Minatozaki Sana's POV"Oh... kreatif sekali ya, karyawan-karyawanku" Komentar Pak Bos.
Semua karyawan menoleh ke arah Pak Bos dengan wajah takut.
"Eh Pak Bos... hehehe" Cengir karyawan bertubuh gemuk.
"Siapa yang melakukan ini, hemm??!" Tanya Pak bos dengan kilatan mata ingin membunuh.
Semuanya tampak terdiam tidak ada yang berani menjawab.
"Oh tidak ada yang mau mengaku ya? Apa kalian mau ku pecat semua, ha?!" Bentaknya.
"Ah enggak Pak Bos" Semuanya bersuara.
"Kalo gitu mengakulah ka..."
Tiba-tiba ponsel milik Dahyun berbunyi. Dengan wajah yang masih kesal ia pun terpaksa mengangkat terlebih dulu panggilannya itu.
Dia pun menerima panggilan sambil berjalan meninggalkan ruang karyawan.
"Huft... selamaat" Lega karyawan bertubuh gemuk.
Aku pun langsung mengekori Pak Bos dari belakang dengan susah-payah, karena berkas yang menggunung di tanganku.
"Ah iya saya segera ke sana... tunggu saja" Gumamnya pada ponsel miliknya.
Buuuuk!!!
Ada yang menabrak Pak Bos sambil menumpahkah secangkir kopi tepat di kemejanya.
Orang itu langsung membungkuk sembari meminta maaf berulang kali.
Dia lalu mengambil sapu tangan dan berusaha membersihkan noda kopi yang membekas di kemeja Pak Bos.
Sementara wajah Pak Bos memerah menahan amarah. Dia menepis tangan karyawannya itu.
"Beraninya Kau! Kau tahu aku ingin pergi bertemu kolega sekarang dan kau malah mebuat ulah dengan saya!" Bentak Pak Bos dengan garang.
"Kau dipecat!"
Sebuah kata yang sering kali terdengar di dalam kantor, jika ada satu kesalahan saja yang bawahanya perbuat di depan Pak Bos.
Semua orang nampak terkejut mendengar lontaran Pak Bos. Tak terkecuali orang yang telah menumpahkan kopi, ia langsung terduduk lemas.
Pak Bos tak menghiraukannya, ia kembali melanjutkan langkahnya menuju mobil.
Aku yang merasa iba, tidak bisa berbuat apa-apa dengan kelakuan Pak Bos yang semena-mena.
Itulah mengapa di kantor semua orang merasa kesal dengan Pak Bos.
"Sial! Bajuku jadi kotor begini..." Umpat Pak Bos di dalam mobil.
Dia mengambil tisu dan membersihkan kemejanya dari noda kopi, namun nampaknya tidak membuahkan hasil.
Ia malah membuka kancing kemejanya.
Dan seketika mataku melebar melihatnya.
Apa yang mau dia lakukan?
Tak lama setelah membuka seluruh kancing, dia memanggil namaku.
Aku pun panik seketika, berharap tidak terjadi sesuatu.
Sambil menatap Pak Bos, aku memberanikan diri untuk membuka mulut,
"I-iya.. Pak Bos?"Dia menoleh ke arahku dengan matanya yang tajam. Kemudian melepas kemejanya dan memberikannya kepadaku.
Aku benar-benar takut.
Kenapa dia tiba-tiba begini?
Apa dia tertarik padaku?
YOU ARE READING
Mr. Happy [SAIDA]
RomanceDahyun pemilik perusahaan Eagle Food yang angkuh, suatu ketika sifatnya berubah 180 derajat menjadi seorang anak-anak. Sana sekretaris yang loyal padanya harus mencari cara untuk mengembalikan Dahyun seperti semula. Akankah Dahyun dan Sana dapat m...