3. Adiktif (Chasang)

171 21 19
                                    


Genre: (hints) Romance
Rating: ...h3h3h3/?

***

Sanghyuk tidak tahu sudah berapa lama ia menperhatikan sunbae sekaligus guru menarinya itu.

Perawakannya lucu dengan bentuk wajah yang menjadi favoritnya, netra bulat jernih yang melengkung indah saat ia tersenyum, surai kelam yang berkilau jika diterpa cahaya dan terlihat menggoda untuk menyematkan jemari diantaranya. Oh jangan lupakan bentuk tubuh yang terlampau ideal--ramping tapi tidak kurus, cukup untuk membuat gadis-gadis menangis iri. Dan saat ia menari, ia menjadi makhluk paling indah di dunia ini.

Tapi dibandingkan semuanya, Sanghyuk jauh lebih menyukai warna kulit eksotis orang itu yang terlihat kontras dengan warna kulitnya.

"Hyuk-ie, kau lelah?"

Suara semanis madu yang mengirimkan gelenyar aneh namun memabukkan bagi indera pendengaran Sanghyuk itu membuyarkan lamunannya, ia menatap pemuda yang menunduk ke arahnya dengan wajah penuh pertanyaan.

Lucu.

Sekaligus berbahaya.

"Kau terlalu dekat, Hyung. Menjauhlah." ia tidak benar-benar mengusir, sebenarnya. Hanya saja Sanghyuk tidak jamin ia mampu menahan diri jika laki-laki yang lebih tua itu tetap 'menggoda'nya seperti ini.

Terlebih dengan posisi mereka saat ini--Sanghyuk yang duduk bersandar dengan kedua kaki yang ia luruskan, sementara pemuda yang lain malah berlutut diantara kedua kaki Sanghyuk dengan satu tangan yang sialnya menyentuh paha berisinya sembari membuat gerakan mengelus pelan.

Cha Hakyeon benar-benar zat adiktif paling berbahaya.

"Hyuk-ie, sesi hari ini belum selesai loh. Murid-muridku yang lain pasti sedang menungguku sementara kau bermalas-malasan begini."

Bermalas-malasan? Sanghyuk? Sekarang coba jelaskan bagaimana caranya agar ia bisa terbebas dari belenggu pesona Cha Hakyeon yang berhasil menginjak telak mentalnya sedemikian rupa. Bahkan setiap sentuhan ringan yang ia lakukan secara acak seolah berhasil melumpuhkan tiap titik warasnya semudah itu.

"Hyung..." Sanghyuk menggeram dengan nada rendah saat Hakyeon justru semakin memajukan wajahnya.

"Ppft..." seringai tipis terpatri di wajah Hakyeon. Ia kemudian menyentil pelan dahi Sanghyuk, "Kau memikirkan apa, bocah?"

Cukup.

BRUGH

Sanghyuk mendorong kedua bahu Hakyeon hingga membuat punggung laki-laki yang lebih tua itu menghantam lantai cukup keras.

Ia meneguk ludahnya sendiri, mengutuk setiap bulir keringat yang membasahi wajah serta tubuh Hakyeon--menambah keindahan laki-laki tersebut. Seringainya masih terpatri disana, menatap dengan intensitas menghancurkan segala rasionalitas milik Sanghyuk.

Cha Hakyeon tengah menantang insting dominan Han Sanghyuk.

"Hyung, kau keterlaluan."

Sangat keterlaluan. Memangnya dia pikir mudah mempertahankan dirinya agar tetap waras di sekitarnya?

Cengkraman di kedua bahu Hakyeon mengerat, memaksanya agar tetap di dalam kungkungannya. Padahal ia sudah cukup sabar dengan menahan dirinya.

"Aku hanya berusaha 'menyemangati'mu, Hyuk-ie. Dan sepertinya cukup berhasil?" kekehan pelan terdengar di akhir kalimatnya.

"Kau tahu, Hyung? Kau berhasil menaikkan semangatku, cukup untuk membuatmu 'menari' hingga tidak bisa berjalan selama tiga hari ke depan."

Hakyeon mengerjap beberapa kali dengan netra yang membulat sempurna. Tak lama kemudian dia tertawa cukup keras.

"Ngomong-ngomong waktumu tinggal 1 jam lagi, Hyuk-ie." Hakyeon tidak seberapa tertariknya membalas perkataan Sanghyuk, "Aku masih punya 3 murid lagi untuk kuajari."

Sanghyuk berdecak halus, dengan setengah tidak ikhlas dia melepaskan cengkramannya dan berdiri. Sementara Hakyeon bangkit, menatap muridnya sembari mati-matian menahan tawanya.

Tentu saja dia tidak akan membiarkan Sanghyuk 'memenangkan' dirinya semudah itu. Terlalu cepat seribu tahun untuk bocah sepertinya.

"Hyuk-ie,"

Sanghyuk mengerang pelan, "Ap--"

Detik selanjutnya kedua netra Sanghyuk melebar. Hakyeon menempelkan bibirnya di bibir Sanghyuk singkat. Hanya menempel, tidak lebih--namun cukup membuat jantung Sanghyuk seakan berhenti berdetak untuk sesaat. Bahkan sampai Hakyeon melepaskannya pun dia masih bergeming seperti orang bodoh.

"Kembalilah 10 tahun lagi jika ingin membuatku menjadi milikmu, bocah."

Sebuah seringai mengakhiri kalimatnya, menyadarkan Sanghyuk dari keterdiaman yang entah sudah berapa lama. Hakyeon melenggang begitu saja, sungguh ia sangat ingin menertawakan Sanghyuk sekeras mungkin. Tapi percayalah, dia tidak setega itu terhadap bocah polos yang masih belum bisa mengendalikan hormonnya yang meledak-ledak.

'Ah, sial...' Sanghyuk mengutuk dalam batinnya sembari menggaruk belakang kepalanya kikuk. Tidak pernah menyangka dengan tindakan gurunya tadi yang terlalu tiba-tiba.

Yah, setidaknya tantangan ini membuat segalanya menjadi menarik.

FIN

Halcyon DaysTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang