1. RUQYAH (PART 1)

374 17 2
                                    

Pada sore hari.

Ada seorang pemuda tampan dan Sholeh bernama Raffian Syah dan Fadli Saputra.
Dan juga sahabatnya yang cantik dan Sholehah bernama Nur Fadira dan Rahma Cahyani.
Mereka sedang duduk membaca Al Qur'an di masjid dengan penuh irama yang sangat menyentuh hati.
Kemudian ada seorang Ustadz yang bernama Yusuf, ia sedang melihat dari luar anak didiknya yang sedang membaca Al Qur'an.
Mereka berempat sudah selesai membaca Al Qur'an dan Ustadz Yusuf pun masuk ke dalam masjid.

"Assalamualaikum", ucap salam Ustadz Yusuf.
"Wa'alaikumsalam", jawab mereka serempak.

Mereka mencium tangan Ustadz Yusuf.

"Ada apa pak datang ke sini", tanya Raffi.
"Bapak tadi di telpon teman bapak katanya minta tolong untuk meruqyah istrinya yang terbaring kaku", kata Pak Ustadz.
"Astaghfirullah, dimana rumah nya pak", kata Dira.
"Rumahnya itu jauh dekat hutan dan katanya kita disediakan tempat untuk menginap", kata Pak Ustadz.
"Untuk apa kita menginap", jawab Fadli.
"Rumah penginapannya dekat rumah teman bapak, misalnya kalau ada apa apa dia tinggal nelpon kita dan kita pergi ke tempatnya dengan tidak jauh" Pak Ustadz mengatakan.
"Oooo begitu", jawab Fadli.
"Yes kita menginap", jawab Rahma dengan senang.
"Yaudah bapak pulang dulu ya", kata Pak Ustadz dengan lembut

Mereka berempat pun mencium tangan Ustadz Yusuf.

"Assalamualaikum", ucap salam Pak Ustadz.
"Wa'alaikumsalam", jawab mereka.

Sebelum mereka pulang, mereka membersihkan masjid dengan bersih.
Selesai mereka membersihkan masjid, Raffi menutup pintu dan menguncinya.
Mereka pun pulang bersama sama.

Pada malam hari di rumah Raffi.

Raffi sedang duduk di ruang tamu sambil menelpon orang.
Ia di telpon untuk meruqyah karena anak orang itu kerasukan roh.
Selesai ia menelpon orang itu dan ia menelpon temannya untuk menemani nya.

25 menit kemudian.

Raffi, Dira, Rahma dan Fadli sudah datang ke rumah orang itu.

"Assalamualaikum Pak, Bu", ucap salam mereka.
"Wa'alaikumsalam", jawab Bapak dan Ibu itu.
"Bu nama anak nya siapa", tanya Raffi.
"Dipta", jawab Ibu itu.
"Boleh kita masuk Pak, Bu", tanya Rahma.
"Iya silahkan", jawab mereka.

Mereka pun masuk, mereka cari Dipta dan Fadli mendengar suara benda jatuh di kamar dekat ruang tamu.

"Teman teman kalian dengar suara benda jatuh di kamar itu", kata Fadli dengan heran.
"Mungkin Dipta ada di situ", jawab Dira.

Mereka pun masuk.

"Assalamualaikum Dipta", ucap mereka.

Dipta tidak menjawab salam mereka.
Mereka melihat tidak ada Dipta di situ.
Mereka hendak keluar dari situ tiba tiba pintu tertutup sendiri.

"Hah", mereka kaget.

Raffi menarik gagang pintu tapi tidak bisa terbuka.
Dira dan Rahma melihat sekeliling kamar kemudian Dira dan Rahma melihat di langit-langit kamar ada Dipta merayap di situ dengan mata yang seram.

"Astaghfirullah", ucap Dira dan Rahma.
"Raffi, Fadli lihat itu", kata Rahma.
"Astaghfirullah", ucap mereka.
"Eh iblis jangan kau ganggu anak itu", Raffi berbicara dengan iblis di dalam tubuh Dipta.
"Jangan ikut campur kalian", kata iblis di dalam tubuh Dipta.

Mereka mengambil tasbihnya di saku baju.
Raffi dan Fadli membaca ayat ruqyah ke arah Dipta.
Dira dan Rahma berzikir.
Dipta terjatuh di kasur dari langit langit kamar nya karena mendengar ayat ruqyah.
Mereka berempat menghampiri Dipta sedang pingsan.

"Dipta, dipta, dipta bangun", ucap mereka.

Dipta bangun masih keadaan kerasukan dan mencekik Raffi dan Fadli dengan kedua tangan nya.
Dira dan Rahma bantu melepas cekikan itu.
Dipta melepas Raffi dan Fadli.
Dipta menghampiri Dira dan Rahma sambil marah.
Dira dan Rahma membaca ayat ruqyah, iblis di dalam tubuh Dipta merasa kepanasan.
Raffi dan Fadli menarik Dipta ke kasur untuk mengeluarkan iblis di dalam tubuhnya.
Raffi memegang kepala Dipta sambil membaca ayat ruqyah dan teman temannya menahan kaki dan tangan Dipta.
Dipta berteriak dengan keras.
Fadli yang sedang memegang kaki Dipta terlepas dan ia di tendang oleh Dipta.

"Fadli kamu nggak apa apa", tanya Dira sedang memegang tangan Dipta.
"Iya", jawab Fadli.

Fadli langsung memegang kaki Dipta.
Mulut Raffi tidak berhenti membaca ayat ruqyah.
Selesai membaca ayat ruqyah mereka mengucapkan takbir.

"Allahu Akbar", ucap mereka.

Dan iblis di dalam tubuh Dipta itu pun keluar.
Dipta pun pingsan tidak sadarkan diri.

"Dira, Rahma panggil orang tua Dipta", Raffi mengatakan.
"Iya", jawab mereka.

Orang tua Dipta pun datang.

"Apa Dipta nggk apa apa", tanya Ibu Rian dengan cemas.
"Iya dia nggk apa apa Bu" jawab Raffi.

Dan Dipta siuman.
Raffi, Dira, Rahma dan Fadli pun keluar dari kamar.
Ayah Dipta menghampiri mereka untuk bayar mereka.

"Nak jangan pergi dulu", kata Ayah Dipta.
"Iya ada apa Pak", jawab mereka.
"Ini ada uang sedikit untuk kalian", kata Ayah Dipta.
"Nggak usah Pak kita ikhlas kok tolongin Bapak", jawab Raffi.
"Iya pak kami ikhlas", jawab Dira, Rahma dan Fadli.
"Ya udah bapak sangat berterima kasih kepada kalian", ucap Ayah Dipta.
"Iya Pak sama sama", jawab mereka.
"Kita pulang dulu ya Pak", kata Fadli.
"Assalamualaikum", ucap salam mereka.
"Wa'alaikumsalam", jawab Ayah Dipta.

Mereka pun pulang.
Saat di perjalanan, perut Fadli terasa sakit karena ia di tendang oleh Dipta.

"Kamu kenapa Fadli", tanya Raffi.
"Perut ku sakit karena di tendang Dipta", jawab Fadli sambil memegang perutnya.
"Iya tadi aku lihat juga Fadli di tendang", jawab Dira.

Tiba tiba ada melempar batu ke arah Raffi.

"Siapa ni melempar batu", tanya Raffi.
"Nggak ada" jawab temannya.
"Udahlah yuk kita pulang", kata Rahma.

Mereka melanjutkan perjalanan pulangnya.

Bersambung.....
Berikan suara atau like cerita ini.

RUQYAH : MENGUSIR IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang