Six : Destiny

7 2 2
                                    

Perempuan itu hanya terdiam. Melihat bunga lili hitam ditangannya. Dia tidak percaya, saat terbangun ada bunga lili hitam ditelinganya. Perasaannya kalut. Bagaimana bunga lili hitam itu ada padanya? Sedangkan disekelilingnya banyak bunga lili putih. Siapa yang memberikannya? Terbesit satu nama yang ada difikirannya. Tidak mungkin, batinnya.

Bunga lili hitam. Bagai kegelapan menyelimuti disekelilingnya. Seperti malam tanpa bintang. Younghee masih tidak percaya ada bunga lili hitam padanya.

Angin tiba-tiba berhembus kencang, menggoyangkan tangkai bunga lili disekitarnya. Ujung rambutnya bergerak-gerak, debu sedikit mulai berterbangan. Langit seketika menjadi tampak gelap, awan putih yang tadi terlihat kini bergerak menjadi awan hitam.

Younghee mendongakkan kepalanya. Masih teringat jelas, awan hitam itu membawa dewi takdir dihadapannya dulu. Awan hitam yang dulu tidak begitu menakutkan, kini tampak terlihat menyeramkan dimatanya. Angin semakin dingin dan tidak bersahabat.

Mata Younghee membulat, melihat bunga lili ditangannya itu terbang sendiri. Lalu dengan cepat melayang ke arah belakang seakan ada yang menariknya. Sudut mata Younghee mengira, siapa seseorang yang berdiri tidak jauh dibelakangnya.

“Hai gadis cantik, sudah lama ya kita tidak bertemu?” suara lembut itu membuat tubuhnya yang tadi tegang jadi lemas seketika. Suara lembut yang masih tetap sama dengan sepuluh tahun yang lalu. Jika diri kecilnya dulu berhasil luluh dengan suara itu, dirinya yang sekarang tidak akan semudah itu untuk kedua kalinya ditipu.

“Kau tidak lagi mengagumiku ya?” suara itu lagi membuat Younghee merasa jijik. “Kau benar-benar ingin tidak menghiraukan ku?” Dewi itu tersenyum sembari menunggu Younghee berbalik.

Senyumnya berubah menjadi lebih lebar, “Bagaimana perasaanmu terhadap lelaki itu?”

Dinding besi Younghee runtuh seketika mendengar kata ‘lelaki itu’ terlontar dari mulut sang dewi licik. Mendengar itu, Younghee spontan berbalik menghadapnya. Kilatan kesal dari sudut matanya dapat ditangkap jelas oleh dewi itu. Semakin membuat sang dewi ingin kembali bermain-main dengan gadis cantiknya yang kini sudah dewasa.

“Begitu mengejutkanku kau berbalik menatapku tajam seperti itu.” Dewi itu perlahan mendekat, “Dimana gadis cantik yang dulu ku temui?”

Kalimat itu ditangkap  Younghee seperti sebuah ejekan, diperjelas dengan sang dewi yang tersenyum nanar setelah berbicara itu.

Dimana gadis cantik yang dulu ku temui?”

Hilang, pekik Younghee yang ingin sekali meneriakkannya keras-keras ditelinga dewi dihadapannya itu. Gadis cantikmu sudah mati dan berganti jadi monster mengerikan.

“Hahaha…” Sayap hitam dewi itu menjulang lebar dibalik punggungnya. Masih sama seperti yang dulu pernah dilihat Younghee. “Jaga ucapanmu itu, nak. Aku bisa mendengarnya.”

Younghee menyipitkan matanya, menatap dewi itu tidak percaya.

“Kau lihat apa yang ada ditanganku saat ini?” Bunga lili hitam itu bergerak-gerak bagai jarum jam ditangan dewi itu. Warnanya cocok dengan warna sayap dipunggung sang dewi.

“Lihatlah,” Dewi takdir menunjuk bunga itu denga matanya. “Seseorang telah memberikannya padamu.” Matanya bergantian menatap Younghee tajam. “Kau tau dia bilang apa?”

Curse in DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang