Mon maap, saya bucin bgt sama mereka :')
Jisung kebangun karna ponsel minho geter dan berdering terus, akhirnya jisung raih dan jisung ngucek matanya dulu sebelum diliat.
Jisung duduk dikepala ranjang lalu alisnya mengerut, "minju? Minju siapa ya– perasaan temennya minho gak ada yang namanya minju." pikir jisung heran.
Jisung adalah orang yang tidak mudah curiga namun mudah cemburu. Jadi berhati-hatilah, minho.
Jisung men-scroll chattan minho dengan wanita misterius ini. Dengan sesekali jisung neguk liurnya, "maksudnya apasih?!"
Tolong beritahu jisung, curiga akan menghancurkan semuanya.
"Oke, kita tunggu sampe pagi" gumam jisung lalu melanjutkan tidurnya dengan perasaan tak tenang.
—oOo—
"Sayang! aku pergi kuliah dulu ya" seperti biasanya, minho akan manja kalau akan berpisah dengan jisung. Entah pergi kemanapun, jika tak ada jisung, jadilah minho seperti ini.
"Hm, hati-hati" jisung hanya mengangguk sambil sibuk membaca majalah. Bahkan jisung tak memperdulikan minho yang sedari tadi memeluknya dari belakang.
"Kok gitu jawabannya? Gak biasa" minho bingung, tapi mukanya sengaja diimutkan agar terkesan lucu.
"Emang mau gimana?"
"Hm, gini iya minho, jangan lupa makan siang ya gitu" minho sedikit ber-aegyo dan sukses bikin jisung sedikit tertawa.
"Lucu banget sih kamu, yaudah hati-hati ya bayiku, jangan lupa makan siang. Mau ujian kan hari ini?" jisung mengusap kepala yang lebih tua dengan lembut, jisung harap semua akan baik-baik saja.
"Iya nih, tapi kalo disemangatin sih gampang ngerjainnya" jadi ini sebuah kode agar jisung menyemangatinya.
"Iya-iya, semangat pacarku" jisung tersenyum hambar, rasa curiga ini semakin mengganggunya.
"Hehe, yaudah aku jalan dulu" minho mengecup pipi, dahi dan bibir jisung tentunya.
"Bye"
—oOo—
Yang jisung takutkan terjadi. Minho terlambat pulang ke apartemen. Ini sudah pukul lima sore dan laki-laki itu belum menampakkan dirinya.
Jisung hanya sibuk melamun hari ini, semoga pikiran buruk itu terbuang. Jisung tak mau hanya karna kecurigaannya malah menghancurkan hubungannya dengan minho.
Ceklek
"Sayang, aku pulang!" minho melepas tasnya dan naik diatas badan jisung lalu mengungkungnya. Memberikan satu kecupan disana dan tersenyum hingga matanya menyipit.
"Udah pulang" kata jisung, namun suaranya mengecil.
"Iya, aku abis bertarung sama ujian. Susah banget lagi, tapi untungnya disemangatin pacar aku, jadi gampang soal begitu doang mah" ucap minho ceria.
Jisung hanya tersenyum bangga dan hambar. Jisung mendudukkan diri dan bersandar di pundak minho, "aku mau nanya, boleh ya?"
Minho mengangguk, "iya ngomong aja, kok serius banget sih jadi makin gendut tuh pipi" minho menusuk-nusuk pipi jisung dengan jarinya.
"By, aku serius"
"Iya apa?"
Jisung merileksan diri dan berlindung dilengan minho, minho memeluknya dari samping.
"Tapi please jangan marah sama aku, aku tanya baik-baik" jisung menggenggam percaya tangan minho.
"Iya babe, what's wrong?"
Jisung menyamankan dirinya, "minju itu siapa kamu?"
"Minju? Oh dia temen sekelas aku. Kenapa?"
"Oh, nggak, gak papa aku cuma nanya"
Minho melirik raut wajah jisung, seperti ada sesuatu yang disembunyikan.
"Ada apa sayang? Cerita sama aku jangan diumpetin. Emang kenapa sama minju?" tanya minho.
"Jadi tadi malem handphone kamu geter, pas aku liat ternyata ada yang nelfon. Namanya minju. Tapi nggak aku angkat, pas telfon mati aku buka isi chat kamu sama minju. Disitu minju bilang, dia mau ketemuan sama kamu. Jadi hari ini kamu ketemuan sama dia jadi lama pulangnya?" jisung mendatarkan nada bicaranya dengan selembut mungkin agar minho tidak tersinggung.
Minho menarik jisung kedalam pelukannya dan memeluknya ditengah-tengah paha minho.
"Minju itu pernah jadi orang yang spesial buat aku–" kata minho.
Jisung sedikit tertegun, dadanya berontak seakan mengamuk ingin keluar.
–tapi itu dulu, sebelum aku kenal bidadari aku yang sekarang. Yaitu kamu. Sekarang kamu itu punya aku dan aku itu punya kamu. Kamu jangan curiga sama aku, karna aku gak mungkin berpaling atau niat buat ninggalin kamu aja nggak.
Jadi aku mohon jangan seret minju kedalem hubungan kita yang sekarang ini. Kan kamu tau aku sayangnya sama siapa sekarang, mama sayangnya sama siapa, papa sayangnya sama siapa. Sama kamu, gembul" minho nyubit hidung jisung gemes, jisungnya cuma manyun-manyun terharu.
"Minju itu.. mantan pacar kamu?" tanya jisung lagi.
"Iya, dulu waktu smp. Kita ketemu lagi di kampus semenjak dua bulan lalu, dia balik ke Korea setelah dari LA" jelas minho, jisung hanya mengangguk paham.
"Jadi pulang terlambat?" jisung ngubah posisi jadi duduk didepan minho.
"Iya aku ketemu sama minju, dia cuma sekedar mau tau kabar aku gimana. Ya aku bilang aku sangat baik, karna yang ngurusin aku, si tupai gembul" minho nyubit pipi jisung sampe jisung ngedongak hampir 2 cm didepan muka minho.
"Aku gak gembul ih! Pipi aku tirus" jisung manyun dan otomatis makin keliatan gemes banget, minho jadi makin sering nguyel-uyel pipi jisung kalo tiap hari pipinya makin melar.
"Tirus apanya? Lumer gini kek air terjun"
"Minho ish" jisung mukul lengan minho trus masang muka bete.
"Utututu, Squirrel aku marah nih? Cayang cayang cayang.." minho memeluk jisung lagi dan menghujani kepala jisung dengan beribu kecupan.
"Ngambek, musuhan dulu"
"Musuhan? Yakin nih musuhan?" minho membuka kemeja nya dengan tatapan mesum dan gigitan bibir bawahnya.
"Minho apasih?!!! Jangan kayak gitu!"
"Ayo, mumpung masih sore"
"Mesum!!"
Tbc