Tak Kenal Tak Sayang

6 1 0
                                    


Acara di Islamic Sunday ini sukses menarik minat umum. Bukan hanya kalangan anak sekolah saja, tetapi masyarakat umumpun banyak yang ikut berpartisipasi dalam acara ini. Acaranya luar biasa, meriah dan penuh kejutan.

rangkaian acaranya terkonsep dengan baik. Isinya beberapa motivasi dari para motivator handal dan ternama, kurasa acara ini memberiku hawa positif dan pencerahan. Rasanya aku seperti hidup kembali. Hidup  lebih baik daripada biasanya.

Saat aku mengotak-atik ponselku. Telingaku seakan ditarik paksa ketika mendengar nama yang menjadi sorotan. Mataku hidup berlari mencari-cari kehadirannya. Begitu mataku menembak sosoknya yang langsung kuabadikan dengan lensa mataku, menyimpannya dalam sebaik-baiknya ingatan.

Gemara Nuhad, lelaki yang akhir-akhir ini menyumbat pikiranku. Baru kali ini aku melihatnya secara langsung.  Memang benar simpatinya luar biasa. Gagah nan Arif. Terlintas sosok jenaka dalam dirinya. Ia tampil dengan jubah hitam, sepintas seperti geng akatsuki di anime Naruto. Kupikir penampilannya akan alim. Bersarung, bersorban ataupun berpeci.
Aku tersenyum melihatnya. Dia tak sealim yang kubayangkan.

"Apa kabar semuanya??" Sapanya hangat mencairkan suasana.

"Alhamdulillah, luar biasa, harus lebih baik, allahu akbar!"  Sahut kami semua.

"Alhamdulillah, hari ini kita bisa berkumpul ditempat yang insyaallah dirahmati oleh allah dalam keadaan sehat wal'afiat.
Oke kawan-kawan. Sebelumnya apakah sudah ada yang tahu nama saya?" Ujarnya menarik perhatian publik.

"Belumm!!" Jawab beberapa orang

"Wahhh!! Coba sebelah sini?"

"Belum tahu!!"

"Wahh, Belum pada tahu ya? gawaat kalo begitu! Pepatah juga mengatakan tak kenal maka tak...??" Ujarnya seperti mengajak berbincang dengan anak-anak.

"Sayang!!"Jawabnya serentak.

"Kurang tepat!!" Ujarnya berkacak pinggang. 

"Masa mau sayang sebelum kenal, hayo kira-kira apa??" Tanyanya pada khalayak umum. Panitia yang terlihat terkekeh kecil.

"Tak kenal maka ta'....??"

"Ta'aruff!" Sahut kami serentak dibarengi tawa yang menggunung.

"Nah itu, kalo udah ta'aruf baru ini!"

Ia menampilkan beberapa huruf katana

'ナム ケ    ケ モ ワ   ナム ケ   ち ム ソ'.

"Yang bisa nebak cerdas nih!"  Ujarnya menawarkan.

Aku begitupun peserta yang lain bingung,  entah bagaimana mengartikan huruf katakana.

"Ya sudah! Jikalau tidak ada yang dapat membacanya dibuat PR saja ya!" Ujarnya terkekeh.

Ia melanjutkan sambutan sebagai ketua pelaksana, dalam sambutannya ia menyampaikan sejuta pesan dalam deklamasinya yang  bertalu-talu dimana  memekarkan semangat para pemuda/i.

Lagi-lagi sosok yang kata introvert ini tak seperti yang aku bayangkan. Aku kira dia akan pemalu, pendiam atau penebar pesona. Nyatanya lain.
Introvert ini beda dari yang lain, sebagaimana yang dikatakan mentorku.

Diakhir deklamasinya, ia membagikan nomor ponselnya.

"kita bisa sharing, berbagi ilmu tapi jangan dibuat iseng ya!" Ujarnya tersenyum.

Untuk pertama kalinya, aku melihatnya tersenyum lebar. Aku merasakan sensasi keikhlasan yang luar biasa. Dan untuk pertama kalinya juga aku menyimpan nomornya.

♡♡♡

'Cinta dan sayang tidak akan pernah timbul. Tampakpun tak akan. Sebab Cinta diawali dengan perkenalan. Tak kenal maka harus kenal dahulu, sudah kenal baru akan timbul sayang bahkan cintapun akan tumbuh'

Pertemuan yang tak pernah kubayangkan ini, bahkan tak terlintas sedikitpun telah membuka mataku Seolah-olah ketidaksengajaan ini  adalah buah jawaban atas kunci yang kupanjatkan pada tuhan. Ia berhasil mengalihkan pandanganku, sorot matanya bicara bahwa aku dengan dia akan mengenal satu sama lain. Netraku ikut bicara saat terpaut satu sama lain. Seolah-olah ia mengatakan boleh aku mengenalmu sedikit lebih jauh?

Entah rasa yang seolah-olah ini, menyatakan bahwa aku suka dia? Jika, iya. Bagaimana dengan temanku. Yang kuketahui jikalau ia diam-diam menaruh hati padanya juga. Bolehkah aku menyukai orang yang sama dengannya. Dan bagaimana penantianku terhadap lelaki yang kutunggu enam tahun silam? Bodohnya perasaan ini muncul tiba-tiba. Waktu enam tahun terkikis dengan waktu enam bulan tak sepengetahuanku.

Sayang, beberapa bulan kedepan. Gemara Nuhad akan menerbangkan sayapnya untuk terbang lebih tinggi daripada saat ini. Licik pikirku. Baru saja, aku berkata bahwa aku suka pada sosoknya, dengan cepat ia akan pergi dari kehidupanku saat ini.

Gemara, sepertinya aku akan merindukan sosokmu kelak.

°°°

"Bagaimana persiapannya sudah siap??"

"Kupikir sudah!"

Itu perbincangan yang kudengar di balik hijab.
Pemilik suara itu, berbicara dengan mantap. pembicaraannya menunjukkan rasa lega dalam tiap diksi yang keluar dari mulutnya. Beban dan tanggung jawab yang ia pegang selama ini tersampaikan dengan baik.

Hari ini adalah hari terakhir dari masa jabat Gemara Nuhad. Aku terharu mendengarnya. Karena besok atau lusa dipastikan akan jarang bertemu atau mungkin tidak sama sekali. Selama satu tahun terakhir bersama dalam keorganisasian yang sama diatas pimpinannya. Aku merasakan kenyamanan, sosok hangat, ceria, jenaka, dan wawasannya yang luas. Hanya dengan melihatnya aku bisa dibuat tersenyum tak karuan.

...

Tumpukan debu.
Kotor, bau, jaring laba-laba,  menggumpal dan tak Indah.

Aku menepuk-nepuk ornamen pajangan kelas yang kotor oleh debu. Tak pedulinya teman-temanku meninggalkan aku sendirian. Dengan alasan sibuk urusan ekskul.

Sebalnya, alibi mereka kambuh.

"Teganya mereka!" Ujarku sebal menutup pintu sekasar-kasarnya.

Aku bergegas menuju perpustakaan untuk mengembalikan buku. Baru saja aku melangkah. Aku bertemu sosok lelaki dengan jas hitam berplat merah di ujung balkon.

Ia duduk bertopang dagu, memandang langit dikejauhan. Raut wajahnya tenang namun tersirat rasa cemas.

...


∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞


*Ruang Author 

Kalian  pernah ikut event yang salahsatu panitianya orang yang kamu suka gak?
Seandainya pernah, kira-kira reaksi kalian gimana tuh?

Oke ditunggu kritik dan sarannya. Jangan lupa vote.

ナム ケ    ケ モ ワ   ナム ケ   ち ム ソ (Dimana Cinta Harus diawali Dengan Perkenalan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang