2 : Dijadikan Taruhan

3.1K 339 12
                                    

"Bang beli takoyaki sama es jeruk dua." Kata Minju yang masih berada di sekolah, hanya ada anak anak OSIS dan anak anak pramuka.

"Hun, lo kok murung gitu sih, Berantem lagi sama Jea...?" Tanya gadis cantik itu seraya menghampiri Sunghoon setelah memesan jajanan didepan sekolah tadi.

"Hem..." Jawab Sunghoon, cowok itu semakin menekuk wajahnya, padahal tadinya ia sudah sedikit lupa dengan Jeara tapi si cewek cantik disebelah Sunghoon mengingatkannya lagi.

"Ini neng, takoyaki sama esnya." Ucap Abang penjual itu seraya memberikan pesanan tadi kepada Minju.

"Makasih Bang."

Abang itu pun tersenyum seraya menerima uang dari Minju.

"Hun, ini buat lo..."

Sunghoon lantas melirik sekilas kemudian mengambil jajanan itu dari tangan Minju.

"Makasih." Ucapnya singkat, Minju hanya mengangguk pelan.

"Gue perhatiin, lo sama Jea berantem mulu ya? Beda banget kaya pas kita pac— oh maaf, gu-gue gak bermaksud."

"Udah santai aja." Sela Sunghoon.

Minju jadi merasa tidak enak kepada Sunghoon, seharusnya tadi ia tidak bicara seperti itu. Tapi mulutnya ini memang susah di kontrol.

"Maaf gue—"

"Iya lo santai aja." Sela Sunghoon lagi.

"Eh, Ju gue balik dulu ya? Jay udah chat nih, Btw thanks ya traktirannya." Ujar Sunghoon seraya berjalan menjauhi Minju, Minju tersenyum seraya melambaikan tangannya dan di balas oleh Sunghoon sebelum cowok itu berbalik membelakangi Minju.

••••

Malamnya Sunghoon sedang berada di rumah Jay, tadi sore cowok itu menyuruh Sunghoon kerumahnya untuk membantu mengerjakan tugas proposal, Jay ini beda kelas dengan Sunghoon, kalau Sunghoon di IPA 1 sementara Jay di IPS 2.

"Bentar deh, gue telfon Kak Soobin dulu biar bantu lo..." Ujar Sunghoon mengingat dulu kakaknya itu juga alumni SMA Beautiful masuk IPS seperti Jay.

"Gak dari awal aja kek gitu, jadi ribet gini kan?"

"Lagian kelompok lo mana? Kenapa jadi lo aja yang ngerjain"

"Kelompok gue cewek dan lebih parahnya lagi dia musuh bebuyutan gue di kelas Hun."

"Alah ngomong gitu lo, nanti kalau lo berdua jadian baru tahu rasa."

"Cih, ogah banget gue sama cewek kek dia, gue gak mau kaya lo sama Jea, bawaannya ribut mulu kaya kucing sama anjing."

"Eh! Bagaimanapun juga gue sayang sama Jea."

Seketika Jay tersenyum, ia membuat Sunghoon tersadar akan ucapannya tadi.

"Cocwit...banget sahabat gue." Goda Jay.

"Ngomong lagi gue pulang, lo kerjain proposal lo sendiri..." Ujar Sunghoon mulai kesal.

"Elah Hun, sensian banget lo jadi orang cepet tua baru tau rasa, plis jangan pulang, bantuin gue ngerjain ini ya ya ya?"

Sunghoon terdiam, sebenarnya ia agak jijik dengan wajah sok polos Jay yang menurutnya gak ada polos polosnya.

Sunghoon menghela nafas berat.

Pacar Tapi Musuh | Park Sunghoon || The Most Beautiful Moment In LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang