01

6.7K 325 7
                                    

Pagi itu Xerin terbangun cukup terlambat. Semua anggota tubuhnya lelah bukan main. Wanita yang berstatus sebagai istri dari Park Chanyeol itu meraba-raba sisi tempat tidur lainnya. Spontan membuka kedua kelopak matanya dan tidak menemukan sang suami yang seharusnya masih tertidur di ranjang mereka. Sembari menggigit bibir bagian bawahnya, wanita itu bangkit dari posisi berbaringnya.

"Dimana Chanyeol?" tanyanya di dalam benaknya.

Xerin mengedarkan pandangannya. Menghembuskan napas lega saat melihat ponsel milik Chanyeol yang tergeletak di nakas meja yang ada di samping ranjang. Wanita itu lantas menyandarkan punggungnya. Xerin terdiam sejenak. Kedua irisnya melirik ke arah bingkai foto berukuruan besar yang menempel kokoh pada dinding beton. Foto pernikahannya dengan Chanyeol dua puluh tahun lalu.

Xerin memeluk tubuhnya sendiri dan mengusap-usap lengannya. Menyembunyikan kepalanya di antara kedua lututnya. Xerin merasa perubahan kentara pada suaminya, Chanyeol. Akhir-akhir ini pria itu memaksanya untuk melayani nafsu sang suami.

Sebagai istri Xerin tentu tidak menolak permintaan sang suami. Hanya saja, yang menjadi masalahnya, Chanyeol tidak memandang bagaimana kondisi Xerin. Apakah sang istri sedang kelelahan maupun sakit, Chanyeol tetap bersikukuh ingin dilayani.

Dan tadi malam, Xerin merasakan puncaknya bagaimana tubuhnya benar-benar tidak sanggup lagi. Ya meskipun Xerin mampu melakukan hal itu hanya satu ronde. Setelahnya, Xerin menyerah. Wanita itu meminta Chanyeol untuk berhenti. Xerin ingat betul bagaimana desisan Chanyeol saat ia meminta Chanyeol untuk berhenti.

Xerin merasakannya, dan hal yang dirasakannya ini membuatnya takut. Karena Chanyeol nampaknya mulai merasa bosan karena dirinya.

"Hah..."

Xerin mengangkat kepalanya. Mengusap kedua sudut matanya dan juga pipinya yang basah. Wanita itu menggelengkan kepalanya, "Tidak. Tidak. Aku tidak boleh berpikir negatif. Aku harus percaya pada suamiku."

Xerin mencoba mengulas senyum. Wanita itu berusaha menyemangati dirinya. Pagi hari harus diawali dengan semangat dari seorang istri sekaligus ibu. Xerin lantas turun dari ranjang. Memunguti pakaiannya dan juga pakaian sang suami yang berserakan di lantai.

Xerin mengenakan kembali pakaiannya tadi malam kemudian berjalan menuju keluar kamar ke kamar yang berada di samping kamarnya. Barangkali Chanyeol tertidur di kamar itu. Namun, saat wanita itu membuka pintu kamar itu, ia tidak menemukan sang suami.

Xerin menggigit jari telunjuknya, "Apa Chanyeol pergi ke kantornya ya?"

Rasanya tidak memungkinkan jika Chanyeol pergi ke kantornya di hari libur begini. Xerin lantas melangkah keluar dari kamar tersebut.

Xerin berpikir barangkali suaminya punya urusan mendadak di kantornya. Xerin menutup pintu kamar kemudian melirik jam dinding guna melihat waktu.

"Ah iya, Jaemin sedang berada di luar kota."

Xerin memutuskan untuk menuju ke kamar sang putri. Setibanya di depan kamar Hana, Xerin merapikan penampilannya sebentar agar sang putri tidak curiga terutama wajahnya yang barangkali sedikit sembab.

"Hana... Sayang... Ini Mama... Bangun... Sudah pagi lho..."

Xerin mengetuk pintu kamar Hana. Yang pertama tidak ada respon. Biasanya, Hana sudah terbangun dari tidurnya. Menyambutnya di depan pintu kamar dengan senyum merekahnya. Namun, kali ini tidak ada respon dari putrinya. Xerin kemudian mencoba mengetuknya kembali. Tetap tidak ada respon. Xerin mengernyit heran. Apa putrinya sangat nyenyak sekali tidurnya?

"Apa Hana sakit ya?" gumamnya. Xerin memegang kenop pintu dan memutarnya lalu mencoba untuk mendorong pintu tersebut. Namun tidak bisa, pintu kamar sang putri dikunci dari dalam. Xerin lantas panik. Hana tidak pernah mengunci kamarnya.

"Hana! Sayang! Hana ada di dalam?!"

Xerin memanggil nama sang putri dengan panik sembari memukul-mukul pintu kamar Hana.

"Ha—!"

"Tck! Jangan berisik! Hana masih tertidur."

Dan terkesiap saat mendapati satu decakan kesal dari sang suami yang ternyata berada di dalam kamar Hana. Putri mereka.

Chanyeol berdiri tepat di depan Xerin. Pria itu menatap sang istri dengan satu mata yang masih terpejam sembari menggaruk-garuk surainya dan juga keadaan tubuh pria itu yang hanya bertelanjang dada.

"Chan, kau tidur disini?"

Chanyeol membuka satu matanya yang terpejam. Menguap sebentar dan menjawab pertanyaan dari Xerin dengan gumaman malas.

Xerin tidak memberikan respon. Wanita itu tengah berkutat dengan berbagai pemikiran yang ada di dalam otaknya. Terutama pemikiran negatif yang mulai mendominasi. Chanyeol tidur di kamar Hana dan pintu kamar dikunci lalu pria itu tidur dalam keadaan telanjang dada.

"Kau mencurigaiku? Ada yang salah? Aku hanya ingin tidur dengan putriku sendiri."

Xerin menggeleng cepat, "B-Bukan begitu Chan. Aku ta—"

"Ah! Sudahlah! Jangan mengganggu Hana. Biarkan dia tidur. Minggir." Chanyeol berlalu begitu saja. Xerin terhuyung karena pundaknya yang sedikit tersenggol oleh suaminya. Wanita itu menatap nanar sang suami yang mulai menjauh.

Xerin menghela napas dalam dan menghampiri sang putri yang memang masih terlelap. Wanita itu mendudukkan dirinya di tepi ranjang milik sang putri.

Mengecup kening sang putri lantas berkata dengan nada penyesalan,

"Maafkan Mama ya Sayang... Karena kecerobohan Mama waktu itu, Hana harus jadi seperti ini."

"Eung...? Mama?"

Xerin tersentak saat merasakan genggaman kecil yang hangat menghambur di permukaan telapak tangannya. Wanita itu menoleh dan mendapati sang putri yang terbangun dari tidurnya.

"Eh? Hana sudah bangun? Ayo sini Mama peluk."

Hana memeluk sang ibu dengan kondisi yang masih mengantuk. Xerin mengusap-usap punggung sang putri.

"Mama... Tadi malam Hana bermimpi." Hana berujar dengan suara serak khas bangun tidur. Kepalanya menyandar pada pundak sang ibu.

"Mimpi apa Sayang? Coba ceritakan ke Mama."

Hana mengusak wajahnya pada pundak sang ibu. Bibirnya mengerucut, kelopak matanya mengerjap beberapa kali. Xerin masih menunggu, putrinya itu selalu menceritakan segala hal yang dialuinya padanya. Xerin menerka-nerka barangkali sang putri bermimpi mengenai hal indah. Namun saat mendengar suara sang putri yang sepintas nampak terdengar menyimpan rasa takut. Xerin lantas terdiam.

"Ada bayangan dengan badan yang besar tidur dengan Hana Ma. Lalu, bayangan itu menggigiti semua badan Hana."

Tadi malam itu, Chanyeol tidur dengan Hana 'kan? [...]

DANGEROUS LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang