Danger Zone

98.1K 5.5K 295
                                    

Hi semua, nuna kembali membawa dua Part terakhir cerita abang Ken.

Oh iya, kalian punya usul untuk nama pria atau wanita yang unik dan anti mainstream??? Kalau ada langsung comment yaaaaa... Maacih...

Jangan lupa vote dan comment❤️
Nemu Typo wajib lapor yeee

Selamat membaca,

-

"A-ku tidak ingin kau mati Ken! Aku tidak ingin kau meninggalkanku."

Kalimat itu kembali terngiang, waktu untuk menikmati pemandangan dan setiap hembusan angin segar yang menggelitik wajahnya.

Saat ini Ken sedang beradu dengan pikirannya. Ken ingin bertanya kepada Araxi tentang perkataan dan pertemuannya dengan Eric, tetapi ego yang ia miliki sangat bertentangan.

Araxi sudah sadar, dan wanita itu kelelahan. Ken sudah bertanya kepada Risa dan para maid, bagaimana wanitanya itu bisa sampai seperti itu, dan jawaban para maid membuat Ken tersadar.

Araxi hanya berdiam di kamar dan hanya bungkam. Dan Ken menyadari semua keanehan itu.

"Aku sudah mulai mengerti alur yang sedang di mainkan."

Derap langkah terdengar dari arah belakang Ken.

"Tuan, nona Araxi dan yang lain akan pergi ke danau, mereka sudah menunggu anda." Ucap maid itu sopan.

"Araxi? Bukankah dia sakit?" Tanya Ken pada diri sendiri lalu melangkah pergi.

-

"Ken!" Sambut Tayana senang. Saat ini para anggota keluarga tengah berada di depan mobil dan siap untuk pergi, tetapi hanya Araxi yang tak terlihat.

"Dimana Araxi?" Tanya Ken tanpa membalas sambutan Tayana.

Dengan tatapan polosnya Tayana menunjuk kearah mobil di baris paling depan. Araxi berada di mobil sendirian.

Ken menatap mobil itu lalu melangkah mendekat, namun seseorang tak di kenal menutup pintu mobil dan melaju dengan kencang.

Ken berlari mengejar tetapi mobil itu sudah mulai menjauh. Tanpa pikir panjang Ken mengambil ponsel di sakunya dan mulai berlari ke arah para anggota keluarga yang menatap cemas dan belum mengerti apa yang telah terjadi.

"Ada apa?" Tanya Sean yang baru menyusul.

Ken tak mengubris dan terus fokus pada ponselnya.

"Lacak dimana Araxi berada! Sekarang!" Perintahnya. Rahangnya mengeras, dan air matanya mulai berlinang.

"Bagaimana kalian bisa membiarkannya di mobil sendirian!" Jerit Ken sambil menarik kerah baju Sean. Deon dan Frans mencoba menahan Ken yang sudah seperti kesurupan.

"Ken! Tubuh Araxi masih lemah, jadi dia masuk ke mobil untuk beristirahat." Jelas Frans.

Ken melepaskan genggamannya dan menjerit frustrasi. Dengan langkah tertatih Ken memasuki mobilnya dan melaju dengan kencang.

Frans memanggil para pengawal untuk menjaga para wanita dan para pria mulai melangkah cepat untuk mengikuti Ken sebelum keponakannya itu melakukan hal gila.

-

"Sialan!" Ken kembali mengumpat, dan semakin menekan pedal gas. Tatapannya hanya terfokus pada mobil yang semakin jauh dari pandangannya.

Ponselnya terus berdering tapi pria itu sama sekali tidak peduli dan terus melaju mobilnya.

Sampai pada akhirnya sebuah nomor telepon yang tak asing baginya membuat Ken menjawab telepon itu.

"Ken... Jangan ikuti mobil ini. Ku mohon, aku tak ingin kau celaka! Relakan aku, biarkan aku yang menanggung sem-"

'Plak'

"Kau sangat berisik jalang! Ken, apa kau merindukanku?"

Suara khas itu kembali memancing sang iblis bangkit. Sang iblis yang sudah memiliki taring yang sangat tajam. Taring yang dapat mengoyak apapun yang mengusiknya.

"Aku sangat merindukanmu, dan sangat ingin melihatmu, Tina." Jawab Ken yang sontak membuat sang lawan bicara membisu. Dan telepon itu terputus.

Ken tersenyum iblis lalu menatap alat pelacak yang sudah berjalan kearah tempat yang tak asing baginya.

-

Wanita aneh bernama Tina itu bergetar dan tampak ketakutan, ia menatap Araxi tajam lalu menjerit kuat.

"Dia tau namaku! Ahk! Aku akan membunuhmu!" Jeritnya tak senang.

Tina menatap semua anak buahnya lalu mengintruksikan sang supir untuk berjalan lebih cepat lagi.

"Apa kau mengingatku? Kita berteman baik dulu." Ucap Tina.

Araxi mengerutkan dahinya lalu menatap dalam wajah Tina dan mematung seketika.

Wanita itu adalah Tina, gadis yang merundung dirinya saat sekolah.

"Terkejut? Aku juga begitu. Kau adalah hama yang mengganggu setiap pria yang aku cintai. Ken, dia adalah pria yang cintai sejak 3 tahun lalu. Dan Zack, pria manis yang sangat aku sukai di sekolah untuk pertama kalinya." Jelas Tina sambil menatap Araxi dengan tajam.

"Dulu, aku sempat tak percaya saat pertama kali melihat wajah yang sangat mirip dengan wanita yang telah aku bunuh tepat 3 tahun lalu. Aku melepaskanmu karena kau sama sekali tak memiliki hubungan apapun dengan si jalang Lyse."

"Tetapi, sepertinya keputusanku salah besar dan akhirnya kita bertemu disini." Ucapnya mengakhiri semua cerita busuknya.

Araxi masih tak dapat percaya semua yang baru saja ia dengar. Dan menundukkan wajahnya.

Mobil mereka berhenti dan Araxi menatap sekeliling dan disaat itu juga salah satu pria di sana menutup wajah Araxi, lalu benda tumpul menghantam kepala Araxi dan dirinya tak sadarkan diri.

Bersambung...

Medan, 25 Juni 2019.

The Devil Love |#2 WILLIAM'S BOOKS|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang