Halaman Kedua

73 8 1
                                    

Di hari pertama salju turun pada tahun 2011, Yedam tak pula sendirian. Bukan lagi belasan, Yedam ada bersama anak-anak yang dapat dihitung oleh jarinya. Lagi, mereka bergerumul mengelilingi cokelat panas serta kue lezat yang telah dihidangkan. Di ruang tengah sebuah rumah nan besar.

Yedam pada tahun ini tak lagi menjadi anak yang pendiam. Ia mulai berani memperdengarkan suaranya mengikuti dentingan piano, ia juga nampak bersenang-senang tanpa kekhawatiran bahwa kebahagiannya akan dilenyapkan secara tiba-tiba. Tak ada lagi doa khusus yang dipanjatkan, Yedam sangat menikmati malam salju pertamanya di tahun 2011.

Yedam pikir, ia akan mulai membangun.
Setelah malam ini berakhir, maka ia akan menjadi seorang Yedam yang sama seperti Yedam di beberapa tahun sebelumnya.

Berbulan-bulan setelahnya, Yedam mulai membangun dirinya, untuk kemudian tahu bahwa ia akan menyesali keputusannya sendiri.

Kebahagiannya lenyap ketika tangannya berhasil digenggam menuju sebuah rumah baru.

Catatan WatanabeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang