た | Istri Kontrak

74 10 3
                                    

•~•~•~•~•~•

Hey, tetaplah menjadi boneka ku yang penurut, atau aku akan membuatmu semakin menderita.

•~•~•~•~•~•










"Aku pulang!" Seru Euncha begitu memasuki sebuah kamar apartemen.

Wanita itu mengedarkan pandangannya.

Tidak ada orang, kemana dia ? Apa ia belum pulang ? Pikirnya.

Setelah memastikan tidak ada orang satupun di apartemennya, ia beranjak menuju kamar mandi. Namun na'as, baru saja ia berjalan kearah kamar mandi, sepasang tangan kekar mengekang tubuhnya. Memutar tubuh wanita itu dan menghantamkannya ke tembok.

Euncha meringis kesakitan. Air matanya jatuh lagi untuk yang kesekian kalinya.

"Hei? Kenapa menangis hm? Apa itu sakit?"

"Jae-Jaehyun oppa..."

"Kenapa hm?" Tanya Jaehyun pelan sambil mengusap pelan pipi Euncha. Membuat sang empu, menggigil ketakutan.

"A-a-aku a-anu..."

Jaehyun mengangkat alisnya, bingung.

"O-oppa, aku harus beristirahat..."

"Kau tidak mau bermain sebentar bersamaku? Aku sangat merindukan tubuhmu itu."

"Tapi a-aku--"/ "Kau tau bukan? Aku benci sebuah penolakkan." Potong Jaehyun cepat dan membanting tubuh gadis itu diatas kasur.

Dan malam itu, kembali ke malam-malam sebelumnya. Dimana gadis itu meringis kesakitan akibat perlakuan suami 'kontrak' nya.

Mafia In Love •

Pagi kembali menyapa. Matahari perlahan semakin naik. Sinarnya membentuk bayangan gedung-gedung pencakar langit di pusat kota. Suara burung yang samar terbalap dengan suara kendaraan yang saling meraung-raung di tengah pusat kota.

Euncha menggeliat. Menyingkirkan tangan kekar milik Jaehyun yang memeluk tubuh polosnya itu. Sedangkan Jaehyun, masih terlarut dalam dunia mimpinya.

Pagi ini begitu kacau. Ia harus berkali-kali menahan perih didaerah yang 'dijamah' Jaehyun tadi malam. Wanita itu memutuskan mengambil beberapa pakaian yang berserakan dan berlalu ke kamar mandi.

Di kamar mandi, ia kembali menangis, entah yang keberapa ratus kalinya. Wanita itu menatap cermis sendu. Melihat wajahnya yang membengkak dan tanda keunguan disekujur tubuhnya.

Nasibnya begitu pilu.

Tidak, ia tumbuh besar bukan untuk ini. Tapi kenapa jalan ini yang harus dilewati? Menjadi istri kontrak 'Jung Jaehyun', sang pemuda yang diidam-idamkan banyak kaum hawa dinegara ini? Belum juga dengan harta kekayaan warisan turun-temurun dari keluarganya yang bisa membuat ia bebas menyuruh orang siapapun untuk bersujud di depannya?

Tidak, Euncha hidup bukan untuk itu.

Wanita berusia 20 tahun itu kini termenung. Mengingat masa-masa awal mereka bertemu. Yang merupakan awal kehidupan neraka dunia bagi Euncha.

Menikah dengan Jung Jaehyun mungkin suatu hal yang sangat menakjubkan. Wanita itu tidak munafik, dia juga ingin membentuk rumah tangga dengan sang pewaris tahta Lion Company itu.

Selain tampan dan juga kaya raya, Jaehyun juga mempunyai attitude yang bagus di depan publik.

Ya, hanya di depan publik.

Selebihnya, tidak ada yang menyangka bahwa Jaehyun, sang iblis yang bersembunyi di balik wajah berparas malaikat itu.

Setelah puas berendam, Euncha berjalan keluar kamar mandi dengan daster rumahan yang telah melekat ditubuhnya itu. Membereskan sisa-sisa kekacauan kemarin dan sibuk berkecimpung di dapur.

Kembali seperti hari-hari sebelumnya, ia harus melakukannya dengan sangat lambat dan hati-hati sambil menahan sakit di seluruh tubuhnya.

Lengannya membopong banyak bahan-bahan masakkan dari lemari pendingin. Tangannya dengan lihai memasak beberapa jenis makanan. Bau semerbak masakkan memenuhi rumah, membuat Jaehyun bangkit dari tidurnya.

Laki-laki berumur 22 tahun itu, bangkit dari tidurnya. Mengambil handuk, untuk melilit tubuh bagian bawahnya. Berjalan mengikuti aroma makanan, yang membawanya kearah dapur.

Ia berdiri menyenderkan tubuhnya di pintu. Memperhatikan wanita yang kini menjadi 'Istrinya' -- ah, atau lebih tepatnya 'istri kontraknya' itu.

"Kau sudah bangun, oppa?" Tanya Euncha yang melirik Jaehyun sekilas lalu sibuk kembali dengan dapurnya.

Laki-laki itu hanya berdeham sebagai jawaban. Selanjutnya ia menghampiri wanitanya itu. Ia melihat jelas tanda-tanda kemerahan disekitar leher Euncha. Mengusap kissmark itu pelan, membuat sang empu berjengit kaget.

"Apa itu terasa sakit?" Tanya Jaehyun.

"A-ah itu, tidak apa-apa. Aku bisa mengobatinya nanti."

"Kalau begitu, siapkan bajuku untuk 3 hari kedepan. Aku akan pergi ke Singapur nanti malam. Kau lebih baik pergi dari apartemen ini. Sebelum eomma tau, jika aku belum mengajakmu bulan madu akhir bulan ini." Ucap Jaehyun dengan nada datarnya.

Apa dia mengusirku?, Batin Euncha.

"Kau paham?"

"A-ah i-iya. Aku akan melaksanakannya." Wanita itu mengangguk paham. Layaknya baru menerima perintah dari sang atasan, ia segera mematikan kompor dan berlari kearah kamar. Namun, baru beberapa meter, langkahnya harus terhenti begitu Jaehyun memanggilnya lagi.

"Aku tau kau sedang hamil. Jangan beritahu tentang ini pada siapapun dulu."

"Dan, kalau bisa, tolong gugurkan saja anak itu. Toh, juga sedikit lagi kita akan bercerai, bukan?"

"Turuti saja perintahku. Tetaplah menjadi bonekaku yang patuh pada majikannya, jika kau tak mau aku menyakitimu lebih jauh, nona Euncha."

Mafia In Love •

Mafia In Love.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang