2

2K 168 25
                                    

TYPO MY TYPE

TYPO MY TYPE

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🌹🌹🌹

Di sana ia terdiam. Memandang langit yang mulai menumpahkan butiran nikmat malam ini. Dingin tentu ia rasakan, tapi kesepian lebih menyelimutinya dalam pikir.

Dia disayang. Semua orang menganggapnya si bungsu yang lucu dan terkadang jahil. Senyum polosnya selalu terbit berseri di bibir tipisnya. Tatapannya selalu membuat para Hyungnya merasa bersalah jika menyakitinya barang sedikit.

Namun itu menjadi sebuah bomerang dalam dirinya. Kala rasa yang lain tumbuh dalam hatinya. Bersemi tanpa henti bersama hujan kekecewaan.

Rasanya ia ingin menangis sekarang. Pertengkarannya beberapa jam lalu sungguh bukanlah dirinya. Namun dorongan itu hadir. Dia tidak seperti yang dipikirkan Kai, tidak seperti yang dikabarkan berita murahan itu. Juga tak ada yang boleh menghina hyung tersayangnya.

"Jikapun aku belok... cinta dan jiwaku hanya untuk satu orang, dia akan menjadi yang pertama dan terakhir," monolognya.

Tak kan terpikirkan jika ada telinga lain yang mendengar ucapannya. Sekeras apapun suara hujan di luar sana, monolognya cukup mudah untuk di dengar.

"Berhentilah!"

Dia langsung menoleh mendapati suara itu mengalun lembut menyapa telinganya.

"Megapa?"

"Berhenti memikirkah isu dari media. Aku yakin kau tidak melakukan itu." Orang itu mendekat.

"Hyung?"

"Kau tidak perlu menjadi manusia menjijikan sepertiku, Hun. Irene noona masih cantik dan menjadi tipemu bukan?" Terlempar dalam permainan kata, pemuda di depannya sekarang tengah merendahkan dirinya.

"Kau percaya itu suaraku, Hyung?"

"Tidak, aku lebih mengenalmu. Tidak mungkin itu dirimu, Hun." Senyum bersama dengan tangan yang mengelus sayang surai hitam milik pemuda manis itu.

"Aku... aku tidak melakukan itu..." nada suaranya berubah. Bergetar menandakan ia sangat tertekan dengan pemberitaan itu.

"Yah, mungkin ini ujian. Jangan terlalu dipikirkan. Bukankah masalah ini sudah ditutup dengan berita lain?"

"Tapi hatimu terluka sekarang, Hyung!" Adalah Sehun yang memberanikan diri menyelam menyelamatkan Chanyeol dalam kesakitan batinnya.

"Biarlah..." menghindar. Chanyeol tidak membutuhkan Sehun menariknya dalam peaona seorang Kim Kai. "Istirahatlah, besok bermaafanlah dengannya. Aku tak ingin kau begini, adik tersayangku tidak boleh menjadi preman, okay?"

Sehun tertegun, salahkah jika ia juga memiliki rasa yang sering Chanyeol bilang menjijikan itu?

Chanyeol hendak pergi,

SECHAN FANFICTION ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang