Jangan Menjauh 10

5 1 0
                                    

Sejak kejadian semalam, tiani memblokir kontak Ghifari supaya laki laki itu tidak menghubunginya lagi. Tapi Ghifari tetap berusaha mendekatinya

"Tiani, aku minta maaf untuk kejadian semalam, aku tidak bermaksud membentak mu!"

"Tidak papa, aku sudah memaafkanmu, jadi pergilah!"
Tiani beranjak dari tempat duduknya karena ini sudah jam istirahat, ia merasa lapar dan berniat pergi ke kantin

Ghifari menahan tangan Tiani
"Kamu mau kemana?"

"Aku lapar, aku mau ke kantin ka!"

"Biar aku antar!"

"Tidak perlu!" Tiani menepiskan tangannya lalu pergi menuju kantin

Ghifari melongo melihat Tiani pergi, ia merasa tidak rela Tiani pergi tanpa mengajaknya, Ghifari membutuhkan Tiani. Ghifari mengaduh saat seseorang memukul pundaknya
"Felix!"

Felix tertawa setelah melihat apa yang terjadi barusan pada sahabatnya ini "Jadi?"

"Apa?!"

"Jadi sekarang seorang Ghifari sedang mengejar gadis yang mulai dibencinya?!"

"Hmm!"

"Haha! Sudah kubilang, ada saatnya lo akan membutuhkan gadis itu! Jangan jangan mulai suka nih?!"

Ghifari mengerang kecil saat mendengar perkataan Felix yang benar adanya.

Ghifari mengejar Tiani ke kantin, dan saat ini mereka berdua duduk di meja pojok, karena Ghifari yang minta dengan paksaan tentunya

Sebenernya Tiani merasa risih karena Ghifari terus memperhatikannya, tapi dia berusaha menganggap Ghifari tidak melihatnya

"Kamu ngga ngajak aku makan?"
Celetuk Ghifari

Tiani berhenti mengunyah "Aku kira kaka ngga lapar, mau?"

Ghifari tersenyum, dia senang Tiani masih bersikap lembut padanya "Tidak usah, hanya bercanda ko!"

"Oh!" Tiani kembali menyantap makanannya hingga habis.

Waktu kuliah sudah selesai, Ghifari menunggu Tiani yang masih betah duduk di luar kursinya sambil mengotak atik handphonenya

'kenapa ka Ghifari masih duduk disana sih!'
Batin Tiani, sebenarnya Tiani menunggu Ghifari pergi, dia takut Ghifari akan mengikutinya

'Lagi apa sih anak ini? Lagi kontekan sama siapa coba, pokus banget sama handphonenya!'
Batin Ghifari juga

"Kaka/kamu... Mau sampai kapan disitu!" Ucap mereka serempak

Ghifari dan tiani bengong, saling menatap

"Ngga mau pulang!" Ucap keduanya lagi

'Asstagfirullah ko barengan terus!' Ucap batin merek bersamaan, Ghifari merasa senang sedangkan Tiani merasa resah dan kesal

Mereka berdua beranjak dari kursinya dan berjalan keluar ruangan, di ambang pintu pun mereka keluar secara bersamaan

"Aku dulu yang keluar! Sempit ini"
Ucapnya Ghifari

"Ish aku dulu, lagian ka Ghifari ikut ikutan keluar sih!"
Balas tiani dengan nada kesal

Setelah berebutan pintu, akhirnya mereka lolos dari pintu bersamaan, Tiani menghentakkan kakinya pergi menjauh dari Ghifari

Ghifari berjalan ke arah mobilnya di parkiran, sebelum masuk ke dalam, Ghifari melihat Tiani yang sedang berdiri di pinggir jalan
'kesempatan!'
Dengan buru buru Ghifari memasuki mobilnya dan mendekati Tiani

Tiani terkejut saat mendapati Ghifari melihatnya lewat kaca mobil
'Ya Allah, tidak bisakah dia menghilang satu hari saja!' Batinnya

"Mau pulang kan? Biar aku antar, aku pastikan kamu selamat sampai tujuan dan aku pastikan kamu nyaman selama perjalanan!"

"Tidak perlu, terimakasih!" Balas Tiani jutek

Ghifari menahan nafasnya, dan hatinya terasa ngilu, dia dengan baik hati mengajak Tiani dan berbicara panjang lebar, tapi yang dia dapat hanya penolakan secara singkat tanpa aura 'eumhh Asstaghfirulloh!'

---------

Malam harinya, Ghifari turun keruang keluarga setelah mendengar Ny.Lasmi pulang

"Bunda!"

"Ehh sayang! Sudah makan?"

"Sudah bun!"

Ny. Lasmi duduk di sofa setelah melihat anaknya duduk, dia yakin ada yang ingin anaknya bicarakan, karna tidak biasanya ghifari menyambut kepulangannya

"Ada apa?"

Ghifari sedikit terkekeh, "Bunda tau aku ingin bicara sesuatu?"

"Tentu saja, bunda bisa merasakannya!"

"Jadi begini..." Ghifari menghela nafas "Bisakah bunda menarik semua kebutuhan yang biasa bunda berikan pada tiani!"

"Sayang bunda tid..."

"Tolong bun, bantu aku, aku pastikan ini hanya sementara!"

"Hmm.. hanya satu minggu!"

"Baiklah!"

Keesokkan harinya Ghifari datang lebih awal ke kampus, dia sengaja menunggu Tiani di gerbang, beberapa menit kemudian dia melihat Tiani berjalan ke arah gerbang

Saat Tiani hendak melewatinya, dengan cepatnya Ghifari meraih lengannya,
"Tiani!"

Kaget, Tiani menepiskan tangannya
"Kenapa?" Tanya Tiani heran melihat perlakuan aneh Ghifari, yang benar saja pria ini diam dipintu gerbang lalu meraih tangannya dengan tidak jelas

"A-anu eum ada yang ingin aku bicarakan padamu, penting!"
Ucapnya dengan nada serius meskipun sedikit terbata bata

"Didepan kelas saja bagaiman?"

"Oh! Ya o-oke"

Lalu mereka berdua berjalan menuju kelas lalu duduk di kursi yang berjajar di depan kelas

"Jadi apa?!"
Tanya Tiani dengan pandangnya yang lurus ke depan, tidak melihat ke arah Ghifari

"Sebenarnya aku berat mengatakannya!"
Ucap Ghifari mulai berakting

"Katakan saja!"

"Mulai dari hari ini keluarga ku tidak bisa lagi memfasilitasi mu lagi"

Tiani terdiam, sebenarnya dia terkejut, tapi terkejut bukan karna dia tidak akan mendapat fasilitas lagi, melainkan dia terkejut kenapa keluarga Ghifari tiba tiba mencabut fasilitas yang telah diberikan padanya, apa dia melakukan kesalahan.

Ghifari Pov

Setelah aku mengatakan jika keluarga ku tidak akan memfasilitasinya lagi, aku melihat keterkejutan dari wajah wanita ini, aku yakin dia sangat terkejut, dan semoga rencana ku ini berhasil, semua wanitakan sangat tergiur dengan uang, apalagi Tiani sekarang sedang menjalani kuliah dan tinggal dikosan, tentu saja dia akan membutuhkan uang.

Tujuanku melakukan semua ini agar dia tidak menghindari dariku lagi dan mau kembali ke rumah dan tinggal bersama seperti dulu.

Sulistiani Pov

Aku berusaha berpikir dan mengingat kesalahan apa yang telah aku perbuat sehingga keluarga Ghifari tiba tiba mencabut fasilitasnya

Tapi tidak masalah untuk, karna aku masih punya tabungan untuk makan sehari hari, dan kosan sudah dibayar lunas untuk jangka dua tahun, semesteran kuliah dan biaya lainnya juga sudah lunas untuk waktu satu tahun, kurasa untuk dua tahun ini aku tidak perlu memikirkan soal biaya.

Aku melihat ke arah Ghifari seraya tersenyum kecil
"Tidak papa!"
Balasku, lalu berdiri
"Aku kekelas ya ka!"

Jadi ka Ghifari hanya ingin mengatakan itu, benar benar aneh.








#Vote 😊🙏
#Follow Akun

Jangan MenjauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang