Chapter 2. Indonesian Defenceless Army

269 17 4
                                    

Hoi apa yang ingin dia lakukan? Menurunkan rok?, apa dia seorang lacur?.

Ahh sialan, melakukan hal seperti itu di dalam minimarket.

Sepertinya perkiraanku salah.

Gadis itu menendang wajah salah satu orang yang ada didepannya, membuatnya mimisan dan terjatuh ke lantai.

Temannya yang satunya terdiam, mencerna apa yang sedang terjadi, tak hanya diam gadis itu langsunh memukul wajah pria itu, membuatnya termundur beberapa langkah sambil memegangi hidungnya yang kesakitan.

" Dasar cewe sialan!"

Pria itu mengeluarkan pisau lipat dari balik sakunya.

Lalu mulai menghunuskan ke perut gadis itu, tapi gadis itu dapat menepisnya dengan tangannya, tak hanya sampai disitu pria itu menyerang dengan membabi buta.

Menunggu kesempatan yang pas, gadis itu melompat menggunakan rak di sampingnya, dan menendang kepala pria itu sampai menghantam rak lainnya.

Pisau yang berada di tangannya itu kemudian tertusuk ke perutnya sendirian, dan membuatnya merintih kesakitan.

" wow..."

Aku tak bisa berkata kata lagi, dia benar benar hebat, seperti di anime anime!.

Aku dan gadis di sampingku, perlahan berjalan menuju minimarket itu, dan masuk ke dalamnya.

Gadis itu menoleh ke arah kami dengan tatapan sinis.

" t-tunggu, kami hanya mengambil makanan saja!"

Lalu gadis itu berhenti memandang kami.

Aku lega, bisa gawat kalau aku di hajarnya.

" hei, ambil saja yang kau perlukan oke?"

" baik!"

Gadis itu mengangguk dan menuju rak sabun wajah.

Apa saja yang ku ambil? Mie instan? Sudah pasti Lord Ind*mie, dan mie sed**p,cemilan? Itu juga perlu, dan yang terpenting adalah air.

Tapi kulkas dekat dengan gadis itu, yang juga lagi mengambil minuman.

Tak ada pilihan, lagian aku juga tak mengganggu nya.

Dia menoleh ke arahku sebentar, lalu kembali fokus mengambil minuman.

Apaaa?! Cemilan yang di ambil sangat banyak?? Apa itu untuk dia sendiri?

"apa? Masalah aku membawa makanan sebanyak itu?!"

G-gawat dia marah, tapi ekspresi marahnya imut juga, pipinya juga sedikit memerah.

" t-tak masalah sih.."

Ngeri, ini pertama kalinya aku di marahi gadis seperti itu, ya lagian aku juga dulu tak pernah berkomunikasi dengan gadis secara langsung, selain ibu ku dan kakak ku.

Apa aku harus bertanya, kenapa dia sendirian? Tak bakalan di hajarkan?

" err... Ngomong ngomong, kenapa kamu sendirian?"

"memangnya kenapa?"

Jawabannya dingin bangett

" ya.. Tak baik bagi seorang gadis berjalan sendirian, apalagi dunia sudah kacau seperti ini."

" hehhh.... Tak mungkin ada sekarang pria yang mengkhawatirkan seseorang yang baru ditemuinya di dunia yang kacau seperti ini."

" kurasa pernyataan mu itu salah, karena aku juga baru kenal dengan gadis yang tadi, bahkan aku tak tai namanya "

World Z : Teleport [ Hiatus ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang