"Santri itu akan selalu jadi anak GAPLEH: Gaul Tapi Soleh."
🌸🌸🌸🌸
"Ingat pesan ayah sama bunda ya sayang" ucap bu sarah bundanya syila dengan mencium kening anak bungsunya itu, namun syila hanya membalas dengan anggukan.
Perasaan syila saat ini seakan masih belum percaya, jika ternyata sekarang dirinya masuk pesantren dan akan menjadi seorang santriwati.
Sejujurnya, dia masih merasa bingung apa yang harus dia lakukan setelah ini.Apa dia akan bertemu dengan pemeran antagonis seperti di film-film itu?
ataukah bertemu teman baik yang super rempong? (pemikiran syila yang cukup lucu)
"Ayah dan bunda serta kak sakeer kan sudah menitipkan kamu sama abi dan umi di pondok ini" ucap sakeer.
"Tumben baik" ucap syila nyengir
" Ihhh itu mah lo nya aja tarzan yang gak tau kalo aku baik" ucap sakeer yang di balas pelukan oleh syila.
"Makasih makhluk astral.hhhe" ucapan syila berhasil membuat sakeer dan orang tuanya tersenyum.
"ayah, bunda do'ain syila ya." Ucap syila
" Pasti ayah dan bunda do'ain yang terbaik buat kamu" ucap sang bunda
"Tambah lagi do'anya bun" ucap syila tersenyum.
"Apa itu?" Ucap sang ayah yang kini mengeluarkan suara.
"Do'ain syila supaya dapet suami ustadz tampan disini ya, yang tadi kata bunda bilang sama ayah kalau disini ada ustadz keren siapa tau itu jodoh aku..hhee" ucap syila dengan memamerkan deretan gigi nya.
Ucapan dan perilaku syila kerap selalu mengundang tawa seisi rumah dengan tingkah konyolnya .Berat, itulah yang orang tua syila rasakan melepas putri bungsunya itu, namun semua itu mereka lakukan hanya untuk kebaikan syila sendiri.
Tidak selamanya perpisahan itu menyakitkan, dan tidak selamanya pula pertemuan itu membawa kebahagian.
Semua telah Allah atur dengan skenario yang begitu indah. Termasuk jalan yang harus ditempuh syila beserta keluarganya.
Jika hidup ini hanya tentang kebersamaan manis, maka selamanya kita tidak akan pernah merasakan manisnya hasil dari sebuah perpisahan.
📖📖📖📖
Syila Pov...
Hmmm, baru saja beberapa jam disini akan tetapi rasanya aku sudah merasa bosan yang sangat luar biasa. Andai rasa betah itu dapat aku beli, maka akan aku beli berkeranjang-keranjang agar aku tidak merasakan bosan seperti ini sekarang.
disinilah di sebuah kamar yang didesain untuk empat orang dan terdapat empat tempat tidur disini. Aku memilih tempat tidur paling pojok dekat jendela, kenapa? Agar aku dapat dengan mudah melihat ke bawah, melihat segala aktivitas santri yang hilir mudik dari atas sini. kamarku berada di lantai dua tepatnya di Hujroh 24/Maryam.
Termenung kini yang aku lakukan. Sendirikah aku disini? Yang lain mana? Kenapa aku hanya sendirian? Begitu banyak pertanyaan dalam benakku yang tidak bisa terlontar. Alhasil aku bercengkrama seorang diri.
padahal baru beberapa jam orang tua beserta kakak ku pulang, tapi rindu itu sudah menyeruak kedalam kolbu. Hupss, aku menarik napas panjang, Aku harus bertahan disini apapun yang terjadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
He Is My Ustadz (Selesai)
SpiritualAtas sesuatu yang menimpamu. Tak perlu menyalahkan orang lain, tak perlu menyalahkan takdir atau bahkan keadaan. ~Arsyila Romeesa Farzana Kamu tidak bisa menebak hati seseorang itu untuk siapa, Kamu tidak bisa memaksa hati seseorang itu untuk siapa...