...
Hinata mengerjap tak mengerti.
Apa yang Sasuke katakan barusan?
Makanan?
Hinata sedang bermimpi?
Apa dunia ini sudah tamat?
Sejak kapan Sasuke mengizinkan seseorang untuk masuk ke dalam rumahnya? Dan parahnya lagi ini adalah Hinata, Hinata yang bukan siapa-siapa!
"Ha-ah?" Hinata tetap diam di tempatnya tak mengerti sembari menatap Sasuke bingung.
Terdengar decakan dari mulut Sasuke. Pria itu berdiri jengah lalu menghampiri Hinata dan menarik gadis itu kedalam Mashionnya. Tepatnya ke arah dapur.
"Kau tahu cara memasak bukan." Sasuke melontarkan pertanyaan, yang terdengar seperti sebuah pernyataan bagi Hinata.
Hinata mengangguk takut setelah mendengar perkataan Sasuke. Melihat hal itu, Sasuke menaikkan sudut bibirnya.
Sangat tipis hingga Hinata tidak menyadari perubahan ekspresi si Uchiha. "Cepat buatkan apapun asalkan banyak tomatnya."
"T-ta-"
"Aku tidak menerima penolakan." Sasuke menekankan pada kalimat terakhirnya dan melesat dari hadapan Hinata sebelum gadis itu kembali memprotes.
Hinata menghela nafas pasrah.
Memang sepertinya Sasuke sedang membutuhkan bantuan Hinata, mungkin itulah alasan logis dari si Bukit Es bisa mengizinkan bulan mendekat padanya.
Hinata berjalan kearah rak dapur, tangan mungilnya terangkat untuk membuka rak itu.
Sreek,
"Hm.. sepertinya Uchiha-san benar-benar menyukai tomat," Celetuk Hinata sambil mengeluarkan beberapa bahan yang diataranya didominasi oleh tomat.
Bukan karena permintaan Sasuke yang menginginkan lebih banyak tomat sehingga Hinata memilih menu utama tomat.
Melainkan memang rak dapur Sasuke amat sangat penuh dengan berbagai macam jenis tomat!
"Apa Uchiha-san suka sup tomat?" Hinata bertanya pada dirinya sendiri.
"Ah, lagipula Uchiha-san bilang, apa saja selagi lebih banyak tomat.." Hinata mengangguk paham lalu segera memulai kegiatan memasaknya.
Hinata melipat lengan pakaiannya sampai ke siku, memakai celemek dan menyiapkan berbagai alat memasak agar bisa segera melaksanakan perintah Sasuke.
.
.
."Huftt, akhirnya.."
Hinata mengelap keringat lega setelah menu masakannya siap. Ia segera menghidangkan makanan itu keatas meja makan dan menatanya serapi mungkin.
"Uchiha-san dimana ya?" Hinata memutar kepalanya untuk mencari keberadaan Sasuke.
"Apa di atas?" Hinata berfikir sebentar lalu ia membalikkan badan, berniat memanggil Sasuke di lantai dua.
Dan,
Bruk,
"Ittai!"
Pantat Hinata sukses mencium kerasnya lantai saat ia tak sengaja menabrak tubuh seseorang di belakangnya.
"Sudah?" Tanya Sasuke yang tiba-tiba saja muncul entah darimana.
Bahkan gunung es inipun terlihat tak ingin meminta maaf karena telah membuat Hinata terjatuh dan malah bertanya hal yang jelas-jelas sudah ada jawabannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Blood
Fanfiction[SasuHina] Ini kisah tentang seorang Hinata, gadis rapuh yang teramat menginginkan cinta di kehidupannya. Si lugu naif, yang terlalu banyak menerima luka dari pahitnya kata romansa kehidupan. Inilah Hinata, walau sudah sakit. Ia selalu menjalani apa...