Sendiri bukanlah hal yang menyedihkan. Terkadang yang berpacaran pun belum tentu bahagia. Sendiri bisa berkreasi dan menghabiskan waktu dengan hal yang bermanfaat seperti bersama sahabat. Ya, sahabat selalu ada daripada seorang yang dicinta, seperti yang dilakukan oleh Keyla. Di usianya yang beranjak remaja, ia belum membuka pintu hati untuk semua lelaki. Namun, ada teman lelaki yang membuatnya merasa nyaman dan senang. Itu hanya sebagai teman tak lebih.
Beberapa kali sahabatnya juga menyarankan agar ia berpacaran saja dengan lelaki tersebut. Namun, ia hanya merespons dengan senyuman. Ia menjalani apa adanya. Biarlah nanti seperti apa. Dia memang tipikal gadis yang cuek terhadap lelaki. Sulit untuk jatuh cinta.
Keyla menatap beberapa pemandangan yang tak asing di malam Minggu yakni, puluhan pasang mata di restoran. Hanya sedikit pengunjung bersama sahabat dan teman. Ia dan ketiga sahabatnya sedang berbincang mengenai pekerjaan masing-masing.
“Bagaimana dengan pekerjaan kamu hari ini, Ris?” ucap Nita sembari memakan kentang goreng.
“Lancar aja, walaupun lelah karena banyak sekali yang harus gue selesaikan.” Riska merespons Nita, setelahnya ia memakan kentang goreng milik Nita.
“Makanan di depan lo banyak, masih aja ambil punya gue,” rengek Nita.
“Dikit doang.” Riska menyengir pada Nita.
“Fik, kenapa lo kayak gak bersemangat gitu? Ada masalahkah?” tanya Nita.
“Lagi malas kerja, capek gue, terus aja kerjaan kapan nih kelarnya.” Fika mendengkus.
Nita menyodorkan kentang goreng miliknya. “Nih, Fik. Biar gak galau makan aja.”
Riska menggelengkan kepala. “Gue aja ambil dikit kagak boleh. Situ nawarkan Nita.”
“Khusus buat yang galau aja.” Nita terkekeh.
“Kalian ini ada-ada aja. Memang namanya kerjaan harus dijalani. Masih ada kita yang ngehibur lo saat ada masalah, tenang aja,” nasehat Keyla pada Fika.
“Ya bener, termasuk lo juga yang selalu aja sama Fandy. Kenyataannya lo deket tapi kenapa sih gak jadian aja. Keknya dia cocok ama lu.” Nita spontan berujar yang mengundang gelak tawa para sahabatnya, kecuali Keyla yang hanya diam sok marah dengan ekspresi lucu yang ditampilkannya.
Dia tipikal gadis yang tak suka sebenarnya membicarakan masalah lelaki. Ada saatnya nanti ia jatuh cinta.
“Ya udah, mending habis ini kita cari tempat lain. Kemana kek gitu, gue jenuh.”
Dia gadis yang berbeda. Yang sulit jatuh cinta. Hanya orang yang spesial yang bisa memiliki hatinya. Terkadang gadis ini banyak yang heran karena dia kurang peka.
Saat ia hendak pergi melangkah, ia malah bertemu dengan Fandy. Hingga membuat semua sahabatnya terkekeh.
“Yuk, pergi aja. Takut keganggu. Gue tungguin lo di luar.” Kini Nita meledek lagi.
“Eh, kemana. Tungguin dong!” Keyla memaksa agar ia tak ditinggal.
Fandy menarik lengan Keyla, membuatnya mengalihkan pandangannya pada lelaki di hadapannya tersebut.
“Fan, tapi aku harus ....” Ucapan Keyla terputus.
“Sebentar saja. Kita jarang ketemu sekarang. Kamu udah berubah.” Fandy duduk di meja Keyla tadi, dan Keyla mengikuti langkah Fandy.
“Masa sih. Perasaan juga lumayan deh.”
Fandy mendengus, dalam hati ia membatin, Duh, ngomong apa tadi ya. Bikin malu aja. Gimana saat yang tepat untuk mengungkapkannya, dia sepertinya tipikal gadis yang sulit didekati.
“Ya juga ya.”
“Kamu rutin ya sama sahabatmu trus setiap waktu luang?”
“Gak juga, kadang sama keluarga. Tapi emangnya kenapa dengan waktu luang yang sama sahabat trus?” Keyla bertanya balik.
“Gak apa, ya cuma heran aja gitu. Biasanya cewek waktu luang pacaran.” Ia sebenarnya mengorek informasi terhadap Keyla.
“Itu sih kebanyakan orang. Lagian kamu juga kenapa gak sama pacarmu?”
“Pacar aku belum punya, aku sibuk terus dengan impianku. Kalau nemu yang cocok ya aku akan tembak dia.” Fandy terkekeh.
“Hayo, siapa itu?” Keyla menggoda lelaki yang sekarang salah tingkah.
“Kamu gak perlu tahu, lihat aja nanti.”
“Oh ya, aku udah ditungguin. Maaf kalau aku tinggal.” Keyla tersenyum simpul sebelum beranjak meninggalkan Fandy.
“Ah, ya. Jangan lupa ya, nanti aku akan ajak kamu jalan-jalan akhir pekan. Jangan tolak ya.”
“Ya, aku mau. Lagian sekali-kali jalan bareng ‘kan asyik.”
Keyla pergi beranjak dari Fandy. Sementara Fandy menatap Keyla yang mulai menghilang darinya. Jantungnya bekerja lebih cepat dari biasanya.
Fandy seorang pria yang menyukai Keyla. Mendapatkan cinta Keyla itu dengan cara yang sulit. Namun, jika Keyla nanti tak mencintainya, maka ia terima karena hati tak dapat dipaksakan.
Dari arah luar, semua sahabatnya sudah membicarakannya.
“Keyla lama bener dah, tumben tuh anak lama. Tapi gak apa, kasihan tuh anak di antara kita cuma dia yang sulit jatuh cinta. Pengen ngelihat temen gue seneng.” Fika berpidato panjang lebar.
“Nah, bener. Dia aja yang gue bilang buat pacaran aja gak mau. Susah bener dah dibilangi,” cerocos Riska.
Fika mengedarkan pandangannya .“Tu dia orangnya nyampe.”
“Key sini dah. Lama bener kau,” respons Riska.
Keyla berjalan dengan langkah gesit. Ia tadi berjalan sembari memikirkan penawaran Fandy.
“Lama bener kau, pacaran sama Fandy?” ledek Nita.
“Gaklah, orang Fandy mana mau juga sama gue. Cewek yang cantik aja kagak.”
“Trus ngapain tadi kok lama?” tanya Riska.
“Biasa ngobrol. Cuma yang agak aneh dia nanya tentang gue ya, trus ngajak jalan. Padahal gue sama dia juga beberapa bertemu dan ngobrol.”
“Susah bener udah gue bilangin lo gak peka. Dia itu ada rasa sama lo,” tukas Nita.
“Ya udah deh, kita jalan aja jangan ngobrol itu lagi.”
***
Hari silih berganti. Keyla yang beberapa hari ini tak bertemu Fandy merasa kesepian. Sehabis kerja ia hanya di rumah tak pergi.
Mentari berganti dengan bulan dan juga bintang yang menemani malam. Malam ini embusan angin sangat mesra membuat Keyla termenung dalam lamunannya. Selintas senyuman Fandy terlukis di otaknya, ia tersenyum.
Kenapa jadi Fandy yang muncul di otakku? Masa ya jadi suka.
Keyla tak ingin pusing memikirkannya Ia merebahkan tubuhnya di ranjang dan langsung memejamkan mata untuk segera tidur. Namun, ia tak dapat tidur hingga ia memutuskan untuk mengambil ponselnya. Ia membuka WhatsApp dan hendak menelpon Nita, tetapi malah ia hampir salah menelpon Fandy.
Keyla baru merasakan cinta pada Fandy. Padahal sebelumnya ia biasa saja pada Fandy.
***
Setelah beberapa hari kemarin ia merasakah kegalauan. Hari ini ia senang. Namun, ia tak ingin terlalu berlebihan karena belum tentu Fandy suka padanya. Keyla merapikan make up nya. Ia tak suka make up berlebihan. Tangannya cukup dingin sembari trus melihat jarum jam. Seperti khawatir pada seseorang.
Keyla membuka jendela kamarnya, melihat keindahan kota daripada menunggu Fandy.
Ia kaget bukan main, saat melihat Fandy membawa bunga. Dan ia memberi kode dengan kedua tangannya berbentuk hati. Membuat Keyla semakin tak percaya jika Fandy mempunyai rasa dengannya.
***
Tamat
KAMU SEDANG MEMBACA
Loveland: Romance de Amor
RomanceRomansa di bulan Januari! Jamuan hangat untuk hati yang mulai sedingin dan sepekat malam. Diramu oleh tangan-tangan dungu yang menghamba pada kisah cinta beribu rupa. Pekat aroma rempah-rempah asmara mulai mengudara: manis, lembut, pahit, menusuk. K...