3. PERJALANAN.

151 7 0
                                    

Keesokan harinya.

Raffi, Dira, dan Fadli menunggu Rahma bersiap siap untuk menginap.
Ustadz Yusuf sudah di luar menunggu.

"Rahma udah belum", tanya Dira.
"Sebentar", jawab Rahma.

Rahma pun keluar dari kamarnya dan mereka pun pergi bersama Ustadz Yusuf menggunakan mobil.

"Semuanya sudah, nggak ada yang tinggal tinggal lagi", kata Ustadz Yusuf.
"Nggak ada", jawab mereka.

Mereka pun pergi.

"Pak rumahnya jauh kah", tanya Fadli.
"Jauh", jawab Ustadz Yusuf.
"Kira kira sampai jam berapa ya ke sana", kata Dira.
"Mungkin sore, ya kan pak", jawab Raffi.
"Nggak tau deh", jawab Ustadz Yusuf.

Rahma merasa lapar karena belum sarapan dan ia singgah ke supermarket untuk membeli cemilan.

"Pak Rahma lapar, Rahma ingin beli cemilan di supermarket", kata Rahma sambil memegang perutnya.
"Iya", jawab Ustadz Yusuf.
"Kita tunggu disini, kamu masuk sana", kata Ustadz Yusuf.
"Aku ikut Rahma", sahut Dira.
"Yuk", jawab Rahma.
"Kalian mau nitip nggak", tanya Dira.
"Aku nitip cemilan, terserah cemilan apa", jawab Raffi.
"Aku juga seperti Raffi, terserah ", jawab Fadli.
"Bapak mau nitip pak", tanya Rahma.
"Nggak kalian aja", jawab Ustadz Yusuf.
"Ok", ucap Rahma dan Dira.

Mereka masuk ke dalam supermarket.
Dan mereka mencari cemilannya.
Tiba tiba ada pasta gigi jatuh dari tempatnya kemudian Dira mau ambil tapi di belakangnya ada barang yang jatuh.
Dira melihat belakang tapi tidak ada barang yang jatuh, saat ia mengambil pasta gigi itu rupanya tidak ada di lantai. Ia melihat di tempat pasta gigi itu tersusun semula.

"Kok nggak ada", Dira berbicara sendiri.
"Dira kamu udah ambil apa yang kamu perlukan", kata Rahma.
"Belum", jawab Dira.

5 menit kemudian.

Mereka sudah bayar di kasir dan mereka melanjutkan perjalanan.
Tapi Dira merasa heran karena pasta gigi bisa kembali di tempat semulanya padahal jatuh.
Dalam perjalanan mereka memakan cemilan yang mereka beli. Fadli merasa haus, ia pun mengambil air minum di ranselnya.
Tiba tiba Rahma melihat bayangan hitam yang melewati jalan secara langsung.

"Pak stop", kata Rahma.

Ustadz Yusuf pun memberhentikan mobilnya secara mendadak dan Fadli yang sedang minum sampai tersedak karena Ustadz Yusuf mengerem mendadak.

"Ada apa Rahma", tanya Ustadz Yusuf.
"Tadi ada bayangan hitam lewat secara tiba tiba", jawab Rahma.
"Uhuk uhuk uhuk", Fadli batuk tersedak.
"Eh Rahma kalau suruh memberhentikan mobil itu pelan pelan dong, lihat ni aku tersedak minum nya", kata Fadli kesal.
"Maafkan aku Fadli", Rahma meminta maaf.

Mereka melanjutkan perjalanan.

Pada pukul 12.00

Mereka singgah ke Masjid untuk sholat Zhuhur.

5 menit kemudian.

Mereka sudah selesai sholat dan mereka pergi lagi.

"Pak masih jauh ya tempatnya", tanya Raffi.
"Masih jauh", jawab Ustadz Yusuf.

Hari pun mulai mendung, angin angin yang kencang dan air yang jatuh dari atas semakin deras.

"Hujan nih", kata Raffi.
"Iyaa", jawab Dira.
"Pengen tidur ah", Raffi mengatakan.

