08

5.7K 225 13
                                    

Chanyeol mengulas senyum manis, menoleh ke samping setelah beberapa saat yang lalu pria itu baru saja mengirim pesan berisi pujian pada sang istri yang menjalankan peranannya dengan amat baik sekali dalam melakukan seluruh titah yang diberikannya.

Kedua iris hitam kelam miliknya memandang presensi lainnya yang masih terlelap nyaman tepat di samping sisi ranjang. Menelisik wajah sang putri dengan lamat, mengagumi dan mendamba penuh bagaimana kedua rona yang masih menempel dengan jelas pada kedua pipi gembil milik sang putri. Kembali merapatkan tubuh telanjangnya pada tubuh sang putri yang juga sama-sama dalam keadaan tidak mengenakan kain apapun.

Menaruh hidungnya pada bongkahan daging menggemaskan penuh rona itu, sedikit mengusaknya sebab Chanyeol sungguh dibuat tidak tahan ketika melihatnya sementara jemarinya bergerak nakal menelusup masuk pada selimut yang membalut tubuh sang putri hingga membuatnya terganggu dan mengeluarkan sebuah rengekan rintih yang halus, "Eungh-?"

Tersenyum puas tatkala mendapatkan respon yang diharapkannya dari sang putri yang kini mulai mengerjap pelan. Kelopak matanya spontan terbuka. Chanyeol suka sekali. Bagaimana kedua irisnya yang besar, berbinar penuh menatapnya dengan sayu saat jemarinya menelusuri pangkal pahanya dengan perlahan.

"Pa-Eungh?"

Rintihan menyedihkan yang terdengar seperti permohonan untuk terus disentuh. Juga semburat rona merah muda yang tersampir indah pada kedua bongkahan gembil tersebut. Chanyeol menjauhkan wajahnya sedikit, guna melihat lebih jelas bagaimana wajah sayu penuh rona tersebut memandangnya.
Chanyeol menyahut pelan dengan suara berat miliknya, "Hmm-? Apa sayang-?"

Hana menggeleng pelan, tubuhnya mendadak lemas dan bibir kecilnya melenguh pelan saat kedua pangkal pahanya menjepit telapak tangan sang Ayah yang berusaha menelusup lebih jauh menuju pada area pribadi.

Damn-lihat bagaimana wajah sialan Chanyeol saat tangannya yang ada di bawah sana memaksa membuka kedua pangkal putrinya untuk memberinya akses lebih jauh lagi. Masih di daerah pangkal pahanya, jemari Chanyeol bergerak dan menari-nari dengan nakalnya dan sukses membuat Hana menggerakkan kakinya sedikit gusar.

"Papa."

Wajahnya memandang sayu pada Chanyeol yang balik menatapnya dengan satu garis senyum manis nan picik. Perutnya terasa menggelitik hebat. Kedua irisnya sedikit mengeluarkan air mata lantas memanggil Chanyeol dengan kepayahan, "Papa, chuby Hana terasa sakit Pa."

Dan itu cukup sukses membuat jemari Chanyeol berhenti menari-nari pada pangkal paha putrinya. Hana menghembuskan napas perlahan, masih berusaha mengatur napasnya yang tadi sempat tidak teratur lantas kembali menatap wajah sang Ayah yang tepat berhadapan dengannya.

Chanyeol menjauhkan telapak tangannya dan menariknya kembali.
Hana meringis kecil sebab gadis itu baru saja merasakan efeknya sekarang. Gadis itu tidak mampu lagi membendung air matanya tatkala rasa sakitnya semakin menjadi-jadi di area pribadinya.

"Papa. Chuby Hana rasanya sakit sekali Pa," gadis itu terisak pelan.
Pria itu buru-buru menarik sang putri dalam dekapan. Mengusap punggungnya dengan perlahan dan berbisik, "Shht-Sayangnya Papa jangan menangis. Sini Papa cium, supaya sakitnya hilang."
Dan serbuan kecupan di dapatkan gadis tersebut hingga sukses membuatnya terkikik saat merasakan sensasi geli yang ditimbulkan dari kedua bilah bibir sang Ayah yang menyerang seluruh wajahnya tanpa ampun. Hana tertawa kecil, dan rasa sakit yang ada di area pribadinya cukup berkurang dari sebelumnya.

"Sekarang bagaimana, masih sakit?" pria itu bertanya.

"Masih Pa, tapi tidak terlalu seperti yang tadi," jawab gadis itu.

Sepersekian detik lamanya, Chanyeol dan Hana saling bertukar pandang. Sementara sang putri memandangnya dengan kedua iris yang mengerjap penuh kebingungan lain halnya denga pria tersebut yang justru memandangnya dengan penuh mendamba.

Chanyeol telah salah besar. Mengenai gairah yang ada pada dirinya ini. Gairah berbahaya ini. Gairah yang menjerumuskannya pada kubangan dosa. Secerdik apapun rencana yang sudah disusunnya untuk menyingkirkan seluruh penghalang bagi dirinya, tentu saja pria itu tidak bisa selalu menyembunyikan dosa yang telah diperbuatnya sebab gairah berbahaya ini sewaktu-waktu dapat menjadi sebuah bumerang untuk dirinya sendiri nanti. [...]

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 25, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DANGEROUS LUSTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang