Jangan Menjauh 7

5 1 0
                                    

"Tiani!"

Sulistiani menoleh saat namanya dipanggil
"Bibi!"
Sulistiani segera menghampiri nyonya Lasmi dan memberikan salam
"Kapan bibi pulang!"
Tanyanya

"Tadi malam! Tapi kamu sudah tidur!"
Jawab nyonya Lasmi,
Sulistiani mengangguk sebagai respon

"Dua hari kedepan bibi harus menemani ghifari menjalani perawatan di Amerika, kamu tidak papa kan bibi tinggal?"

Sulistiani sedikit tersenyum
"Tidak papa, bibi tidak usah khawatir!"
Dengan sikap perhatian nyonya Lasmi, membuat Sulistiani merasa semakin bersalah karena akibat dirinya lah ghifari terjatuh

"Baiklah, sekarang bibi harus segera bersiap siap untuk keberangkatan"

"Biar aku bantu?"

"Ah tidak perlu, bibi bisa sendiri ko!"
Nyonya Lasmi tersenyum manis, dan itu membuat hati Sulistiani menghangat, ia merasa rindu pada sosok ibunya

"Bibi, titip salam dariku untuk ka ghifari"

"Iya waalaikumusalam, insaa allah bibi sampaikan!"

Sulistiani mengangguk sambil tersenyum, setelah itu nyonya Lasmi pergi ke kamarnya, dan Sulistiani segera bersiap siap untuk pergi ke kampus.

----------
-----

"Ka bila!"

"Ka bila!"

Sulistiani menghela nafas saat Sabila tidak juga menoleh ke arahnya, teman sebangku nya itu tetap pokus dengan materi yang sedang ia cermati

"Ka bila!"
Bisiknya lagi untuk ke sekian kalinya,
"Ish!"
Gerutunya merasa kesal, akhirnya ia menemukan cara untuk mengambil perhatian sabila

Sulistiani mengarahkan tangannya ke pinggang Sabila, dan menyubitnya kecil
"Eh asstaghfirulloh!"
Pekik Sabila kaget, untung sabila tidak terikak
"Tiani!"

Sulistiani tersenyum melihat ekspresi sabila "Maaf ka, abis ka bila aku panggil dari tadi ngga nyahut nyahut"
Bisik Sulistiani pelan, takut jika dosen mendengar mereka

"Ada apa?"
Tanya sabila

"Ini ka!"
Sulistiani menunjukkan bukunya
"Aku tidak mengerti dengan poin ke empat!"
Bisiknya

"Oh ini, sini lihat!"
Setelah itu sabila menjelaskan bagaimana cara pengerjaan mencampurkan resep obat, dan Sulistiani memperhatikannya dengan cermat.

Sulistiani Pov

Setelah jam kuliah selesai, aku menemani ka shabila berlatih bola basket dengan ka Felix, dan aku baru tau ternyata mereka berdua memiliki hubungan spesial, aku setuju jika suatu saat merekam bersama, karna mereka berdua terlihat serasi dan cocok menjadi pasangan

Yaampun, bukannya berlatih dengan benar, mereka malah mengumbar mesra dilapang, dan aku? Yeah aku hanya melihatnya saja, haha lucu sekali aku bagaikan seperti nyamuk

"Eh tiani, asstaghfirulloh!" Ka sabila menghampiriku setelah ia melihatku duduk di tepi lapangan, mungkin dia peka "Maaf ya, kamu merasa kami asingkan ya!" Katanya

Aku tersenyum sambil menggelengkan kepala "Enggak ko ka, malah mungkin aku yang menggangu kalian, maaf ya!"

"Tidak ko, malah aku seneng ada kamu disini, takutnya ada setan!"
Mendengar ucapannya kami berdua tertawaan, setelah itu kami beristirahat dan meminum air mineral.
Ka sabila tipe wanita yang sangat menyukai olahraga, pantas saja dia memilih tubuh yang bagus, bak seorang model yang ada di film, dan ka Felix pun sangat ahli dalam bidang olahraga, pasangan yang benar benar cocok kan!?

Jangan MenjauhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang