash - Jaemin

Tak kuat dengan kegemasan Renjun. Akhirnya, pemuda bernama lengkap Lee Jaemin itu akhirnya menarik Renjun kedalam dekapannya. "Nana juga sayang Renren~" kemudian mengecup beberapa kali puncak kepala Renjun, menghirup aroma shampoo yang digunakan Renjun.

Melihat itu, hati Jeno menghangat. Cemburu? Tentu saja ada rasa cemburu walaupun hanya sedikit. Walaupun begitu, Jeno menyayangi keduanya, Renjun sebagai kekasih tercintanya dan Jaemin sebagai sahabat seperjuangannya.

"Yuk, Ren. Udah malem banget dan besok kamu ada kelas pagi kan ya? Kamu harus cepet istirahat" ajak Jeno untuk mengakhiri sesi romantis antara Renjun dan Jaemin.

Jaemin melepas dekapannya, "ya udah, kamu pulang gih. Cepet istirata ya"

Renjun mengangguk, "iya Na! kalau gitu aku pulang ya Na. Love you, Nana nya Renren"

"Iya sayang. Love you too, Renren nya Nana~"

Jeno mengeluarkan kunci mobilnya dari saku celana, kemudian mengangkat tangannya dan melambai pada Jaemin, "Na, gue sama Renren pulang dulu ya! Nanti Ayah kesini kok. Lu istirahat aja, kalau ada apa apa lu bisa minta tolong ke Kakak atau ke Bang Lucas. Daaah~"

Jaemin mengangguk kemudian, "yoi bro! Ti ati di jalan, jangan ngebut lu! Bahaya dah malem!"

Jeno menjawab dengan anggukan, kemudian menyusul Renjun yang sudah berada di ambang pintu menunggunya.

.
.
.

Meanwhile :

"Ya elah kak, kita jadi obat nyamuk!"

"Ya udah diem aja jangan berisik, lihatin aja kita mah, lagi ada sesi romantis part nya Nana. Soalnya nanti part nya si dedek, kita gak bisa lihat kan mereka dah pulang"

"sambil nontonin dramanya Nana Renren Jenjen, martabaknya kita buka yuk sebungkus. Lucas laper kak!"

"Ya udah buka aja! itu tuh yang pisang keju"

"Oke oke!"

--SP--


Sorry for typos, makasih udah read vote comment^^

Jean Lee~

Same Position // NorenminTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang