...Selesai hukuman Rio dan Tino melirik ke Raisa yang kebetulan melihat mereka. Raisa tersenyum kearah Tino, Tino pun mengedipkan mata mengisaratkan kalau ini bukan masalah untuknya. Lain halnya dengan Rio yang melirik kearah Tino dan Raisa. Kebetulan Raisa melirik Rio dengan sinis. Rio langsung terkejut "ehh busehhh itu mata ngeliriknya sinis amat ampe mau keluar".
Tino dan Rio masuk kelas masih keadaan sengit. Raisa menunggu dipintu masuk. Rio dan Tino masuk berbarengan.
Raisa : "ini minum dulu, pasti cape kan? ".
Rio : "maka... ".
Ketika Rio mau mengambil minum, Raisa langsung menariknya.
Raisa : "ini buat Tino bukan buat lo".
Tino nyengir kearah Rio. Rio berbisik "BANGSAT". Mengancukan jari tengah kemuka Tino.
Tino tersenyum kearah Raisa.
Tino : "makasih ya?".
Raisa : "iya".
Tino : "lu gak nyiapin untuk Rio, dia kan cowo lu? ".Raisa melirik kearah Rio yang sudah duduk dimeja. Hatinya mulai tersentuh "lah iya kok gue gak ngasih Rio ya, duh bego banget gue. Aturan sekesel apapun gue ke Rio, gue gak boleh begitu. Dia kan cowo gue, sedangkan Tino bukan cowo gue".
Tino mengetok kepala Raisa dengan botol minum "tokkk".
Raisa : "aduh".
Tino : "apa sih yang lu pikirin? Rio? ".
Raisa : "gakkk".Tino mencolek hidung raisa "iya juga gak papa kok, kan dia cowo lu. Udah sana kasih dia minum".
Raisa merasa aneh "nih cowo hatinya kaya gimana sih? Aturan dia itu seneng dong gue lebih milih dia dari pada Rio. Dan justru mengambil kesempatan ini untuk ngerebut gue dari Rio".
Tino : "heii, ngelamun lagi! ".
Raisa : "ahhh. Gak".Tino : "gak usah lamunin gue, nanti lu suka sama gue repot. Hehe".
Raisa : "apaan sih lo! ".
Tino : "kalau lu mau, gue siap kok jadi yang kedua".
Tino tersenyum lebar. Jantung Raisa berdebar kuat. Tino meninggalkan Raisa.
Raisa pun pergi keluar membeli minum tanpa sadar Rio ada dibelakangnya.
Rio : "kamu ada masalah sama aku? ".
Raisa : "nih minum".Rio : "aku gak butuh minum. Aku lebih butuh kejelasan hubungan kita dan hubungan kamu sama Tino".
Raisa : "aku gak ada apa-apa sama Tino".
Rio : "alah, ngeles aja kamu".
Raisa : "kamu kok posesif banget sih jadi cowo? ".
Rio : "kamu bilang aku posesif, kamu aja agresif deket-deket cowo lain. Dasar gatel".
Raisa : "kamu kok kasar banget sih?".
Rio menarik Raisa kepelukannya dengan menggenggam erat tangan Raisa hingga kesakitan.
Raisa : "Rio lepasin, sakit".
Rio semakin keras melukai tangan Raisa. Raisa meneteskan air mata karena tidak menyangka kalau Rio sangat kasar.
Rio : "sakit ya? Terus kabar hati gue gimana? ".
Raisa : "Rio kalo kamu gak lepasin juga, kita putus".
Rio : "wahh udah berani ya kamu mau putusin aku! ".
Raisa : "Rio lepasin".
Ana yang kebetulan lewat mendengar pertengkaran itu dan menguping sambil sembunyi.
Rio : "gak akan, lu harus sampai nangis darah dulu".
Ana berbisik "kok Rio kasar sih, gue pikir dia ganteng luar dalem ternyata gak. Ini gak bisa dibiarin".
Ana keluar sambil mendorong Rio.
Rio pun melepas pegangannya ditangan Raisa.
Raisa memeluk Ana.
Rio : "oh anak baru berani ikut campur ya? Lu mau gue siksa juga kaya dia? ".
Ana : "sadar Rio, dia cewe lu. Gak pantes lu perlakuin kasar kaya gini. Semua kan bisa diselesaiin baik-baik".
Rio : "gak bisa, dia udah berani mutusin gue. Padahal urusan gue sama dia belum selesai".
Raisa : "urusan apa? ".
Ana : "lu gak tau punya urasan apa sama dia? ".
Raisa : "gak ada".
Rio : "denger baik-baik. Gue jadian sama lu itu gak ada rasa. Gue cuma bikin lu ngemis cinta sama gue. Ngemis perhatian, tapi gue muak lama-lama. Lu gak menarik lagi buat gue. Lu gak ada tuh menggodanya dimata gue".
Raisa menyadari itu dan mulai menangis.
Raisa : "jadi ini permainan? ".
Rio : "hahaha, gimana suka sama permainan gue? Lu nangis karena gue. Lu itu suka sama gue kan? ".
Rio dan Raisa saling tatap.
Prakkkkk.
Ana menampar Rio sangat keras hingga bergema dan membuat Raisa kaget.
Ana : "brengsek lu jadi cowo, perasaan cewe lo buat bahan mainan. Hati nurani lo dimana? Belum tentu lu bisa dapet yang lebih baik dari dia".
Rio : "lu berani nampar gue? ".
Ana : "gue gak takut, apalagi sama cowo model buaya kaya lu".
Rio : "lu bakalan nyesel".
Ana : "gak akan. Lu bagi gue cuma sampah masyarakat. Ngotorin dunia aja".
Raisa mengambil botol minum dimeja kantin lalu menyiram air minum kewajah Rio.
Raisa : "KITA PUTUS".
Raisa langsung pergi meninggalkan Rio dan Ana yang masih berdebat.
Raisa menangis sambil berlari dan kebetulan menabrak Tino.
Tino : "duh, Ra lu kenapa? Ada apa dikantin? ".
Raisa langsung memeluk Tino.
Raisa : "No, bawa gue pergi sekarang. Gue mau pulang". (sambil menangis)
Tino : "oke. Oke kita pulang".
Ana melirik Tino. Ana merasa sedikit cemburu melihat Tino dan Raisa.
Ana : "lu liat, Tino lebih punya hati ketimbang lu".
Rio : "basi".
Rio meninggalkan Ana. Ana berdiri sendiri dikantin.
Ana langsung duduk lemas dikursi kantin "duh gue kenapa gini sih, kok hati gue seakan ditusuk-tusuk. Nafas pun sesak".
Kisah percintaan ini semakin kacau, banyak percintaan yang tidak terbalas. Banyak keterpaksaan didalam hubungan. Mungkinkah ini yang dinamakan cinta yang salah. Semua adalah kesalahan, cinta diantara mereka sebuah kesalahan yang disadari. Mereka belum bisa menentukan perasaan mereka pada masa Pubertas.
Namun didalam cerita ini ada satu Cinta Yang Benar. Tapi belum bisa dipastikan.
Apakah cinta itu?
Raisa = Rio/Tino/Rangga
Rio = Raisa/Lala
Tino = Raisa/Ana
Rangga = Raisa/AmelBegitu banyak pilihan.
Menurutmu cinta siapa yang benar?
Menurutmu juga cinta siapa yang salah?Jika kalian benar menjawab, tandanya kalian membaca dengan hati bukan dengan pikiran.
Tunggu episode terakhir ke16 jika penasaran. Stay here gais ♥️
Next..
Tinggalkan jejak ya bintang dan komentar. Sekalian follow aku..
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA YANG SALAH
Roman d'amourSepasang remaja yang sedang mencari jati dirinya hingga bisa melakukan apapun meskipun itu salah.