Tak Sedingin Ice Cream

1 0 0
                                    

Vanila,
Sang penjejal indra pengecapku.
Ditambah saus strawberry penambah cita rasa, sensasi dingin penggoda mata  juga gumpalan marshmallow yang memanjakan lidah. Itu ice cream pertamaku.

Kak Gemara bilang 'anggap saja itu permintaan maaf karena telah mendiamkan pesanku'.  Lucu rasanya, jikalau melihatnya kesana.

Pagi ini aku pergi ke supermall Bandung, berdua dengan kak Gemara. Pergi berdua atas ajakannya yang berasa kejutan.

Aku tidak bisa menolak, karena memang jauh didasar lubuk hati. Aku menginginkannya.
Tapi perlu diingat, tak ada maksudku berkhalwat dengan kak Gemara. Hanya saja aku kurang enak jika menolak ajakannya.

„„

Menikmati ice cream yang sama.
Memandang langit yang sama.
Bernafas di detik yang sama.

„„


Adakalanya, aku ingin moment ini selalu ada.
Bukan sebatas skenario yang akan berujung, dan disambung naskah yang lain.

Duduk berjarak dengannya tak masalah. Asal hanya dengan melihatnya terus, aku senang. Terlebih rasanya aku ingin membahagiakannya bukan hanya sebatas adik kelas atau rekan lama seorganisasi.
Aku ingin membahagiakannya sebagai kekasih halal.

...

"Kak?"

"Hmm!"

"Apa kakak pernah jatuh cinta?"

"Maksudnya??"

"Ya pernah menaruh rasa gitu ke temen atau siapa gitu!"

"Pernahlah, orang kakak masih normal!"

Aku hanya mengangguk-angguk, diam tak menyahut. Rasanya aku bakal keceplosan ngomong apabila aku keterusan.

"Ada apa emang?" Tanyanya memancingku. Posisi tubuhnya kini berubah menhadapku.

"Ada yang suka loh sama kakak!"

Dia diam. Ia tak melihatku hanya melahap ice creamnya yang tinggal separuh. Gestur tubuhnya seakan mengatakan 'Ayo lanjutkan!!'

"Kakak gak ingin bertanya siapa?" Ujarku sedikit kesal karena ia tak menyahut pembicaraanku.

"Siapa?"

"Temen aku!"

"Tahu darimana? Jangan-jangan pada sering ngomongin kakak ya?"

"Yey, Suudzon! "

"Terus?"

"Iya kira-kira reaksi kakak gimana, ini penting loh. Tajuknya aja 'ada yang suka sama kakak?"

"Siapa emangnya?"

"Ada deh, nanti kalo aku sebutin namanya kakak ke-GR-an lagi!"

"Ya alhamdulillah!" Ujarnya singkat, memoles senyum di wajahnya.

"Alhamdulillah?? "Sahutku bingung.

"Iya alhamdulillah, masih ada yang suka kakak!"

"Ya adalah kak, banyak!"

"Misalnya? "

"Aku!!"

Karena banyak nyerocos akhirnya panah lisanku keluar. Berasa menggigit lidahku. Rasanya bola mataku keluar. Pair jantungku berdebar kencang berbeda dari menit yang lalu.

ナム ケ    ケ モ ワ   ナム ケ   ち ム ソ (Dimana Cinta Harus diawali Dengan Perkenalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang