prolog

32.8K 1.4K 119
                                    

Pagi ini terlihat seorang anak kecil yang berumur sekitar 6 tahunan menatap mama nya sendu, panggil saja dia Dhea, lebih tepatnya Dhea Anindya.

"Mama sama papa pamit ke Belanda ya sayang, mama cuma pergi 4 hari kok, kamu baik baik ya di rumah, jangan kemana mana, kalau mau minta apa apa minta sama bik Inem ya,"ucap seorang wanita yang diperkirakan umurnya baru 30 tahun itu ke pada anak gadisnya.

Dhea mencebikan bibirnya,"mama cepet cepet pulang yaa, aya ga ada temen di rumah selain bik Inem,"ucapnya sembari menatap mama nya.

"Iya sayang"

"Oh iya mama lupa, di depan rumah kita itu bakal ada yang nempatin, dan yang nempatin itu sahabatnya mama, kalau kamu bosen di rumah, kamu main aja ke sana ya sayang," ucap Diana, mama dhea, mengelus poni anak semata wayangnya itu.

Dhea mengangguk patuh.

"Ya udah mama sama papa pergi dulu ya sayang, jaga diri baik baik." ucap Diana lalu mencium kening dan kedua pipi anaknya bergantian.

"Papa sama mama berangkat dulu ya," ucap Doni, papa Dhea, ikut mengecup kening dan kedua pipi anak gadisnya itu secara bergantian.

"Ini papa punya lolipop dua buat kamu," ucap Doni menyodorkan 2 lolipop ke Dhea, dengan mata berbinar binar Dhea mengambil lolipop itu.

Setelah memberikan lolipop itu, Diana dan Doni memasuki mobil milik mereka, dan menurunkan kaca mobil,"dadah sayang..." Diana melambaikan tangannya ke Dhea dan di balas Dhea juga dengan lambaian tangannya, Dhea menatap mobil milik papanya yang semangkin menjauh itu hingga mobil itu hilang dari pandangannya.

Dhea menghela napasnya kasar, dia sudah biasa di tinggal mama dan papa nya ke luar negeri, kadang kadang juga Dhea ikut bersama mama papa nya, tetapi sekarang tidak bisa karena Dhea harus sekolah, iya Dhea sudah menduduki kelas 1 di Sekolah Dasar yang sekolahnya berada cukup jauh dari rumahnya.

Saat Dhea hendak memasuki rumahnya, tak sengaja matanya menangkap sosok seorang anak laki-laki yang tengah memantul mantulkan bola ke tanah, di depan rumahnya.

Dhea mengurungkan niatnya memasuki rumah, dia memilih menghampiri anak laki-laki itu, dengan mata berbinar binar dia berjalan menyebrang jalan menuju ke rumah anak laki-laki yang Dhea pastikan akan menjadi teman satu satunya di komplek ini.

Teman satu satunya? Iya, karena di komplek perumahan nya ini tidak ada anak kecil sama sekali, beruntung lah Diana dan Doni karena hanya mereka yang mempunyai anak kecil di komplek ini, iya hanya Dhea sendiri, sampai sampai ibu ibu jika melihat Dhea pasti akan gemas dengan diri nya, ya karena Dhea satu satu anak kecil di komplek ini dan juga karena Dhea itu sangat menggemaskan dengan pipi gembulnya.

Dan sekarang, Dhea pastikan anak laki-laki itu akan bernasib sama dengannya, menjadi sasaran cubitan ibu ibu di komplek ini.

"Hai" sapa Dhea dengan senyum lebarnya.

Anak laki-laki itu menghentikan aksi memantul mantulkan bola nya dan mengalihkan pandanganya kepada seseorang yang menyapa nya,"kamu siapa?"tanya nya menyerngit bingung.

Mendapat pertanyaan seperti itu membuat Dhea tersenyum senang, dia mengulurkan tangan nya ke anak laki-laki yang Dhea yakini berusia sama dengan dirinya,"nama aku aya,"ucap nya dengan senyum lebarnya.

Anak laki-laki itu hanya menatap tangan Dhea tanpa berniat untuk membalas uluran tangan itu.

Dia membalikan tubuhnya dan kembali memantul mantulkan bola berwarna orange nya, mengabaikan Dhea.

Dhea mencurutkan bibirnya, dan menarik tangannya yang tidak di balas oleh anak laki-laki itu.

Dhea melangkahkan kakinya menuju teras yang Dhea ketahui rumah anak laki-laki itu, Dhea menopang dagunya dengan kedua tangannya sambil memperhatikan anak laki-laki yang sibuk dengan bolanya itu,"Kamu sombong,kata mama aya, gak boleh sombong sama orang, nanti gak ada yang mau jadiin temen dan nanti Allah bakal marah."

Spoiled Girl✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang