7

7.1K 216 8
                                    

Namjoon production merayakan kesuksesan proyek barunya malam ini. Iya, baru beberapa waktu mereka merilis teaser film barunya dimana Jungkook dan Jimin yang merupakan pemain utamanya, kolom komentar blog telah dipenuhi dengan pujian, betapa panasnya mereka, betapa menggairahkannya wajah Jungkook, betapa gagahnya Jimin menghentak, segalanya. Hari ini, pagi saat pengumuman bahwa akan di rilis sebuah majalah dan 'legend package' dari Namjoon production, orang-orang berbondong untuk melakukan pre-order. Padahal filmnya sendiri akan masih lama di rilis. Membuat customer service sibuk bukan main sejak pagi hingga petang. Maka sebagai balasan atas kerja keras semua pihak, Namjoon langsung membooking sebuah club elit dikawasan cheondamdong untuk merayakan kesuksesan mereka.

Semua hadir disana. Tak terkecuali dua pemain pembuat kesuksesan, Jeon Jungkook dan Park Jimin yang sedang duduk bersebelahan di sofa. Saling berbincang entah apa, yang jelas Kim Taehyung yang melihatnya dari meja bar benar-benar sukses kesal. Cemburu setengah mati.

"Bagaimana, baby? Sudah ku katakan kita akan membuat banyak uang 'kan setelah ini? Pilihanmu tepat untuk menjadi partnerku."

Jungkook menghela napas. "Ya. Tapi tolong untuk scene selanjutnya pakai lube. Aku bahkan nyaris susah berjalan karenamu hyung. Sialan."

"Hahaha ..." Jimin terkekeh gemas melihat wajah Jungkook yang memerah. "Sesakit itu?"

"Penismu kurang ajar."

"Tapi nikmat 'kan?" Jimin mendekatkan bibirnya ke telinga Jungkook, berbisik dengan nada seduktif, "Aku tidak sabar raaanya untuk scene berikutnya."

Jungkook bergidik. Ngilu membayangkan masih banyak adegan persetubuhan yang akan mereka lalui. Masalahnya ini bukan film kolaborasi, ini full mereka. Satu paket yang benar-benar harus digarap untuk memuaskan nafsu pencinta film Namjoon production.

"Mau membiasakan diri agar tidak sakit baby? Kita bisa atur jadwalnya."

"Ma-maksudmu?"

Jimin menyeringai, "Tanpa sorot kamera sepertinya cukup menyenangkan. Tanpa aturan. Bermain bebas. Lepas. Tanpa kendali siapapun. Bukankah cukup untuk membuatmu terlatih? Cukup membuat lubang laparmu itu lebih elastis?"

Jungkook menelan salivanya. Merutuki diri sendiri karena merasa tawaran gila Jimin cukup menggiurkan. Namun tetap saja, Jungkook dan harga dirinya masih bisa sinkron. Ia menggeleng. Memasang wajah datarnya.

"Terima kasih. Tapi aku bukan orang bodoh hyung. Kau bahkan mengatakan itu atas nama keinginan hasratmu saja. Nafsu sialan. Hormonmu seperti bocah saja."

"Ya, ya, ya. Kau tidak bodoh Kook. Maka aku pun tidak memberikan penawaran dibelakang kamera dengan cuma-cuma padamu." Jimin memberikan kartu nama pada Jungkook. Tersenyum ketika Jungkook memberi atensi penuh padanya dengan mata bonekanya yang menyorot bingung. "Jangan bingung. Kau bisa hubungi aku kapanpun jika menerimanya. Aku tidak memaksa. Aku menghargai orang lain. Bahkan jika orang lain itu menginginkan imbalan. Tidak masalah untukku. Saling menguntungkan."

Jungkook menghela napas, "Kau memperlakukanku seolah jalang yang akan diberi imbalan setelah mengangkang, begitu?"

"Tidak, Jungkook. Jangan samakan kau dengan jalang. Kau terlalu berharga. Karena itu aku menghargaimu. Aku dengar kau membutuhkan banyak uang. Aku akan membantumu."

Jungkook mengernyitkan dahinya.

"Simpan saja. Mungkin nanti kau butuh." Jimin meletakkan kartu nama itu dalam genggaman Jungkook. Lalu ia bergegas bangkit. "Aku akan pulang lebih dulu. Selamat menikmati pesta besarmu, baby."

Jungkook menatap kearah Jimin yang berlalu meninggalkannya. Lantas mengarahkan matanya ke kartu nama Jimin setelah pria itu tak terlihat lagi.

--------*****---------

My Love From The Porn Star || ON GOING!  [VMinKook Rate-M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang