Happy reading... 😄
**********
Syila Pov
"Itu..." Ucap nya dengan menunjuk kerah kolam ikan. Aku melihat kearah yang ia tunjuk. Astagfirullah betapa terkejutnya aku
Tidaaaaaakkkk....
"A__a_anu, Emmm itu kenapa Ustadz ikannya kok pada mati seperti itu?" ucapku malu dan serius aku benar-benar merasa takut yang luar biasa. Lebih kebanyakan rasa malu ditimbang rasa takut.
"Ya karena tadi kamu lempar kolam itu dengan batu, jadi ikannya pada mati." ucapnya dengan ekspresi datar.
Aaaahhhhh.. ingin rasanya aku berteriak lalu berlari keatas ranjang dan menutup seluruh tubuhku dengan selimut. Sungguh ini malu yang sangat luar biasa dalam sejarah perjalan hidupku.
Lantas aku di hukum? Hukumannya apa coba?
Belum juga satu hari jadi santri sudah di hukum. Hanya gara-gara ikannya pada mati. Ah, mampus benar ini nasib.
Aku tidak berbicara apa-apa lagi padanya. Aku hanya mengikutinya dari belakang, karena dia menyuruh aku mengikutinya dan dia juga yang akan memberi hukuman.
Aku terus berjalan dengan menunduk. malas sekali rasanya. Hm, pikiranku penuh dengan pertanyaan hukuman apa yang akan dia berikan pada perempuan secantik aku coba hupss.
Aku hanya terus berjalan tanpa memperhatikan langkahnya yang berhenti tiba-tiba. Alhasil aku yang sedari tadi mengikutinya dari belakang menambraknya dan aku sendiri yang tersungkur jatuh. Menabraknya menurutku seperti menambrak Menara Eiffel saja, yang ada bukan dia tapi aku yang jatuh. Eh, apa aku pernah menabrak menara Eiffel? Cuma gambaran saja!Dia membalikan badan dan matanya membulat melihat aku yang tersungkur di tanah dengan posisi yang memalukan, aku seperti bersujud kepadanya. Ya Allah. serasa aku menciut menjadi semut karena malu.
"Makanya kalau jalan itu lihat-lihat ukhty. Tapi sebentar. ukhty kenapa?" ucapnya tanpa melihat kearahku. Hmm, jangankan menolong, melihat saja enggan. Huh, malas sekali aku menda[pat hukumnya.
Aku tidak membalas pertanyaanya, yang aku rasa itu merupakan sebuah pertanyaan yang tidak perlu di jawab."Berdirilah disini selama tiga jam. Dimulai dari sekarang!" ucapnya dengan melihat jam yang melingkar di tangan kirinya.
What? 3 jam? Kenapa tidak sekalian saja 24 jam biar kau puas. aku hanya berkata dalam hati dan membalas dengan anggukan.
"Hukumannya selesai nanti pukul satu, dan saya akan kembali kesini, awas jangan sampai kabur. Assalamualaikum!" ucapnya dengan singkat dan berlalu pergi.
"Wa'alaikumussalam!" ucapku agak malas.
Kacau...kacau..kacau.
kenapa jadi seperti ini?
aku tidak dapat menolak. Harus taat aturan. Aturan tetap aturan, walau dalam hati aku sedikit tidak menerima atas hukuman ini. Malu? sudah pasti. aku berdiri di depan kantor pesantren yang sudah pasti banyak santri berlalu lalang. aku belum bisa menerima hukuman ini dengan ridha, karena aku santri baru, mana tau semua aturannya!📖📖📖
Author Pov...
"Assalamualaikum akhy!" ucap seorang pemuda berhidung mancung, dan duduk di sebelahnya.
"Wa'alikumussalam warahmatullah!" ucap pemuda yang satunya lagi.
"Darimana saja antum ini? baru kelihatan sekarang." Lanjutnya.
"Ana habis hukum santri wati." ucapnya bersandar pada tembok mesjid, karena kini posisi mereka berada di teras mesjid.
"Kok bisa! memangnya salah apa? teru kenapa harus antum yang menghukum?" Ucanya penasaran.
Sang pemuda tersebut tersenyum mengingat tingkah syila yang terlihat polos dan konyol. Sang pemuda tersebut pun menceritakan bagaimana kejadiannya. Pemuda tersebut pun tertawa dibuatnya. Apalagi ketika mendengar kata 'jelmaan ikan' tidak terbayang olehnya bagaimana polosnya santri wati tersebut.
"Buahahaha. terus, antum sekarang meninggalnya sendirian di tempat biasa santri di hukum?" Ucapnya.
"Laah ya iya masa ana temenin kan belom halal." ucapnya malu.
"Barangkali dia jodoh antum dari Allah." jelas pemuda satunya.
"Ahahha yang terbaik saja menurut Allah akhy" jawabnya.
📖📖📖
Masih di tempat yang sama serta dengan posisi yang sama, yaitu berdiri. syila melihat jam tangan yang melingkar di tangannya. Nampakanya syila masih saja merutuki dirinya dalam hati, santri baru sudah di hukum saja!
Duaarrr....
Suara petir yang sangat keras mengagetkan syila. kini, syila benar-benar merasa bingung. hukumannya masih 1 jam 30 menit lagi sedangkan awan hitam sudah mulai menutupi langit di barengi kilatan serta petir yang amat keras. Menakutkan, Begitulah batin syila.
Dia melihat kesekeliling asrama nampak semua santri berlari memasuki hujroh masing-masing. Namun ada juga yang berbisik dan melihat ke arahnya, syila mampu mendengar apa yang dibicarakan dan itu di tujukan kepadanya.
"Siapa dia? Aku belum pernah liat dia sebelumnya!" Ucap akhwat yang satu.
"Santri baru kali, cantik ya tapi kok bisa di hukum seperti itu ya?" Ucap akhwat yang lainnya.
"Santri baru sudah bikin ulah. Yuk ah kita biarin dia kehujanan." ucap akhwat yang satu lagi, dan mereka bertiga pergi menuju hujronya.
Syila beristigfar dalam hati. hupss syila berpikir, apa mereka akan menjadi pemeran antagonis di pesantren ini untuk syila? syila masih saja berpikiran kearah sana.
Syila melihat kesekeliling asrama namun nampak tidak ada satu santri pun yang ada di luar. Diapun menengadahkan pandangannya kelangit. Nampaknya akan turun hujan yang sangat deras beserta petir.
menyeramkan! batinnya berkata."Andaikan jam dunia bisa aku putar, akan aku putar lebih cepat supaya hukuman ini cepet berlalu. Aku mohon hujan, Kau jangan turun terlebih dahulu ya, aku masih di hukum. Masa tega kamu guyur aku" ucap syila dengan kepala masih melihat ke atas.
Tes...tess..tesss
Tetesan hujan mulai membasahi wajah cantiknya. Tidak lama dari itu turunlah hujan yang sangat deras, hal itu membuat syila sangat takut. Tidak tau kenapa. syila memang menyukai hujan namun dia tidak begitu menyukai berada dibawahnya.
Ingin Rasanya syila berlari menghidari hujan itu, Namum syila mengingat dirinya tengah di hukum dan itu pelaturan di pesantren ini, jika ada salah satu peraturan yang di langgar maka setiap santri wajib dikenakan hukuman.
Syila menahan rasa dingin yang mulai menusuk tubuhnya, dia memegangi bagian perutnya yang kini terasa sangat sakit.
Tidak, jangan disini, jangan sekarang. Kamu kuat syila kamu kuat. Ucapnya dalam hati.
Di tengah guyuran hujan syila melihat jam di tangannya dan jarum jam hanya bergeser 15 menit saja. padahal yang syila rasa hujan ini sudah begitu lama. Tubuh syila teras semakin lemas dan syila merasa sangat dingin. Bibirnya terlihat membiru dan penglihatannyapun seperti memudar.
"Ya ALLAH SYILA"
Syila mendengar suara seseorang berteriak memanggil namanya. Refleks syila membalikan badan untuk mengetahui siapa orang itu. Namun,
Bbrrruukkk....
🌸🌸🌸🌸
Aduuh segini dulu ya readers..
Afwan ini banyak typo bertebaran hhe
Semoga Allah senantiasa merahmati kita semua terutama yang follow dan meninggalkan jejak vote and comment.
Aamiin..
😅😅
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Ustadz (Selesai)
SpiritualAtas sesuatu yang menimpamu. Tak perlu menyalahkan orang lain, tak perlu menyalahkan takdir atau bahkan keadaan. ~Arsyila Romeesa Farzana Kamu tidak bisa menebak hati seseorang itu untuk siapa, Kamu tidak bisa memaksa hati seseorang itu untuk siapa...