Kebisingan ibu kota dengan segala kesibukannya membuat sepasang mata lupa akan sebuah kenyataan. Ia lupa dimana tempatnya tinggal saat ini adalah tempat untuk menikmati sebuah hidup. Bukan hanya untuk mencari uang agar memperkaya diri, namun cinta juga perlu ia rasakan, tetapi tidak untuk kepuasan semata.
Mike mengerjit saat model wanita yang baru saja usai pemotretan bersamanya masih diam tak bergeming. Justru para kru beserta asistennya yang baru saja keluar membisikan sesuatu padanya membuat Mike tertawa sinis.
"Kau tidak ingin pergi, pekerjaan mu sudah selesai," ucap Mike pada wanita yang kini tengah menatapnya penuh menggoda.
Akh, sial. Entah mengapa para wanita yang menjadi modelnya selalu saja mencoba untuk menggodanya, seakan sentuhan yang Mike berikan adalah hal yang wajib di dapatkan ketika melakukan pemotretan bersama photographer tampan seperti Mike.
"Mengapa kita tidak mengobrol dulu, aku ingin tau banyak tentang mu." Wanita itu semakin gencar, bagaimana tidak. Tempat dimana mereka berda begitu mendukung. Di dalam kamar dengan ranjang big size yang siap untuk di gunakan.
"Apa yang ingin kau ketahui tentang ku, Arlin?" Mike memberikan kesempatan wanita bernama Arlin tersebut untuk bersenang-senang. Tentunya Mike juga memiliki kebutuhan dimana hasratnya juga tidak dapat menolak.
Saat Mike duduk di dekatnya, Arlin tersenyum puas. Ia berhasil memikat seorang Michael, photografer tampan yang terkenal palyer, dimana ada banyak wanita memohon-mohon untuk mendapatkan sentuhan Mike.
"Aku penasaran mengapa kau masih saja sendiri." Arlin mengalungkan sebelah tangannya pada leher Mike, begitu juga tangannya yang lain merambat masuk ke dalam celah kemeja Mike yang terbuka.
Mike semakin panas, ia adalah pria penuh hasrat. Namun bukan pria bodoh yang lupa akal jika di hadapi oleh santapan gratis seperti Arlin. Hanya menikmati setelah puas lalu akan ia tinggalkan begitu saja.
"Jika aku tidak sendiri, kau tidak akan bisa seperti ini padaku." Mike semakin intens, ia meraba paha Arlin yang terbuka dengan dress mini yang wanita itu kenakan. Belum lagi belahan dada Arlin seakan terus menggodanya.
Arlin merangkup wajah Mike, ia ingin memulai permainan dengan dirinya yang memimpin. Mike memang terlihat jauh lebih kuat, bahkan saat Arlin menggrayangi dadanya Mike seakan tak menunjukan ketertarikan akan sentuhan Arlin.
"Jangan pikir kau bisa mengontrol ku, aku yang akan mengambil alih permaianan ini." Mike membanting Arlin hingga wanita itu terlentang di atas ranjang dengan dirinya yang berda di atas Arlin.
Sesaat Arlin merasa terkejut akan apa yang Mike lakukan. Setelah itu, Arlin hanya perlu terbiasa dengan sentuhan Mike yang mulai mengapsen seluruh tubuhnya.
Arlin menggeliat, Mike terlalu kasar. Nafsu dan hasrat pria itu seakan meledak saat menyentuhnya. Ciuman yang Mike berikan membuat Arlin mengerang frustasi, pria itu tidak memberikan dirinya kesampatan untuk menikmati permainannya. Bahkan Mike menahan tangannya saat Arlin hendak akan membuka kemeja yang Mike kenakan. Seakan merasa seperti tawanan, saat ini Mike akan menunjukan bahwa menjadi teman ranjangnya tidaklah seindah yang wanita itu pikirkan.
Brukk. . . .
"Aissss siapa kau, kenapa kau bercinta di atas ranjangku."
Mike mendengar suara seorang wanita yang tiba-tiba saja masuk ke dalam kamarnya. Baru saja ia akan memulai permainan, namun ada saja seseorang yang mengacaunya.
Dengan kesal Mike turun dari atas tubuh Arlin dengan wajah memerah seakan kehilangan sesuatu yang ia inginkan. Ia belum sempat bermain-main dengan wanita hilang akal seperti Arlin. Siapapun yang mengganggunya tidak akan pernah ia lepaskan begitu saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Remember Me [COMPLETE]
Short StoryDont close the book when bad things happen in your life, just turn the page and begin a new chapter [5 Chapter Only]