"Tae, ini rumah siapa?" Ujarnya menatap bingung kearah bangunan yang ada di hadapannya.
"Tentu saja rumah kita, turunlah."
Tak mau membuag waktu lagi, irene keluar dari audi hitam milik suaminya dan segera membawa koper miliknya. Berlari kecil megejar Taehyung, yang kini sudah berjalan jauh didepannya.
Irene sungguh tak sabar untuk melihat rumah baru yang akan ia tinggali bersama Taehyung. Meski tak sebesar rumah milik kedua orang tuanya, tapi Irene senang karena Taehyung telah menyiapkan semuanya.
Matanya tak henti-henti memandang takjub bangunan dihadapannya, ditambah dengan taman minimalis dimana banyak bunga yang bermekaran disana.
Taehyung yang sadar jika Irene tidak ada dibelakangnya, refleks berbalik keluar. Dan benar saja, ia melihat istrinya tengah duduk memgamati bunga-bunga itu.
Ia menarik nafasnya pelan, lalu berjalan menghampiri istrinya.
Jika diperhatikan lagi, istrinya ini amat-amat begitu cantik. Mungkin bunga saja kalah dengan kadar kecantikan yang dimilikinya. Pikirnya jujur.
"Kau suka ?"
"Hmmm.." Jawabnya tersenyum.
"Kau bisa merawatnya, jika kau ingin."
"Benarkah?" Tanyanya antusias.
--------------
Pagi-pagi sekali Ummi memarahiku karena aku pulang larut semalam. Meski aku sudah menjelaskan bahwa aku sudah dewasa, lagi pula ia pulang larut karena undangan temannya setelah acara pernikahan Eonninya."Kau Selalu saja membuat Ummi khawatir, Rosali" Ujar Ummi lirih.
Aku menjadi merasa bersalah karena menyebabkannya khawatir, aku memegang kedua lengannya lembut.
"Ummi, kau tak perlu khawatir. Buktinya, saat ini aku baik-baik saja." Kata Rosali mencoba menenangkan Ummi nya agar tak perlu khawatir lagi.
"Apa maksudmu? Selama ini kau berkuliah di Indonesia. Dan jelas kamu belum mengenal bagaimana Korea, sayang. "
Ummi menatap penuh sayang Rosali, juga jemarinya mengusap lembut kedua pipinya. "Jelas Ummi perlu khawatir sayang. Kau adalah anak gadis Ummi, mana bisa Ummi tidak mengkhawatirkanmu." Sambungnya tersenyum lembut.
Tiba-tiba sesosok pria tinggi tegap masuk ke kamarnya, matanya menatap Rosali tajam. Menghentikan perdebatan kecil anatara putri dan Umminya.
"Memang kau sudah dewasa Rosali, tapi wajar saja jika ummi menghawatirkanmu." Kata Ayah tersenyum kecil.
Entah kenapa Rosali bernapas lega setelah mendengar perkataan Ayah nya, tentu ia sangat cemas ketika melihat wajah Ayahnya. Yang masuk ke kamarnya dengan tatapan yang tajam yang mengarah kepadanya.
"Iya" Jawab Rosali sedikit ketus dan tak lama kemudian tersenyum.
"Baiklah? akan Ummi buatkan sarapan untukmu, Rosali. Tunggu sebentar." Kata Umminya sambil berlalu ke arah dapur.
Rosali menganggukkan kepalanya seraya tersenyum kepada Umminya yang cantik.
-----------------
Setelah menyelesaikan memasukkan baju-bajunyu dan merapihkan sedikit rumah barunya agar lebih rapih kembali, ia meregangkan otot-otot tubuhnya sejenak.Melepas rasa penat yang melandanya beberapa hari ini…
Lalu ia menoleh ke tempat suaminya berada; disana terlihat Taehyung tengah bersantai duduk di sofa sambil memainkan Smartphonenya.
Sejak dihotel suaminya tak pernah lepas dari gadgetnya, bahkan ia mengabaikan dirinya.
Dia berjalan menuju dapur dan membuka kulkas. Bibirnya melengkung indah saat isi kulkas- terisi penuh lengkap sayur-ikan- dan berbagai minuman dan makanan ringan. Ternyata suaminya sudah menyiapkan semuanya dengan sangat matang.
Tak menunggu lama, Irene mengambil dua kaleng minuman dan beberapa makanan ringan untuknya dan Taehyung.
Irene mengambil tempat di sebelah sofa Taehyung, ia sengaja tak duduk di sofa yang sama karena akan terasa aneh nantinya.
Irene membukakan kaleng itu dan menyodorkan kearah Taehyung.
Taehyung menerima minuman itu tanpa, menatap sang empu. Ia lebih fokus kearah tabletnya. Yang membuat irene sedikit memanyunkan bibirnya- kecewa.
"Apa tidak ada yang ingin kau katakan?" Tanya Irene tiba-tiba dengan senyum menghiasi wajahnya.
Matannya sekilas melirik gadis di depannya, Irene benar-benar bertanya sesuatu yang ia tak perlu ia jawab.
"Bukankah selama ini kau terkenal dengan image artis yang dingin- Ice Princess. Lalu kenapa kau begitu bawel, itu sungguh mengganggu."
Deg
DegIa meremas roknya, menatap mata hitam suaminya lekat. Perkataan Taehyung benar-benar membuat hatinya mencelos.
Apakah pertanyaan itu harus dipertanyakan? Jelas saja itu berbeda dengan aku, itu hanya sebuah tuntutan agensi. Lagipula aku seseorang pemalu didepan publik. Pikirnya sedih.
Irene hanya mengangguk kecil, mencoba memaklumi kondisi yang ada. Ia sadar jika mereka baru mengenal, jadi ya... wajar-wajar saja.
"Maaf..." itulah yang mampu Irene ucapkan saat ini, awalnya ia tak mampu membuka sedikit saja suaranya. Tapi mungkin ini memang salahnya, karena ia terlalu mengangganggunya.
Tak ingin berlama-lama duduk dihadapan suaminya, Irene berdiri meminta izin untuk shalat dzhur. Meski itu hanya alasannya belaka, karena mungkin ini belum waktunya.
Taehyung menarik nafasnya kasar, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang sangat panjang.
ㅡ
ㅡㅡㅡㅡㅡ

KAMU SEDANG MEMBACA
Terjebak Rasa
RomanceKehidupan yang tak pernah aku bayangkan sebelumnya, membuat luka yang semakin dalam. Seakan tuhan tak pernah adil dalam hidupku. . . Maafkan aku, nyatanya aku tidak bisa melepaskanmu. Memang terdengar egois, karena aku kau selalu harus berpura-pura...