MO-1

264 4 0
                                    









Kusapukan lipstick merah menyala ini pada bibir ku. Ini adalah sentuhan terakhir yang cukup sempurna. Untuk mempertegas riasan ku yang memang sengaja sedikiit lebih tebal dari biasa nya. Aku akan ke pesta? Tentu tidak. Dengan memakai stelan kantor dan blazer pink nude keluaran Merk terkenal, heels setinggi 7cm dan rambut gelombang hitam pekat , tentu aku akan pergi ke kantor. Datang ke sebuah Perusahaan yang sudah aku impikan sejak belasan tahun yang lalu.

Aku kembali memperhatikan diriku di depan cermin besar dikamarku. Sekali lagi untuk memastikan kalau penampilan ku cukup sempurna. Aku bersyukur Mom Marie dan Dad James benar-benar menyayangiku. Mereka membelikan pakaian terbaik untuk aku kenakan hari ini. Aku yang sekarang memanglah berbeda dengan diriku 13 tahun yang lalu. Aku yakin tak ada yang bisa mengenaliku, bahkan dia pun tidak. Satu-satu nya hal yang bisa dia kenali , sudah aku manipulasikan dengan memakai kontak lensa berwarna biru.

Mata

Kornea Mata

Aku punya dua kornea mata yg berbeda. Yang kanan berwarna merah dan kiri berwarna biru. Kecelakaan yang menyebabkan saudari kembarku mendonorkan satu kornea matanya untukku. Panjang memang ceritanya. Setidaknya, masih ada bagian dari dirinya yang masih hidup walaupun itu ada di dalam tubuh ku.

Cukup

Aku rasa ini penampilan yang cukup sempurna

Aku bergegas ke dapur, membuat sandwich dengan irisan kalkun untuk bekal ku. Ini adalah sandwich kesukaannya dan sudah pasti menjadi sandwich favoritku juga. Setiap memakannya aku akan selalu teringat wajahnya. Aku sangat berterimakasih dengan Grand Ma Rossie yang dulu sering membuatkan untukku dan dia. Ah, aku jadi merindukan Grand Ma Rossie. Semoga dia tenang di surga sana.

"Wah wah wah, lihat siapa wanita cantik ini?" Aku menoleh ketika suara itu berhasil membuyarkan konsentrasi ku. Aku tersenyum ketika melihat sepasang suami istri ini berdiri memperhatikan ku.

"Kalian sejak tadi berada disana?"

"tentu, kami tidak mau melewatkan betapa semangat nya putri kami pagi ini" . Mom maju beberapa langkah mendekat ke diri ku. "kau sudah selesai?". Dia mengelus lengan ku. Aku mengangguk

Dad pun menghampiriku lalu tiba-tiba memelukku dengan erat. Dia sangat menyayangiku dan aku sangat terharu. "ini adalah cita-cita mu baby, kau sudah mencapainya" katanya dengan suara parau.

Aku menahan air mataku, ketika mom bergabung memelukku. Aku tidak boleh menangis.

"aku bahagia memiliki kalian. Terimakasih, sungguh terimakasih banyak"

Kami melepaskan pelukan. "hei baby, jangan berkata seperti itu. Kau adalah cahaya di hidup kami. Apapun yang terjadi kau tetap anak kami". Mom menitihkan air matanya. Aku melihatnya. Air mata itu jatuh ke pipinya.

"Aku tau, aku adalah anak kalian" Aku mengangguk meyakinkan kepada mereka, bahwa aku memang anak mereka walaupun bukan berasal dari darah daging mereka.

"Good luck baby, God bless you" Dad mencium pipiku begitupun dengan mom

"bye mom, bye dad" aku melambaikan tangan ketika aku sudah berada di depan pintu.

Hari pertama aku masuk kerja, aku tak ingin membawa mobil baru ku. Mobil yang dihadiahi kedua orangtua ku dihari kelulusan ku. Aku sengaja naik taksi untuk merilekskan pikiran dan tenagaku. Aku hanya membayar beberapa dollar saja, karena jarak yang cukup dekat. Aku bersyukur akhir tahun kemarin, Da memutuskan untuk pindah ke daerah sini. Dulu Perusahaan ini berjarak puluhan miles jauhnya dari rumah ku yang dulu.

Aku akan bekerja di Collins Company

Itu jawabanku ketika siapapun bertanya apa cita-cita ku sewaktu aku masih kecil. James dan Marrie pasti mengetahui itu. Mungkin semua yang mendengarnya kala itu pasti akan terkejut dan heran. Aku hanya bisa tersenyum melihat ekspresi wajah mereka yang bingung.

My ObsessionWhere stories live. Discover now