Jangan Menjauh 4

88 8 0
                                    

"Bagiamana mana bisa aku pulang sendiri, bahkan aku tidak hapal jalan mana yang harus aku lewati"

---------

Nyonya Lasmi berjalan memasuki rumah nya yang tampak sepi, dia bertanya pada pelayanan yang lewat

"Bi, apa Ghifari dan Sulistiani sudah pulang?"

"Belum nyonya!"
Jawab pelayanan itu, lalu pergi ke dapur

Nyonya Lasmi melihat langit dari jendela
"Sudah mendukung, sebentar lagi hujan turun!"
Nyonya Lasmi merasa khawatir, mengingat tadi pagi Ghifari bersikeras menolak untuk berangkat dengan Sulistiani, ia takut anak temannya tidak ikut pulang
"Hmm semoga mereka berdua baik baik saja!"

Nyonya Lasmi merasa khawatir melihat cuaca sudah sangat gelap, tidak biasa kampus pulang se sore ini, meski Sulistiani hanya tamu, tapi ia sudah menganggap nya sebagai anaknya sendiri.

Baru saja nyonya Lasmi menaiki tangga, seseorang membuka pintu membuat nya berbalik melihat siapa yang datang

"Assalamualaikum!"

"Waalaikumuss'salam! Ghifari.."
Nyonya Lasmi berjalan menghampiri Ghifari dan menerima uluran salam dari anaknya
"Allhamdulillah kamu sudah pulang, bunda sangat khawatir"
Nyonya Lasmi tersenyum sambil mengusap rambut Ghifari, tapi saat menyadari Ghifari hanya sendirian
"Loh!! Kamu sendiri, tiani mana?"

Ghifari menggaruk tengkuknya ragu, ia menyadari bundanya menatap nya seolah meminta penjelasan

"Jangan bilang ka-"

"Tidak bun!! Tadi aku sudah mengajak nya pulang, tapi dia bilang ada urusan sebentar"

"Lalu?"

"Tiani menyuruhnya ku pulang duluan, dia bilang akan pulang sendiri, lagipula dia bukan anak SD lagi, aku ke kamar dulu ya bun!"
Ghifari mencium pipi bundanya lalu pergi ke kamar.

---------

Ghifari Pov

Tadi sore Aldi meminta ku ke rumahnya untuk membantu mendekorasi kamar nya, hmm dia memang unik, kurasa

Tanpa memperdulikan orang yang tadi pagi berangkat bersama ku, aku langsung melajukan mobil ku ke rumah Aldi

Entah mengapa hari ini mood ku sangat buruk, apa paan mereka, merelakan kata katanya hanya untuk mahasiswa baru yang menurut ku biasa saja, hei apa mata mereka sudah teracuni, apa menariknya seorang Sulistiani, menurutku dia biasa saja seperti gadis pada umumnya.

Terserah dia mau pulang atau tidak, lagipula dia bukan anak kecil lagi, selama di perjalanan aku melajukan mobilku kencang, langit sudah sangat gelap, kurasa akan turun hujan

Aku pulang dari rumah Aldi, begitu sampai di rumah, bunda memberikan beberapa pertanyaan, dan yang membuat moodku semakin buruk adalah, bunda menanyakan gadis itu, hei seberapa penting nya anak itu, lagipula hanya aku anak satu satunya bunda, kurasa semua orang sudah teracuni oleh gadis itu, dia hadir dalam hidupku dan meracuni semua orang dengan sikap so polos nya itu, heumm

Sebelum makan malam tiba, aku menonton siaran tv yang menayangkan banyak kejadian mengerikan karena hujan lebat ini, banyak tempat yang berkena banjir dan pemohonan tumbang, bencana tidak terduga itu sebagian besar karena ulah manusia yang kurang bertanggung jawab

Tiba tiba saja aku teringat Sulistiani, dia belum pulang? Apa dia tidak tau rupa bis, eish tapi mana ada bis lewat jika sudah sesore itu, hmm terserahlah

Tapi di luar sana hujan sangat deras, bagaimana mana jika terjadi apa apa, ditambah lagi dia tidak hapal jalan, argggh kenapa aku harus pusing memikirkan nya

Jangan MenjauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang