Mine me In your Mind(My Mine2)

1.2K 117 126
                                    

TYPO MY TYPE_

Ada banyak alasan aku menolakmu, tapi yang terutama adalah aku yang tak ingin meninggalkanmu sendiri saat waktuku tiba

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ada banyak alasan aku menolakmu, tapi yang terutama adalah aku yang tak ingin meninggalkanmu sendiri saat waktuku tiba. Sehunie, Maafkan aku.-Park Chanyeol

🌹🌹🌹


Semuanya sudah usai. Hatinya lebih dari hancur beserta harga dirinya. Raga sucinya lebih dari kotor untuk seorang pendosa. Seperti perjanjian setelah 9 hari berakhir Sehun pergi. Membawa separuh jiwanya yang hilang, berharap suasana baru mampu membasuh kotor raganya.

Membuka lembaran baru, mengumpulkan serpian hati yang mungkin bisa ia pakai kembali. Mengunci semua hal tentang Chanyeol dalam sudut hatinya, jika nanti ia merindu hatinya tidak terlalu menjajah karena Sehun tidak menghapus semua kenangan dengan pemuda yang ia cintai itu. Dan kalimat terakhir yang Chanyeol bisikkan adalah cambukan untuk ia melupakan Chanyeol sebagai cintanya.

Walau malam panas itu masih membayang, mengerjai jiwa kesepiannya. Namun Sehun menahan semuanya, hidup harus berlanjut. Sehun masih memiliki waras, cinta macam apa yang seenaknya memperbudak. Sehun mencintai Chanyeol, tapi bukan berarti ia bersedia menjadi pemuas nafsu pemuda itu.

Ia berpindah ke kota lain, mencarikan dirinya sebuah penghidupan baru. Menjadi sosok sedingin es dan sekeras batu, membatasi kalimat yang ia pakai dan menjadi pribadi penyendiri. Terlalu masa bodoh dengan kehidupannya, berkerja, mendapat uang, istirahat, makan, membersihkan tubuh dan tidur. Cukup itu inti dari kesehariannya.

Hingga saat bulan berlalu, dirinya mulai merasa diperhatikan seseorang. Salah satu teman kantornya, cukup akrab dan selalu mengajaknya bersanda gurau. Tak jarang pula setiap pergi-pulang mereka berbarengan. Sehun tak masalah, toh untuk penghematan juga. Jangan kalian pikir Sehun tak butuh makanan bergizi dan perawatan yang mahal untuk hidupnya.

Hatinya masih kosong. Masih dingin tanpa cahaya kunang-kunang yang menghangatkan. Senyumannya jarang mekar, terkesan sinis dan merendahkan.

"Sehun!"

Panggilan itu memutus fokusnya pada monitor. "Oh, Lay?"

"Kenapa masih berkerja? Kau lembur?"

"Begitulah."

"Hei, bersantailah ini malam minggu. Apa kau tidak berkencan?"

Kencan? Haruskah ia membuka sudut hatinya demi mengetahui makna kata itu?

"Tidak."

"Astaga, kau ini aneh sekali. Apa tak ada yang menarik perhatianmu kecuali monitor itu?"

Tentu ada, tapi Sehun terlalu malas jika harus memikirkan sampah diotaknya yang mulai membumbung tinggi.

"Bagaimana dengan makan denganku. Aku traktir deh?" Pemuda keturunan China itu menawari.

"Aku-"

SECHAN FANFICTION ✔ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang