Hawa Penasaran

24 2 0
                                    

PENASARAN...

Itulah yang menjadi alasan pertamaku. Mendengar namanya menjadi topik pembicaraan yang hangat diperbincangkan. Namanya banyak disebut oleh para penghuni gedung sekolah ini. Terlebih ketika ia resmi menjadi ketua ekstrakulikuler keagamaan di sekolahku.

Kepindahanku yang baru saja enam bulan berlalu, terbesit rasa penasaran tentangnya. Kawan sekelasku begitu mengastu-astukan dirinya. Entah apalah sebabnya. Entah pertemuan pertamanya yang tak sengaja dalam ekskul yang sama, atau moment lain yang menurut dirinya berharga. Jujur aku tidak tahu menahu tentangnya. Namun, hanya mendengar namanya rasanya telingaku terobsesi. Walau belum pernah melihatnya secara langsung.

Entah pembicaraan kawan-kawanku mengenainya selalu bisa membuatku memperlihatkan hawa kepenasarananku. Terlebih jika mereka mendramatisir keadaan. Aku selalu menjadi pendengar yang baik. Hanya bermodal penasaran. Aku hanya ingin tahu seberapa banyak keistimewaan dia, sehingga mampu menarik simpati banyak orang.

Misalnya, teman sekelasku. Khansa.
Ia jatuh hati pada lelaki itu. Ia membuat pernyataan jikalau ia suka padanya saat mengikuti jambore camp yang diadakan di Lembang, Bandung, Jawa Barat.

Menjadi seorang ketua ekskul keagamaan, pastilah ia Arif sekali. Terlebih lingkupnya pun bukan hanya satu sekolah. Tapi ia memegang ekstrakurikuler satu kabupaten. Tentu namanya akan dikenal oleh semua orang. Ekskul yang membesarkan namanya.

Jujur, selama enam bulan ini aku tak pernah berjumpa dengannya. Entah karena luasnya sekolah ini dengan ribuan siswanya atau memang aku yang belum berkecimpung dalam dunianya.

Ingin rasanya aku mengikuti jejaknya di ekskul yang sama. Hanya saja belum ada cukup keberanian, padahal kawan-kawanku sudah menyarankan agar aku mendaftarkan diri menjadi anggota. Sayang, aku malu. Dan aku belum seberani Khansa, Hulwah, atau pun Marina pun kawan-kawanku yang lain.

Tak lama dari sini, banyak kabar burung bertebaran. Isu-isu hoaks bersebaran. Dengan mengatakan bahwa lelaki itu dekat dengan seorang gadis cantik pun itu salah seorang keanggotaan di ekskul yang sama. Hulwah. Mungkin mereka cocok.

...


"Tsana! Jadi ikut gak pendaftaran keanggotaan baru?"
Ujar temanku yang tiba-tiba duduk dihadapanku.

"Nggak tahu tuh!"

"Lho kok gak tahu sih?"

Aku hanya diam bertopang dagu membuang muka keluar jendela. Sesaat aku tidak mendengarkan perkataan Marin. Mataku sibuk memandang anak-anak kelas sebelah tengah main futsal. Telingaku sengaja ku buat tidur dengan merdunya melodi-melodi Indah dari  headsetku. Mataku ikut tenggelam dalam lipatan pelupuk mataku. Terbawa suasana akustik.

"Hey!! Bangun  tukang tidur! !" Ujar Marin kesal mengguncang tubuhku.

"Jadi dari tadi kamu gak dengerin aku ngomong ya?" Tambahnya seraya melipat kedua tangannya. Ditambah cemberut yang terlukis di wajahnya. Aku tersenyum melihat mimik wajahnya seperti itu.

"Dih, malah senyum-senyum!!" Ujarnya nyinyir.

Aku sama sekali belum menanggapinya, hanya melakukan gerak tubuh yang sama seperti kedatangannya tadi dengan memandangnya sedikit lebih serius.

"Jadi apa yang kamu bicarakan tadi?" Ujarku sedikit menggodanya.

"Hmm... kamu jadi ikut gak pendaftaran anggota baru ekstrakulikuler keagamaan?" Ujarnya terlihat meyakinkan. Aku masih menanggapinya dengan diam.

"Sayang lho masa sekolah gak diisi dengan kegiatan organisasi. Ikutan yuk? Lagian kak Gemara bakal lulus tahun depan. Jadi ini satu rotasi terakhir dalam keorganisasiannya!" Tambahnya.

Tunggu. Apa maksudnya satu rotasi terakhir?
Bakal lulus tahun depan? Apa maksudnya? Apa sebenarnya Gemara Nuhad itu kakak kelasku? Dia dua tahun lebih tua dariku. Aku pikir dia satu angkatan denganku.

Mataku tak berkedip selama tiga detik. Nafasku lepas terhenti lima detik.

"Aku jadi ikutan kok!!"

"Serius??"

"Iya, aku udah pikirin matang-matang kok!"

"Ya sudah, aku mau kembali ke ruang ekskul dulu. Soalnya ada rapat. Kamu boleh pulang duluan." Ujarnya senang matanya berkaca-kaca seolah menemukan barang berharga dalam hidupnya.

Ia lari terbirit-birit seakan dikejar monster yang selalu meneror di mimpinya.

Setelah informasi yang kudapat seminggu lalu dari Marin, mengenai pendaftaran anggota baru yang akan diadakan di acara Islamic Sunday.

Aku buru-buru mengambil kesempatan itu.

...

∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞


*Ruang Author 

Hayohhh... pernah gitu gak? Suka sama kakak kelas? Pernahkan? Gak papa kok gak usah malu kalo suka. Toh rasa suka itu kan hakiki. 

Terima kasih sudah berkunjung. Kritik dan saran juga votenya ditunggu ya.

Next  part selanjutnya. Love you 😘😘

ナム ケ    ケ モ ワ   ナム ケ   ち ム ソ (Dimana Cinta Harus diawali Dengan Perkenalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang