MO-7

252 6 4
                                    

Aku tak pernah mencintai pria manapun selain Uncle Ad. Dia adalah pusat duniaku, begitu hati dan pikiranku berkata. Semasa sekolah dan kuliah banyak yang menyatakan cinta padaku. Tapi, tak ada satupun dari mereka yang bisa menggerakkan hatiku. Aku tak pernah tau bagaimana rasanya menjalin hubungan dengan seorang pria. Aku tidak pernah berkencan . Aku juga tidak pernah melakukan sex. Tapi, bukan berarti aku seorang nerd.

Mom dan Dad sempat khawatir dan pernah beberapa kali membicarakan ini. Disaat gadis remaja sedang menggebu-gebu terhadap lawan jenis, aku hanya mengurung diri dikamar. Aku meyakinkan kepada mereka kalau tidak ada yang salah dengan diriku. Aku hanya mencintai satu orang saja. Aku hanya akan bahagia bila bersama dia. Dan aku akan meraih kebahagianku.

Aku tidak benar-benar marah atas apa yang terjadi dengan ku dan Uncle Ad kemarin di apartment nya. Apalagi setelah mendengar cerita Sam bahwa dia sangat terpukul atas kehilangan ku. Di dalam diriku aku selalu percaya bahwa Uncle Ad mempunyai perasaan kasih sayang yang lebih spesial terhadapku. Aku meyakini itu.

Apa dia masih mencari ku hingga sekarang? Atau dia memang masih memegang janji nya untuk menikah dengan ku hingga sampai sekarang dia belum juga menikah. Aku ingin sekali menyudahi penyamaran ini. Berlari kearah nya memeluknya dan mengatakan yang sebenarnya kalau aku adalah Jessi-nya, miliknya.

Tapi sebagian hatiku yang lain mengatakan untuk tetap melanjutkannya. Aku tidak akan menyudahi sampai aku benar-benar tau atau mendengar langsung dari mulut nya Uncle Ad. Aku ingin Uncle Ad memandangku sebagai wanita dewasa yang memang layak untuk bersanding dengannya. Bukan lagi gadis manja berumur 9 tahun. Aku ingin dia benar-benar mencintaiku sebagai seorang wanita dewasa. Aku tak peduli berapapun jarak usia kami. Aku akan tetap selalu mencintainya. Tidak ada yang berubah. Dia tetap Uncle Ad ku. Milikku.

Hari ini aku kembali bersemangat. Aku memasuki lift khusus. Lift yang hanya dipergunakan untuk Pimpinan dan tamu-tamu penting. Jangan harap karyawan biasa boleh menggunakannya. Karena ada 2 security yang menjaga lift ini. Dan aku adalah sekretaris Sam. Tentu saja aku diperbolehkan menggunakannya. Aku tersenyum dan menyapa kedua security itu, dan mereka membalas sapaan ku dan menekan kan tombol dan lift nya pun terbuka.

Aku masuk dengan tenang. Disaat aku akan menekan tombol untuk menutup pintu lift ini, tiba-tiba Uncle Ad masuk dengan gagahnya. Astaga pagi-pagi sudah olahraga jantung dengan kehadirannya hingga kami hanya berdua di dalam lift ini. Hanya berdua di dalam ruangan sempit ini. Untung saja saat ini posisiku berada dibelakangnya. Jadi dia tidak mengetahui ekspresi wajahku. Aku masih selalu saja gugup bila bertemu dengan nya.

Pintu lift tertutup. Tubuhku tegang saat dia menoleh kearahku.

"Apa kau masih gugup jika bertemu denganku?"

Astaga pertanyaan macam apa itu?

"No. Sir" Aku berbohong.

"Aku minta maaf atas kejadian kemarin"

Apa aku tidak salah dengar?

"Tidak apa-apa Mr Collins. Aku sudah melupakannya"

"Tidak bisakah kau memanggil ku Adrian?"

"Bukankah ini masih di lingkungan kantor?"

Aku tidak tau darimana aku mendapat kekuatan untuk menjawab setiap kata-katanya.

Tiba-tiba dia mendekat kearah ku. Aku hanya bisa merapatkan badanku ke pojok. Alhasil aku terpojok. Astaga apa yang akan dia lakukan? Matanya menatapku dengan tatapan yang selalu tidak bisa aku mengerti. Jarak wajah kami sangat dekat. Aroma parfum dan tubuhnya bercampur seperti aroma yang dapat memabukkan siapapun yang menghirupnya.

My ObsessionWhere stories live. Discover now