00

7.4K 356 30
                                    

Menggeram pelan. Chanyeol mengerjap beberapa kali guna mengumpulkan kesadaran. Kedua kelopak matanya sudah terbuka dan mendapati seorang wanita dengan kondisi yang sama dengannya. Sama-sama tidak mengenakan busana sehelai pun. Itu sang istri. Wanita itu tertidur amat pulas karena kelelahan seusai melayani nafsu sang suami.

Chanyeol terbangun pada dini hari. Artinya masih terlalu pagi untuk terbangun dari tidur. Pria itu bangkit dari posisi tidurnya lantas menyandarkan punggungnya pada kepala ranjang.

Pria itu sesaat mengusap wajahnya kasar kemudian melirik sang istri yang berada di sampingnya. Chanyeol menghembuskan napas kasar lalu bergumam dengan iringan decihan kecil.

"Cih. Apanya yang melayani suami? Baru satu ronde saja sudah meminta untuk berhenti."

Chanyeol sudah merasa bosan dengan sang istri yang lambat laun tidak bisa memenuhi luapan nafsunya yang kian hari semakin membuncah tidak terhingga. Sebenarnya, sang istri tidak mengerti dengan apa yang terjadi pada sang suami, Chanyeol. Semakin usia pria itu bertambah, nafsu suaminya itu juga ikut bertambah seiring dengan usianya. Sementara sang istri rasanya tidak sanggup lagi harus melayani luapan nafsu milik sang suami yang hampir setiap harinya ingin dipuaskan. Belum lagi faktor usia seorang wanita yang sudah berumur tentu saja tidak sama dengan yang masih muda.

Chanyeol saja sudah menginjak usia empat puluh dua tahun. Sementara sang istri berusia empat puluh tahun. Jadi, wajar saja tidak muda.

Chanyeol tidak tanggung-tanggung untuk melampiaskan nafsunya. Paling sedikit dalam melakukan hal itu sebanyak tiga ronde. Bagaimana sang istri merasa tidak sanggup lagi kalau setiap malamnya harus melakukan hal itu sedikitnya tiga ronde.

Chanyeol menghembuskan napas kasar lantas beranjak turun dari ranjang dan mengenakan kembali celana boxer miliknya lalu berjalan menuju pintu kamar dan keluar dari kamar.

Sembari mengacak-acak surainya, pria itu terus melangkah. Hingga kedua irisnya menangkap satu presensi seseorang yang terlihat tengah duduk di sebuah sofa yang dilaluinya di ruang tengah.

Menghampirinya, Chanyeol mengernyit sebentar tatkala melihat sang putri yang tertidur di atas sofa dengan piyama motif boneka panda miliknya.

"Hana?" panggilnya pelan. Chanyeol mendudukkan diri di depan sang putri yang nampak tertidur sangat pulas. Chanyeol mengguncang perlahan tubuh sang putri guna membangunkannya dan menyuruhnya agar tidur di kamarnya saja.

"Sayang... Ayo bangun...." Chanyeol berbisik.

Hana mengernyitkan keningnya di sela-sela tidurnya saat merasakan sensasi geli akibat suara Chanyeol yang berbisik tepat di telinganya. Hana mengerjap pelan lantas mengusap kedua kelopak matanya dan bergumam serak, "Umm... Papa? Kakak Jaemin dimana Pa? Kok tidak pulang?"

Chanyeol mengulas senyum kemudian mengusap puncak kepala sang putri dan menggeleng kecil, "Kakak Jaemin 'kan sedang ada tugas di luar kota dan menginap. Jadi, Kakak Jaemin tidak pulang, Sayang."

Hana mengerucutkan bibirnya. Gadis yang baru saja menginjak usia empat belas tahun itu menggelengkan kepalanya ke kanan dan ke kiri sembari mengusap-usap kelopak matanya. Kecewa ketika mendengar perkataan Chanyeol karena sang kakak ternyata tidak pulang ke rumah hari ini.

Mengenai Hana, putri Chanyeol. Usia gadis itu memang tergolong usia yang seharusnya punya pemikiran yang bisa dibilang cukup dewasa. Sayangnya, karena sebuah insiden di masa lalu mengakibatkan otak gadis itu menjadi terganggu perkembangannya dan terbilang mundur ke belakang. Sehingga pemikiran gadis itu saat ini tidak lebih dari seorang bocah.

"Hana tidur di kamar Hana ya. Biar Papa gendong."

Hana hanya mengangguk singkat. Gadis itu menyandarkan kepalanya pada pundak lebar milik sang ayah saat Chanyeol membawanya dalam gendongan koala. Karena postur tubuh sang putri yang terbilang kecil dan tidak terlalu gemuk. Maka dari itu Chanyeol tidak kesulitan atau merasa berat saat menggendong sang putri.

Pria itu membawa sang putri menuju kamarnya. Menaruh tubuh sang putri yang rupanya kembali tertidur ke atas ranjangnya.

Namun, ketika pria itu membaringkan tubuh sang putri, kedua kancing atas piyama milik sang putri terbuka dan kedua iris pria itu tidak sengaja melihat dada sang putri yang menyembul.

Chanyeol meneguk ludah gugup. Ada sesuatu yang berada di dalam dirinya membuncah luar biasa. Tubuhnya mendadak panas. Sesak. Ingin dipuaskan.

Chanyeol menyunggingkan satu senyum di bibir tebalnya.

"Benar juga. Aku rasa aku menemukan penggantinya."

Saat rasa bosan sudah menyelimutinya sedangkan rasa ingin dipuaskan terus menuntut diri. Chanyeol sudah memutuskan.

Apabila sang istri tidak bisa menyanggupi buncahan nafsunya karena faktor usia dan rasa bosan, maka ada sang putri yang jelas memenuhi kedua syarat itu 'kan?

Kenapa tidak? [...]

DANGEROUS LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang