Tok tok
Jisung bangun, langsung deg-degan begitu tau ada yang ngetok-ngetok kamar apartemennya.
Jisung jalan buat ngebukain pintu sambil ngucek mata dengan tangan yang jisung kepal, "iya?"
"Kiriman surat" si kurir ngasih kertas, jisung ambil dan langsung balik lagi ke kamar.
Jisung liat dikertas itu ada tulisan didepannya, to : minho
"Ini buat minho?" gumam jisung sambil berpikir. Kenapa hanya minho? Jadi jisung gak boleh tau?
"Buka nggak—buka nggak" jisung ngitung kesepuluh jarinya buat mastiin, mending dibuka atau nggak.
Jisung mungkin lagi sial, jisung malah mendapatkan kata 'nggak'.
Tapi jisung penasaran, "aish udah lah buka aja" kata jisung.
Jisung baca surat itu dari awal dengan telaten. Membacanya sekitar 2 menit, sukses membuat jisung sedikit curiga dengan minho.
"By—bangun" jisung mengoyak lengan minho dan si kebo cuma meluk jisung trus tidur lagi.
"Ho, aku mau ngomong" jisung cukup serius, minho cuma diem ngelanjutin tidurnya.
Jisung frustasi lama-lama, akhirnya jisung punya inisiatif. Jisung ambil hp nya trus dia buka rekaman, rekaman dimana kalo jisung sama minho lagi ciuman itu ada suara kecipak dan desahan jisungnya.
Minho yang nyuruh, kata minho biar enak kalo dijadiin alarmnya.
Jisung kencengin volume trus dideketin ke telinga minho. "Shh—sung" minho langsung bangun dan ngedapetin didepannya lagi natap minho datar.
"Lho, kok kamu bangunnya subuh banget?" minho ngucek matanya trus bangun dan duduk disamping jisung.
"Bangunnya cuma sama alarm itu ya?! Nakal!" jisung ngembungin pipinya, minho senyum sayu gitu.
"Kenapa sayang? Masih jam empat pagi" minho mulai lagi, minho meluk jisung sampe jisung tiduran di dadanya.
"Nih" jisung ngasih kertas berisi surat itu ke minho, minho ambil. Sebelumnya minho ngucek matanya dulu biar gak blur.
Muka minho mendadak datar, "by gak gitu. Aku gak tau kalo minju tau aku disini"
"Bukan itu yang aku permasalahin" sambung jisung.
"Iya terus?"
"Kamu udah gak ada hubungan apa-apa kan sama minju? Gini deh logika nya, pagi-pagi begini ngirim surat, trus dia tau apartemen kita. Kita lagi di new york lho. Gak mungkin dia tau kita disini" gitu jelas jisung.
Minho sempet diem, "sung—aku—"
"Apa?"
"Ng—please believe me. Aku gak ada hubungan sama minju" sambung minho, sepertinya minho sudah mulai serius.
"Yakin? Trus maksud dari isi surat ini apa? Dia bilang dia di new york karna kamu ngabarin dia pergi kesini. Hm?"
"Babe, dengerin penjelasan aku—"
"Gak tau ah, mau tidur" jisung narik selimut dan tidur ngebelakangin minho. Minho noel-noel pundak sama lengan jisung, tapi si kecil sama sekali gak mau nengok.
"Percaya sama aku, sung?"
"Hey? masih gak percaya?"
"Berisik! Gih lanjut tidur!" kata jisung, kalimatnya sedikit ngebentak gitu.
Minho jadi gak bisa tidur kalo begini, jujur minho tuh takut banget jisung marah.
–oOo–
07.00
"Sayang— masa masih ngambek sih?" minho ngebuntutin jisung dari tadi, sekitar setengah jam ngikutin jisung masak.
"Ayolah percaya.. sama pacar kamu"
"Icung—mamanya aku" minho ngomongnya berlagak kayak anak kecil biar jisungnya mau ngomong.
Minho ngikutin jisung mondar-mandir di dapur, "ck, ngapain sih!" jisung kesel.
"Maaf" minho tertunduk, mungkin emang salah minho ngasih tau alamat apartemen nya ke minju.
"Sana ih, gerah"
"Maafin dulu" minho cemberut ala anak kecil trus ngacungin jari kelingkingnya didepan jisung.
"Iya-iya aku maafin, yaudah sana dulu" ucap jisung waktu udah nempelin kelingkingnya sama kelingking minho.
"Maaci" minho lari keruang tengah.
Minho ngacak-ngacak cemilan yang ada dikulkas, jisung waktu kembali mau ngasih sarapan buat minho langsung terdiem sambil geleng-geleng.
"Astaga lee minho!" jisung naruh makanannya trus ngomelin minho yang lagi duduk dibawah sambil masang muka gak berdosa.
"Kamu ngapain? Kan aku udah bikin makanan, jangan makan ini dulu nanti sakit perut" jisung ambil semua makanan yang berceceran dilantai trus dimasukin kedalem kulkas.
"Jangan nakal!"
Minho cuma senyum sampe matanya menghilang dan ketawa dengan suara andalannya.
Astaga, gak bisa marah. -hjs
"Makan dulu nih" jisung ngasih sandwich ke tangan minho, minho langsung geleng.
"Kenapa? Kok gak mau?" tanya jisung heran.
"Suapin"
Jisung tarik napas trus dihembusin pelan-pelan. Semoga jisung menjadi orang yang tabah.
"Yaudah nih" jisung masukin setengah sandwichnya, tapi minho tetep geleng.
"Bukan gitu nyuapinnya"
"Terus?"
"Gini nih" minho masukin sandwich itu ke mulut jisung, dan dengan cepetnya minho tarik tengkuk jisung biar bibir mereka nyatu.
Perlahan lidah minho masuk kedalem mulut jisung dan ngambil roti itu dengan lidahnya.
"Ayo suapin aku" kata minho. Jisung malah mukul lengan minho pelan sambil nahan malunya. Pipi jisung udah merah.
Tbc