Jangan tertipu sama judul (͡° ͜ʖ ͡°)
"Aaaaa" minho teriak dan ngeliat suasana kamarnya. Sepi dan sunyi. Minho ngegelengin kepalanya, pikirannya kemana-mana.
Minho megang dadanya, jantungnya berdetak sangat cepat. Keningnya penuh dengan keringat. Minho ngelamun dulu dan noleh kesamping kasurnya.
"Jisung..." gumamnya sambil meraba kasur sampingnya.
Nihil, jisung emang nggak ada. Minho bangun dan jalan meriksa ruangan kamar apartemenya. Masih nggak ada siapapun.
"Sung" panggil minho. Keadaan masih sunyi.
Minho terjatuh dan nangis. Minho meringkuk, ini nggak adil. Pikirnya.
"Hiks, jisung!!!" tangis minho bercampur dengan emosi. Sumpah, ini benar-benar nyata.
"Jisung–"
Ceklek
"Minho kamu kenapa sih"
Minho noleh kearah pintu. Demi apapun napasnya seperti berhenti detik itu juga. Figur dengan badan gak terlalu tinggi, pipi gembil dan wajah yang bingung membuat minho masih terdiam ditempat dan menatap figur itu sampai membuka mulutnya.
"Heh, mangap-mangap"
"Jisung?"
"Iya kenapa? Kok kayak asing banget sama aku?"
Laki-laki itu, jisung. Jisung berjalan kearah minho dengan nampan berisi satu potong sandwich dan segelas susu.
Minho? Masih masang muka bloon. Masih nggak ngerti sama semuanya. Tatapan minho ngikutin kemana badan jisung berjalan.
"Sini makan dulu jangan duduk dibawah kayak gitu" kata jisung.
Masih nggak ada respon, karna minho masih bengong. Jisung ngegeleng dan narik tangan minho keatas kasur, "duduk. Makan" jisung nyuapin satu potong sandwich itu ke mulut minho.
Minho ngebuka sedikit mulutnya, tapi lama kelamaan minho malah menangis.
"Lho lho? Kenapa kamu"
"Hiks jisung" minho meluk jisung sampe piring kecilnya hampir jatuh kebawah. Untung tangan jisung langsung megangin piringnya.
"Kamu kenapa, hey? Ho" jisung ngoyak-ngoyak punggung minho. Tapi minho malah ngeratin pelukannya.
"Jangan tinggalin aku lagi, sung. Aku sayang kamu" kata minho sambil nuntun jisung dan duduk diatas pangkuannya.
Sekarang jisung yang nggak ngerti sama minho. Ini minho kurang jatah apa gimana ya, pikir jisung.
"Ho" jisung ngelepas pelukannya dan nangkup pipi minho. Mukanya udah beler trus melas banget gara-gara nangis.
"Jelek" jisung nyubit hidung jisung dan ngecup bibir minho. Mereka ciuman.
Minho meluk pinggang jisung dan nutup matanya. Kapan lagi jisung mau ngasih ciuman duluan.
Nggak lama jisung lepas tautan bibirnya dan ngalungin tangannya dileher minho. "Sekarang cerita, kamu kenapa?"
Minho menunduk dan memeluk jisung, menghirup wangi bayi didada jisung.
"Ternyata aku cuma mimpi"
"Mimpi apa?"
Minho memeluk jisung lagi dan lanjut bercerita sambil menatap si manis.
"Mimpi kalo... Kita pisah dan kamu–" minho ngegantungin ucapannya, jisung makin penasaran.
"Kamu meninggal"
Jisung terkejut, "hah?"
"Aku meninggal? Hahaha" jisung malah ketawa sampe pipinya menggembil sempurna.
"Malah ketawa sih? Kamu nggak tau aku sedih? Kamu nggak liat nih muka aku merah?" minho kesel, lagian bukannya prihatin malah ketawa.
"Makanya jangan suka tidur sore, jadi begini kan"
Minho malah makin sedih. Jisung ini emang ngeselin ya ternyata.
"Oke-oke maaf. Lagian mimpinya aneh-aneh aja sih? Tapi gini ya ho, kalo kamu mimpiin aku meninggal, itu artinya aku bakal panjang umur"
Minho mangut-mangut, "syukur deh. Aku nggak mau ditinggal kamu. Please kita blom punya baby masa udah pisah aja"
Jisung tersenyum, muka minho kalo lagi sedih lucu juga. "Udah-udah jangan dipikirin. Yang penting kan aku masih disini sama kamu"
Minho ngangguk dan meluk si tupai lagi. "Jangan pernah tinggalin aku ya? Janji" minho ngacungin jari kelingkingnya.
"Iya janji sayang" sahut jisung sambil nautin jarinya sama jari minho.
"Udah, aku mandi dulu. Bau nih keringetan" jisung baru mau bangun dari posisi duduknya diatas paha minho.
"Nggak. Kamu nggak perlu mandi, udah wangi. Sini aja temenin aku"
"Aku keringetan, ho. Nggak enak, lengket"
"Kamu keringetan? Yaudah yuk, banjirin aja sekalian"
Jisung ngerutin alisnya bingung, "maksudnya?"
"Jangan pura-pura nggak ngerti. Ayo" minho narik jisung sampe masuk kedalem selimut.
Entahlah, namanya juga minho. Nggak bisa ngontrol nafsunya kalo liat jisung keringetan.
"Akhh–! Minho geli!" jerit jisung dari dalam selimut sana.
Hanya selimut dan kasur yang menjadi saksi bisu sama perbuatan mereka. Duh, jadi pengen jadi selimutnya 🌝
bersambung
Fyuhh, aku nggak tega sama kalian makanya ku kasih bonchap dulu. Hayo gaboleh marah-marah lagi yaa... (づ ̄ ³ ̄)づ
Kemarin sempet liat komen hastag #minsungantikaram, setelah ku pikir-pikir minsung emang nggak pantes buat dikaramin.
Minho be like : "udah ya cintaku. Jangan ngambek, aku janji bakal jagain jisung."