ろく| Luka II.

41 8 0
                                    

|•|•|•|•|•|

Beristirahatlah dengan tenang.
Karna permainan yang seungguhnya sebentar lagi akan dimulai, sayang.

|•|•|•|•|•|

Doyoung membuka handphone-nya. Memperhatikan roomchat ia dengan wanita pujaannya yang kini sedang hamil muda itu. Sudah dua hari yang lalu. Semenjak ia mengajak Euncha kembali berjalan bersama setelah kejadian dua hari yang lalu.

Namun, Euncha tak kunjung membalas pesannya. Panggilannya pun menunjukkan bahwa ponsel wanita mungil itu sedang tidak aktif. Kemarin pun, saat laki-laki ini berkunjung ke cafe-nya, ia juga tak menemukan Euncha.

Kemana dia?, pikirnya.

Pikiran laki-laki kelahiran tahun 1996 itu berkecamuk. Apakah Euncha menghindarinya setelah kejadian penembakan kemarin?

Laki-laki itu menggelengkan kepalanya, Doyoung mengenal baik wanita itu. Tak mungkin wanita itu memperlakukannya seperti itu.

Lantas, kenapa Euncha tak kunjung membalas semua pesan atau menerima panggilan telponnya?

Doyoung langsung menyambar jasnya, menghabiskan kopinya dalam sekali teguk. Dan berlalu sambil menyambar kunci mobilnya. Tujuannya sekarang hanya satu, cafe Euncha. Ia harus menggali informasi dari para pekerja Euncha disana.

Mafia In Love •


"Selamat datang di Evelfee, mau pesan apa?" Sapa seorang pelayan disana begitu Doyoung meletakkan jasnya dimeja.

Doyoung menyebarkan atensinya, mencari Euncha disetiap jengkal cafe dengan luas 50x50 m itu. "Dimana Euncha?"

"E-eh? Apakah anda temannya?"

"Ya. Dimana dia?"

"Dia ada dirumahn
ya, Tuan. Nyonya tak pernah kesini lagi semenjak 2 hari lalu."

Doyoung terhenyak. Dua hari lalu? Berarti setelah kasus penembakan itu?

Pria itu menarik nafas, "Kau tau dimana rumahnya?"

"Ehm, anu tuan. Itu masalah pri--"

"Tenang saja. Aku teman dekatnya. Aku takkan macam-macam. Aku hanya. ingin memastikan bahwa sahabatku baik-baik saja."

Detik selanjutnya, pelayan itu mengangguk takzim. Menuliskan beberapa rangkaian kalimat diselembar kertas lalu memberikannya pada Doyoung.

Setelah alamat Euncha berada ditangannya, laki-laki itu langsung membungkukkan badan tanda terimakasih. Lalu pergi meninggalkan cafe itu.

Mafia in Love •

Sudah 15 menit lamanya, Doyoung terdiam di depan unit Euncha. Menunggu sang tuan rumah membukakan pintu untuknya. Tapi tak ada jawaban satu pun.

Ingin rasanya Doyoung melarikan diri. Dikarnakan bau yang kurang menyedapkan sudah tercium dari jarak kurang lebih 5 meter dari depan unit apartemen milik Euncha. Namun, itu tak menghalangi niat Doyoung untuk bertemu Euncha sekarang.

Doyoung terkejut, begitu mendapati kaki kanannya menginjak cairan merah yang berasal dari celah pintu apartemen milik Euncha. Bagai di sambar sesuatu, jiwanya menghilang entah kemana. Perasaannya mulai berkecamuk.

Tak lama, pintu apartemen Euncha terbuka. Doyoung dengan sigap langsung membuka perlahan pintu itu.

Matanya terbelak, mendapati Euncha yang terduduk dengan posisi kepala menyentuh lantai dengan lemas. Belum ditambah dengan darah yang mengalir dari dahi hingga pelipisnya bagian kanan.

Tak mau kejadian lalu terulang kembali, ia buru-buru merengkuh Euncha, menggendongnya ala bridal style dan langsung membawanya kerumah sakit.

Selama di perjalanan, Doyoung menautkan tangan kirinya dengan tangan kanan wanita berbadan dua itu sambil merapalkan doa agar wanita itu selamat.

Entah apa yang terjadi dengan Euncha, ia hanya ingin cinta pertamanya itu selamat.

Mafia In Love •

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 18, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mafia In Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang