•••••System starting....
•••••
Jika nantinya kita tidak dapat bersama. Kumohon, jangan pernah menjauh lagi dari diriku. Aku sangat benar-benar menyayangimu.
•••••
Doyoung menghembuskan nafas lelah. Entah sudah yang keberapa kalinya, namun tumpukkan kertas yang ada di depannya membuat ia harus menguraskan banyak tenaga.
Ia memijat kepala sesekali sembari berpikir bagaimana jalan keluar dari permasalahan yang dia hadapi.
Berkas-berkas itu, bukan sembarang kertas biasa. Melainkan data-data identifikasi korban penembakkan yang terjadi di daerah Gangnam beberapa hari lalu.
Lelaki usia 23 tahun itu menggeram. Tidak, tidak bisa ia biarkan. Mau sampai kapan ia harus bersabar menunggu keputusan dari Taeyong --sang pembuat onar yang kerjanya hanya menghamburkan uang dan menghabiskan waktu di bar itu?
Apa harus keluarga Nyo habis tak bersisa lalu bangkrut, baru Taeyong mengeluarkan keputusan?
Sebagai laki-laki yang lahir dari keluarga pengabdi keluarga Nyo, tentu saja ia tidak bisa membiarkan ini terjadi.
Doyoung mungkin bisa mengendalikan semuanya. Dengan bantuan para atasan, sudah pasti ia akan menang jika Taeyong menuntutnya nanti.
Tapi mau bagaimana pun. Taeyong adalah sang pewaris tahta. Semuanya akan kembali pada Taeyong. Dan juga sudah menjadi tradisi, agar menghormati segala keputusan sang pewaris.
Doyoung mengacak rambutnya frustasi. Dia benar-benar tak habis pikir, bagaimana Suho -- kakak tiri Taeyong, memberikan jabatannya pada adiknya yang kerjanya saja hanya bermabuk-mabukkan bersama jalang-jalang disana.
/Kriiiiing. . ./
"Halo?"
"Maaf, dengan teman dari. . . Oh! Lee Taeyong, benar?"
"Iya, ada apa?"
"Oh, mian mengganggumu. Tapi temanmu pingsan di depan kafeku. Bisakah kau membawanya pulang? Ini sudah hampir larut malam, dan aku harus segera kembali kerumah."
Lagi-lagi, ia mendengus sebal.
"Kirimkan alamatmu Nona. Aku akan segera menjemputnya kesana. Tolong jaga ia sampai aku datang."
"Ah, baiklah kalau gitu. Akan aku tunggu. Terimakasih tuan."
Panggilan telpon berakhir. Doyoung segera merapikan berkas-berkasnya dan kembali untuk pulang. Ini sudah larut malam, ia juga membutuhkan istirahat. Tentunya untuk besok yang pastinya Taeyong akan membuat ulah lagi.
Setelah menerima pesan dari nomor yang menelponnya tadi, Doyoung langsung pergi dari singgasananya.
• Mafia In Love •
"Permi-- Euncha?"
Gadis dengan rambut sebahu itu menoleh ke asal suara. Matanya terbelak kaget. Mulutnya seakan bungkam seribu bahasa begitu Doyoung memanggilnya tadi. Euncha menahan emosinya, mencoba untuk tersenyum manis. Ya, hanya itu yang bisa ia lakukan.
"K-kau ? Sejak kapan kau disini ?" Tanya Doyoung lagi.
Euncha menyunggingkan senyumnya penuh arti, "Ah, annyeong oppa ? Sudah lama kita tak bertemu, ne ?"
Doyoung menghampiri Euncha. Merengkuh gadis berpostur lebih pendek darinya itu dengan hangat. Udara musim dingin seakan menjadi saksi bisu akan pertemuan mereka. Pertemuan yang sangat Doyoung inginkan setelah bertahun-tahun lamanya ia harus kehilangan gadisnya itu.
Dalam hati, Doyoung bersyukur. Akhirnya ia bisa dipertemukan oleh wanita kesayangannya itu, lagi. Di tempat dan waktu yang tidak terduga.
Doyoung melonggarkan pelukannya, menangkup kedua pipi Euncha. "Kau tau ? Aku sangat-sangat merindukanmu. Setiap hari, aku selalu berupaya mencarimu di surat kabar, bahkan hingga menempelkan poster dimana-mana. Aku tau aku gila, tapi aku sangat-sangat mencintaimu. Jadi ku mohon, jangan pernah pergi lagi dariku. Ku mohon."
Hati Euncha mencelos. Doyoung mengatakan semuanya dengan jujur dari hatinya yang tulus. Keduanya sama-sama membendung air mata.
"Menikahlah denganku. Kita akan hidup bahagia. Aku bukanlah laki-laki yang suka kau temui di cafetaria dengan seragam lagi. Jadi, ayo kita mulai semuanya dari awal." Tutur Doyoung lembut menampilkan eyesmile-nya.
Euncha menggelengkan kepala pelan, "Tidak, aku tidak bisa." Doyoung mengangkat satu alisnya, "Kenapa?"
"A-aku sudah menikah. Dan sekarang aku sedang mengandung. Usianya baru 4 minggu." Euncha meneteskan air mata. Menutup matanya erat, enggan bertatapan dengan Doyoung. "Aku benar-benar minta maaf oppa. Aku mencintaimu, tapi aku juga mencintai dia."
Terlambat sudah, harapan Doyoung seakan hampir musnah. Laki-laki berjas itu mencoba tersenyum. Mengusap air mata Euncha yang mengalir di pipi gadis itu.
"Ah jadi begitu. Tidak apa-apa. Semoga anakmu sehat ya."
"Oppa, kumohon, maafkan aku. Hiks, maafkan aku."
"Shhht, tidak apa-apa chagi. Jangan menangis ya?"
"Hey, kalian berdua. Kepalaku sangat pening dan kalian malah bermesraan di depanku."
Atensi Doyoung dan Euncha seketika teralihkan. Taeyong yang semula masih terkapar di sofa, kini merubah posisinya menjadi duduk.
Hampir saja Doyoung lupa dengan tujuannya kesini. Euncha yang tau akan Taeyong sudah sadar, langsung menarik tubuhnya menjauh dari Doyoung.
"Kenapa kalian terdiam?! Ayo bantu aku, dasar bodoh!" Sarkas Taeyong.
Andai saja Doyoung tidak mengingat bahwa Taeyong adalah atasannya, mungkin dia akan meninggalkan laki-laki menyebalkan itu disini.
Doyoung menghampiri Taeyong dengan wajah datarnya, membopong laki-laki itu menuju mobilnya.
"Ah, Euncha--" // "Tidak apa-apa oppa, antar dia pulang. Kita masih bisa bertemu lagi nanti. Lagipula, kau bisa menemuiku disini. Ah iya, kurasa dia demam, jangan lupa memberikan dia obat nee ?"
Doyoung mengangguk paham, lalu menarik kepala gadis berusia 20 tahun itu kedalam dadanya yang bidang.
"Kalau begitu, sampai jumpa." Pamitnya, dan langsung mengendarai mobilnya ditengah jalanan kota yang lenggang.
Pikiran Doyoung berkecamuk. Disatu sisi, ia merasa senang. Menemui wanitanya --kekasih dan cinta pertamanya lagi. Tapi apalah daya, ia tak bisa memiliki wanita itu kembali.
Ya, semuanya terlambat.
Jika saja dulu ia tidak memilih jalan yang salah, mungkin mereka masih bisa hidup bersama. Ya, andai saja.
•~•~•~•~•~•~•
Mafia In Love
827 Words

KAMU SEDANG MEMBACA
Mafia In Love.
Fanfiction---;;🌙 Bagaimana jadinya jika Yoon Euncha (as You) yang sudah menjadi istri kontrak dari Jung Jaehyun --sang pewaris tahta Lion Company, ini bertemu kembali dengan cinta pertamanya --Kim Doyoung?.