Raffi pun tidur di mobil dan teman temannya pun ikut tidur kecuali Ustadz Yusuf.

30 menit kemudian.

Ustadz Yusuf memberhentikan mobil untuk isi bensin.

"Udah sampai kah pak", tanya Raffi dalam keadaan bangun tidur.
"Belum, bapak mau isi bensin", jawab Ustadz Yusuf.
"Hah berarti masih jauh lagi pak", kata Raffi.
"Iyaa Raffian Syah", jawab Ustadz Yusuf.
"Ok", sahut Raffi.

Setelah mengisi bensin, Ustadz Yusuf menghidupkan mobil dan pergi.

Pada pukul 16.00

Mereka pun pergi ke warung makan.

"Mas, saya mesan ayam bakar", kata Ustadz Yusuf.
"Saya juga" sahut mereka berempat.
"Ok jadi ayam bakar lima", kata pelayan.
"Minum nya, apa", tanya pelayan.
"Teh es aja", kata Ustadz Yusuf.
"Saya juga", sahut mereka berempat.
"Ok", jawab pelayan.

Sesudah mereka makan dan mereka melanjutkan perjalanan mereka lagi.

Pada pukul 17.15

Mereka sudah sampai tempat temannya Ustadz Yusuf.
Mereka semua pun keluar dari mobil.

"Wow hutan semua ya", kata Raffi.
"Iya", jawab teman temannya.
"Assalamualaikum", ucap Ustadz Yusuf sambil mengetuk pintu.
"Wa'alaikumsalam", jawab temannya Ustadz Yusuf.
"Halo", ucap Ustadz Yusuf.
"Yusuf", kata teman Ustadz Yusuf.
"Udah lama nggak ketemu", kata Ustadz Yusuf.
"Raffi, Dira, Rahma, Fadli sini nak", Ustadz Yusuf memanggil.
"Iya pak", jawab mereka.
"Ini kenalkan teman bapak, namanya Pak Abi", Ustadz Yusuf mengatakan.
"Hai pak Abi", sapa mereka.
"Hai", jawab pak Abi.
"Ini anak didik ku, mereka bisa meruqyah orang", kata Ustadz Yusuf.
"Ooo ok, kalian mau lihat istri saya", kata pak Abi.
"Oh boleh", jawab mereka.

Mereka masuk ke dalam rumah pak Abi.

" Saya mengunci istri saya di ruangan bawah, saya ikat kaki dan tangan dia di ranjang supaya tidak terjadi apa apa nanti", kata Pak Abi.

Mereka masuk ke ruangan bawah.

"Itu istri saya namanya Yuli", kata Pak Abi.
"Astaghfirullah", ucap mereka.
"Kenapa bisa begini", tanya Raffi.
"Saya juga tidak tau, udah seminggu ini saya menguncinya disini", pak Abi mengatakan.

Istri Pak Abi itu kerasukan iblis sampai istri Pak Abi kaku, wajahnya yang seram dan matanya hitam.
Dan Pak Abi pun mengantarkan tempat mereka menginap.

"Kalian pasti lelah, mari saya antar kan kalian tempat nginap nya", kata pak Abi.
"Iya", jawab mereka.

Mereka sudah sampai tempat penginapan.
Mereka masuk ke dalam rumah itu.

"Disini kamarnya ada tiga, misalkan kalian lapar saya sudah siapkan di lemari", kata pak Abi.
"Oke terimakasih Abi", ucap Ustadz Yusuf.
"Sama sama, saya ke rumah dulu ya, "Assalamualaikum", jawab pak Abi.
"Wa'alaikumsalam", jawab mereka.
"Disini ada tiga kamar jadi Dira tidur sama Rahma, Raffi tidur sama Fadli dan bapak tidur sendiri, hehehehe", kata Ustadz Yusuf
"Oke deh", jawab mereka.

Mereka pun masuk ke kamar.

Bersambung.....
Berikan suara atau like cerita ini.

RUQYAH : MENGUSIR IBLISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang