Jangan Menjauh 5

79 4 2
                                    

"Ghifari!"

Saat berjalan di koridor, Ghifari berbalik arah saat ada yang memanggil namanya

"Ka Sabila"

Ghifari melihat sabila yang usianya lebih tua darinya berdiri di dekat nya

"Ghifari, ah aku ingin bertanya, apa terjadi sesuatu pada Sulistiani, kemana dia?"
Tanya Sabila

"Aku tidak tau ka!"

Sabila mengerutkan dahinya, bingung
"Bukankah kalian tinggal bersama mu? Kupikir kamu tau"

Ghifari berdehem "Tadi pagi aku tidak berangkat bersama nya ka, dan aku belum melihat nya pagi tadi"

Sabila mengangguk
"Baiklah terimakasih, bersikap baik lah padanya, kupikir dia anak yang baik dan polos"

Ghifari mengangguk sambil sedikit tersenyum "em!"

Sampai di rumah, Ghifari mengedarkan pandangannya, rumahnya sepi
Ghifari tau bundanya sedang berada di RS bersama ayahnya, otomatis di rumah hanya ada para pembantu dan, mungkin Sulistiani, pikir Ghifari

Ghifari pergi ke kamarnya dan memulai acara bersih bersih nya, saat mengeringkannya rambut, Ghifari teringat gadis yang ada di rumahnya, sedari pagi Ghifari belum melihatnya hingga hampir malam begini
'Apa dia ada di kamar nya!' batin Ghifari,

Setelah mengenakan pakaian santai, kaos oblong putih dan jens selutut,
Ghifari keluar kamar, saat ini ia tengah berdiri di depan pintu kamar Sulistiani

Ghifari berniat membuka pintu itu sebelum ponsel berdering menandakan pesan masuk

"Bunda!"
Gumam nya lalu membaca isi pesan itu

Bunda ^_^

Ghifari.. malam ini bunda akan menginap di rumah sakit bersama ayahmu, tolong jaga tiani dia sedang sakit, jangan lupa bujuk dia supaya mau makan dan beri dia obat ya, paman Junaedi sedang di beri tugas oleh ayahmu

Setelah membaca pesan itu, Ghifari menatap pintu kamar Sulistiani
'Jadi dia sakit, mengapa tidak bilang'

Sedikit merasa bersalah dalam hati nya karena telah membuat Sulistiani pulang sendirian dalam keadaan musim hujan seperti kemarin, apalagi Sulistiani adalah anak perempuan sekaligus tamu dan belum lama tinggal di rumahnya, pemikiran bijak Ghifari muncul seketika, seharusnya dia memperlakukan tamu dengan baik meskipun dirinya tidak suka dengan sikap kekanakan Sulistiani

'Namanya juga perempuan, jadi pantas sikapnya manja, kenakan, ck! Tapi aku benar benar belum mengerti'
Gerutu Ghifari dalam hati

Ghifari menghela nafas, ia pergi ke dapur dan meminta pelayanan untuk mengantarkan bubur ke kamar Sulistiani, Ghifari yakin gadis belum makan

"Hhh~ aku seperti punya adik!"
Ucapnya

Di dalam kamar, Sulistiani meringkuk di balik selimut, tadi pagi ia demam tinggi, tapi beruntung nya nyonya Lasmi tau bagaimana mana menangani orang sakti ia karena selalu belajar dari suaminya,
Sulistiani sangat meminta maaf dan berterima kasih karenanonya Lasmi mau merawatnya

Sedari pagi Sulistiani tidak diperbolehkan keluar kamar oleh nyonya Lasmi, saat makan siang pun pelayanan yang mengantar nya ke kamar, tapi tidak dimakan oleh Sulistiani, ia merasa tidak ada nafsu untuk makan.

Sulistiani membuka matanya saat mendengar pintu diketuk, ia sedikit mendengus kesal karena malas membuka mata, apalagi harus membuka pintu
"Masuk saja bi"

"Non tiani, kali ini non harus makan, tadi siang non tiani tidak makan siang, ini sudah hampir malam, non harus makan"
Ucap pelayanan itu dengan ramah

Jangan MenjauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang