بسم الله الرحمن الرحيم........Hay..hay..hay
Ada yang penasaran gak nih dengan kelanjutannya?
Yuukk kita lanjut...
Tancap gas, Lanjuuuuuuuuuut
👇👇👇
Happy reading...
**************
Syila berjalan menjauh dengan rasa kesal di dalam hatinya. Tega sekali ustadz hafizh mempermainkannya. Dia benar-benar merasa sangat kesal dengan kejadian itu. Syila terus berjalan di koridor kantor santri.
Dia duduk di bangku yang ada di depan kantor tersebut, sesekali dia melirik para santri yang berlalu-lalang di depannya. Ada rasa ingin dalam hatinya untuk seperti mereka.Mungkin aku tidak akan seperti ini. Batinnya.
Syila melirik jam tangan yang terpasang di tangan kanannya. Dia bangkit, lalu pergi menuju kamarnya.
huppss.. cape sekali. Perasaan kamarku mendadak jauh sekali ya. Batinnya, dan menyandarkan kepalanya di tembok.
"Hmm anti tidak papa toh?" ucap seorang akhwat yang menggunakan kacamata kepada syila.
"Ah gak papa, ana cuma merasa haus jadi mau ke kamar rasanya jauh sekali ini." ucap syila dengan senyum malu.
"Syukurlah kalau begitu, ana duluan ya. Assalamualaikum." ucap akhwat tersebut dan berlalu meninggalkan syila.
"Wa'alaikumussalam" ucap syila.
Syila terus berjalan menuju kamarnya. hanya tinggal beberapa meter lagi sampai. Syila yang merasa sedikit tidak sabar sedikit berlari. Namun, tangannya di cekal oleh seseorang dari arah belakang. Syila yang mendapatkan perlakuan tersebut mengibaskan tangannya dan orang tersebut meringis kesakitan.
"Keterlaluan." ucap seseorang itu.
"Maksud anti apa berbuat kasar sama saya?" ucap syila tenang.
"Haha jangan sok lugu deh lo. Awas ya kalo sekali lagi lo coba deketin ustad Hafizh lo bakal tau akibatnya." ucap orang tersebut.
"Maaf saya tidak mengerti maksud anda dengan membawa nama ustadz hafizh. Tujuan saya berada disini bukan untuk itu. Saya tidak pernah bermimpi sebelumnya dapat bertemu beliau termasuk anda sekalipun. Tapi ini qodarullah. Satu lagi. Saya tidak dekat dengan beliau. Terimakasih!" Ucap syila mencoba pergi.
"Tunggu! Gue tegaskan sekali lagi. Jangan terlalu dekat dengan dia kqlau lo mau aman."
"Dan saya tidak takut dengan ancaman anda nona tasya." ucap syila santai dan masuk ke kamarnya.
Tasya mencoba meraih tangan syila kembali, namun gerakannya kalah cepat dengan syila yang telah masuk dan menutup pintu.
Tasya merasa geram dan berlalu pergi dari kamar syila.
📖📖📖
Hujan nampak deras mengguyur bumi, membuat semua insan yang menyaksikannya merasa betah dan enggan untuk keluar dari tempat mereka.
Seakan cuaca seperti ini adalah waktu yang mendukung untuk tidur kembali.Di pesantren juga sepertinya tidak ada santri yang beraktivitas seperti biasa. Koridor asrama yang biasa ramai oleh santri yang hilir mudik kesana kemari nampak terlihat sepi.
Apakah yang di lakukan para santri saat hujan seperti ini?
Derap langkah seorang pemuda di ruang tamu rumahnya seolah terdengar begitu nyaring. Pemuda tersebut sedikit mengerutkan keningnya. Merasa kaget dengan suasana rumah yang ramai tidak seperti biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Ustadz (Selesai)
SpiritualAtas sesuatu yang menimpamu. Tak perlu menyalahkan orang lain, tak perlu menyalahkan takdir atau bahkan keadaan. ~Arsyila Romeesa Farzana Kamu tidak bisa menebak hati seseorang itu untuk siapa, Kamu tidak bisa memaksa hati seseorang itu untuk siapa...