partie (2)✔

83 11 6
                                    

Hidupku bukan tentangmu saja, kamu egois jika terus memaksa aku untuk selalu ada di setiap inginmu.
●ArbaniMustofaAziz●


Setibanya di market, Anjani dengan semangat menarik tangan Mustofa. Ia mengambil troller dan memindah tangan Mustofa untuk membawa troller itu mengelilingi market yang lumayan luas.

Bagian yang mereka tuju yaitu tempat mie instan, kemudian Anjani mengambil 10 bungkus mie. Saat Anjani akan menaruh mie tersebut ke dalam troller, Mustofa menghampiri Anjani, menatap sebentar, lalu  menggendong Anjani dan menurunkannya di dalam troller. Anjani tertawa, pembeli yang melihat kejadian itu pun ikut tertawa.
Kemudian Mustofa mendorong troller berisi Anjani dan 10 bungkus mie instan mengelilingi market.

Mereka membeli banyak makanan dan persediaan dapur seperti telur, cornet, penyedap rasa, susu, jus, dan berbagai makanan ringan. Mustofa merasa tidak enak dengan sikap Anjani padanya, namun jika ditolak, maka gadis itu akan marah besar padanya.

Saat berada di depan kasir, Anjani tidak bisa turun karena tertimbun banyak belanjaannya.  Lantas Mustofa mengangkati satu per satu belanjaannya di meja kasir.

Setelah semuanya selesai Mustofa pindah,  Anjani menatap Mustofa dengan jahil, "Tuyun... tuyun... heumpp heumpp tuyun Mus"

"Ya Ampun, kamu ini An, Manja banget yah" ujar Mustofa sambil membopong badan Anjani keluar dari troller.

Anjani membayar semua belanjaan tadi lalu beranjak pergi dari Market tersebut meninggalkan beberapa pembeli yang sedari tadi bergidik ngeri melihat tingkah manja Anjani, ketahuilah bahwa hanya dengan Mustofa, ia bersikap demikian.

Mereka berjalan menuju ke tempat kos tadi, Anjani membawa makanan ringan dan melahapnya sepanjang jalan. Sementara Mustofa menenteng dua kresek putih.
Sesekali Anjani berusaha menyuapi Mustofa untuk ikut makan bersamanya, namun hanya gelengan yang ia berikan.

"Yasudah jika nggak mau, enak tau" ucap Anjani.

"Buat kamu aja, biar cepet besar"

"Oke kalo gitu"

Setibanya di depan pintu kos, Anjani memasukkan kembali buku buku yang tergeletak ke dalam tas miliknya.
"Kamu udah makan?"

"Kenapa diberesin bukunya? Belum juga belajar"

"Belajarnya udah pas di rumah, sekarang kamu udah makan apa belum?"

"Aku bilangin Bunda yah kalo kamu itu ngga belajar disini"

"Iya nanti juga belajar kok, jawab dulu pertanyaannya Mus"

"Aku udah makan, sekarang kita belajar aja"

"Kamu bohong yah, mau makan apa kamu? Di dapur aja ngga ada yang bisa dimasak..."

"...aku masakin mie dulu yah, 5 menit. Ngga boleh nolak! Harus dimakan dan habisin" sambung Anjani memaksa.

"Mulaikan, kek gini lagi"

"Syuutttt diem yah nggak usah ngomong"

"Iya nona" pasrah Mustofa.

Setelah beberapa saat, 2 piring mie instan sudah habis ludes, tersisa bekas rasa yang masih menempel diantara tepian rindu rindu yang tersangkut disela garpu dan waktu. Hahhaha ...

"Belajarnya sudah dulu! Ini udah jam 11, aku antar kamu pulang ya"

"Iya, aku beresin ini dulu tapi ya" Anjani menunjuk ke meja dan kantong jajan.

"Nggak usah, biar nanti aja aku yang beresin. Aku takut Bunda nanti marah sama kamu"

Anjani mengangguk meng-iyakan ucapan Mustofa.
Anjani berjalan menuju garasi kosan dan menjalankan mesin motor klasik milik Mustofa. Mustofa mengantar Anjani dengan selamat sampai di rumahnya, Bunda tak marah melihat Anjani pulang larut karena Bunda pasti sudah tahu, bagaimana anaknya jika sudah bertemu dengan Mustofa.

"Terimakasih untuk hari ini An" bisik Mustofa kepada Anjani di depan pintu rumahnya.

Anjani menyuruh Mustofa untuk memiringkan telingnya, "sama-sama dan selamat malam" bisik Anjani.

/////////////////////////////////////////////////////////////////////////////////

Di sudut ruangan, seseorang menampakan siluetnya dari balik jendela. Seorang laki-laki yang pasti gadis itu kenal, bayangan Mustofa lah yang ia pikirkan.

Saat ia mencoba menajamkan pandangannya ke arah siluet tersebut, tetapi kini matanya tidak menangkap siluet itu.

Sadar seperti ada seseorang berdiri disamping ranjang Anjani, sontak Ia memutar posisi tidurnya dan melihat siapa yang mencoba mengusik tidurnya itu.

"Mustofa, Kau kah itu? Sedang apa kau disini malam-malam." Tanya Anjani dengan nada gemetar ketakutan.

Ia takut bagaimana jika siluet tadi bukanlah seorang yang ia kenal, Bagaimana jika siluet tersebut adalah maling yang akan merampas apa saja yang dia lihat, bagaimana jika.. pikiran Anjani sudah berlari kemana-mana, menduga-duga tidak jelas.

Tak ada jawaban dari pertanyaan Anjani, Siluet yang sekarang disampingnya hanya menatap mata gadis itu amat sendu. Tatapan seolah ia tak akan bisa menikmatinya lagi entah itu esok, lusa, ataupun hari-hari berikutnya.

Tak ada jawaban. Hanya saja pria itu perlahan mendekat ke arah gadis itu.

"Kau siapa? Kau mau apa disini. Aku akan teriak jika kau terus mendekat!" Ujar Anjani sedikit berteriak.

"Aku tak akan menyakitimu, biarkan aku menikmati waktu bersamamu setidaknya untuk beberapa saat ini saja." Suara yang keluar dari lelaki misterius itupun keluar.

Setelah mendengar, Akhirnya dugaan Anjani benar bahwa Mustofa lah siluet tersebut.

"Apa maksudmu, Apa kau akan meninggalkanku?" Terdengar kecemasan menyertai tanyanya.

Lagi-lagi tak ada jawaban, hanya pelukan hangat dari mustofa yang Anjani terima.

Beberapa saat Anjani terbangun dari tidurnya. Dengan napas yang memburu, Ia duduk dari posisi tidurnya. Nafasnya tergesa-gesa, keringat bercucuran disekeliling dahinya.

Anjani mengambil gelas berisi air putih yang ia letakan di meja samping tempat tidurnya. Lalu ia meminumnya dengan diikuti nafas yang mulai stabil.

Batinnya berkata "Sudah 3 kali berturut-turut, aku memimpikan hal yang sama persis. Seseorang dengan tega meninggalkanku tanpa memberi tahu alasan apapun."

"Kuharap mimpi itu tak akan pernah menjadi kenyataan." Pinta Anjani dalam batinnya.

______________________________________________________

Please bantu kasih vote di cerita ini😣😣

VOTE GRATISSSSS KOK
COMMENT juga silahkan😥

See again🙂 in the next part readers ⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘⚘

I Process Waiting Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang