Juna

43 9 4
                                    

"Satu dialog kamu membuat saya kagum dan gugup. Namun, satu tingkahmu membuat saya lebih baik menjauh daripada harus terluka. Mengapa Kanz?" -Mela

"Maafkan saya, Mela" -Kanz

______________

"Melaaaa! Cerita!!!! kenapaa?!" kata Lisa sambil menggoyah-goyahkan tubuh Mela.

Namun Mela tetap diam. Ia masih menaruh kepalanya di atas meja. Menunduk. Tak tahu apa sebabnya.

        Lisa bingung. Saat Mela kembali ke kelas sehabis mengambil surat pindahnya, ia langsung murung. Entah kesambet apa Mela di jalan tadi.

Tiba-tiba, pria bertubuh kekar tinggi menghampiri meja Mela dan Lisa.

"Mela, maafkan saya. Saya tahu saya salah. Rara juga mungkin salah paham."

Segera Lisa menepuk-nepuk punggung Mela. Mengisyaratkan bahwa yang sedang berbicara padanya adalah orang penting.

Namun Mela malah membuang kasar tangan Lisa dengan punggungnya. Lisa bingung, ada apa dengan teman barunya ini. Dan apa sebenarnya yang terjadi dengan Mela dan , sampai-sampai Kanz mau membuang waktunya untuk meminta maaf. Sungguh hal yang tidak biasa bagi Lisa.

Seketika Mela bangun dari kursinya. Menabrak dengan kasar tubuh Kanz hingga membuat Kanz terpental kecil. Lisa dan Kanz menatap kepergian Mela dari kelas XI IPA I. Mela membalik dan mengisyaratkan Lisa untuk ikut bersamanya. Meski masih bingung, akhirnya Lisa putuskan untuk ikut keluar bersama Mela.

🦋🦋🦋

"Lo kenapa sih, Mel?" tanya Lisa sambil melihat tim basket sekolahnya sedang berlatih.

"Gapapa,"

"Santai aja kali, Mel. Gua juga tau, pasti masalah lo sama Rara kan?"

        Mela diam. Mencoba berpura-pura fokus pada aksi latihan tim basket sekolah barunya.

       Sekilas Lisa menatap Mela. Ada binaran kekecewaan di mata Mela yang terlihat jelas oleh Lisa. Namun Lisa tahu, ia hanyalah seorang teman. Yang saat Mela butuh orang untuk bercerita, Lisa akan mendengarkannya. Dan bila Mela tak ingin seorang pun tahu ceritanya, maka Lisa akan mengerti.

       Sampai di sini, persahabatan Mela dan Lisa sepertinya akan lebih indah dari yang kita bayangkan. Dalam satu kali pertemuan mereka sudah bertingkah layaknya seorang sahabat yang sudah ribuan kali bertemu.

"Ya udah deh kalo gw gak boleh tau. Tapi intinya kalo lo dilabrak sama Rara, santai aja. Dia emang gampang cemburu orangnya,"

Kembali diam. Mela sama sekali tidak menjawab pernyataan Lisa.

Sekali lagi Lisa menatap Mela. Kini raut wajah murungnya berubah menjadi raut wajah kagum. Lisa mengikuti bola mata Mela agar tahu siapa yang Mela kagumi itu.

         Namun sialnya, Lisa tak berhasil menangkap orang yang Mela kagumi. Karena tak ingin berlama-lama, Lisa langsung bertanya pada Mela.

"Lo liatin siapa sih, Mel? Histeris banget,"

"Ih liat deh, Lis. Basketnya jago banget ganteng lagii...." kata Mela sambil menepuk-nepuk paha Lisa dengan senangnya.

Mr. KnzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang