Hallo. Apa kabar?
Ada yang kangen Kail ikan and the geng?Playlist: You Are Mine—Ceacillia
H A P P Y R E A D I N G🍁🍁🍁
"Woy! Ngelamun aja lo!" Ana tersentak dari lamunannya begitu Naura menepuk bahunya dari belakang. Ana hanya melirik sekilas ke arah Naura yang kini sudah duduk di sampingnya. Pandangan mata gadis itu kembali fokus pada sebuah kertas kosong yang ada di atas meja.
Suasana kelas XI-IPS 1, kini lenggang karena kebanyakan murid tengah mengisi perit di kantin saat jam istirahat begini. Ana menghembuskan napas lelah, pikiranya berkecamuk. Sudah dua hari ponsel Ana berada pada Kai. Dan Ana yakin Kai telah berhasil membuka kata sandi ponselnya. Hal itu tentu saja mudah dilakukan oleh cowok sepintar Kai.
"kenapa lo?" Pertanyaan Naura hanya dianggap angin lalu oleh Ana. Dia sedang malas bicara dengan siapapun, sudah dua hari ini dia murung, dan moodnya buruk karena terus terfikirkan akan nasib ponselnya yang ada di tangan Kai. Naura juga menyadarinya. Dua hari ini, Ana menjadi lebih pendiam. Dan hal itulah yang mrmbuatnya bingung, karena Ana belum ingij bercerita dengannya.
"Oh ya, An. Lo kalo gue chat kok nggak di bales? Padahal kan udah lo read? Terus IG lo juga aktif, terus kenapa nggak bales dm gue? Gue massage juga nggak di bales. Lo marah sama gue?" Ana terkejut dengan informasi yang diberikan Naura. Itu artinya Kai benar-benar sudah mengusai ponselnya. Do'a nya hanya satu kali ini. Jangan sampai Kai menemukan ikon tersembunyi yang sengaja ia sembunyikan dari siapapun.
Ana benar-benar frustasi sekarang. Bagaimana caranya agar dia bisa mendapatkan ponselnya kembali! Meminta langsung pada Kai? Memangnya akan semudah itu? Ana yakin Kai tidak akan menggembalikan ponselnya semudah itu. Meminta bantuan Daniel? Mungkin bisa. Tapi Daniel itu cerewet, yang ada malah dia tetus bertanya kenapa ponsel Ana sampai ada pada Kai.
"Ainun Teguh! Gue tanya sama lo! Bukan sama meja kayu yang nggak bisa ngomong! Pinter!" Ana mendengus kesal mendengar seruan melengking Naura. Tidak bisakah sahabatnya ini diam sebentar?! Ana muak mendengarkan ocehan tak berfaedahnya itu.
"Lo diem bisa? Kalo nggak mending lo pergi" Ana berkata pelan namun dingin dan tajam. Naura sampai heran. Tidak biasanya Ana begini. Kenapa dengan Ana?
"Lo kenapa sih?"
"GUE BILANG DIEM!" Ana membentak Naura dengan emosi penuh. Dia sudah jengkel dengan Naura yang terus mengusiknya. Apa Naura tidak tahu jika dia sedang banyak pikiran? Kenapa sahabatnya ini tidak bisa mengerti juga!
"Lo tuh kenapa! Gue tanya baik-baik lo bentak-bentak gue! Gue tanya lo nggak ngerespon. Terus, lo jawab malah bentak-bentak gue! Kalo lo punya masalah cerita Ana!" Naura tidak kalah jengkelnya dengan Ana. Dia tidak tahu apa kesalahannya, tapi Ana malah membentaknya begitu.
"Sorry Ra" Ana menghembuskan napas lelah lalu membenturkan kepalanya sendiri ke meja. Naura bahkan bergidik ngeri mendengar suara benturan benda yang lumayan keras itu.
Naura kini yang gantian menghembuskan napas. Tanggannya bergerak menyunggar poninya ke belakang agar tidak menutupi pengelihatannya. Ana terlihat benar-benar frustasi. Dan itu membuat Naura cemas sendiri. Karena ia takut Ana memiliki masalah yang besar.
"Lo kenapa An? Ada masalah, cerita ke gue. Lo tahu gue selalu siap dengarin cerita lo" Naura melembutkan suaranya. Ia tidak bisa melihat Ana begini. Bagaimanapun caranya, ia harus bisa membantu Ana.
"Gue bingung Nau" Ana akhirnya membuka suara. Mungkin miminta bantuan Naura tidak ada salahnya.
"Kenapa?"
"Hpmgyemdbawakaimm" Ana bergumam tidak jelas yang membuat Naura kesal sendiri. Dengan sedikit sentakan, Naura memaksa Ana agar duduk tegap menatapnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Galaksi [COMPLETED]√
TeenfikceKai sangat membenci Ana. Baginya Ana hanyalah parasit penganggu yang menyebalkan. Mengganggu kehidupannya, dan perlahan menghancurkan semunya. Baginya, Ana hanya bisa melakukan satu hal. Dan hal itu adalah menghancurkan kehidupannya. -Galasakti Caes...