5

8.6K 250 2
                                    

Jungkook ingat betul pertama kali ia membuka bajunya dan menindih seorang wanita yang berusia cukup jauh darinya, wajahnya memerah malu. Malu sekali mengingat itu adalah pertama kalinya ia menyetubuhi seorang wanita dan disorot oleh kamera dengan disaksikan beberapa kru dan Namjoon sebagai sutradara. Malu karena ia pada akhirnya begitu terangsang dan menikmati tiap adegan yang ia lakukan. Malu lantaran dipuji begitu hebat dan perkasa diranjang, padahal umurnya masih belasan tahun.

Hari ini momen dimana ia menunjukkan raut malu itu kembali lagi. Membuat puas orang yang menyaksikan disana. Dimana tubuh Jungkook basah karena saliva yang dihasilkan oleh jilatan Jimin pada hampir seluruh tubuhnya. Sungguh, ia jijik pada awalnya. Namun lama kelamaan ia bukan jijik pada Jimin, melainkan dirinya sendiri. Jijik karena faktanya ia semakin menikmati tiap rangsangan yang diberikan oleh Jimin. Jijik karena harum cytrus Jimin membuatnya pusing karena semakin terangsang. Jijik karena tiap Jimin bergerak dan penisnya menyentuh kulit lembut Jimin membuatnya melenguh dan mendesah. Ia bahkan pusing sejak kapan ia begitu menikmati adegan seperti ini.

Jimin menaikkan tubuhnya. Mengungkung Jungkook dalam rengkuhan lengannya yang besar. Wajahnya ia tenggelamkan di leher Jungkook, menjilati tiap inchi kulit susu milik Jungkook. Membuat decakan suara dan noda keunguan disana.

"He-hentikan Park ..." bisik Jungkook pelan. Tak terdengar orang lain. Namun Jimin bisa mendengarnya.

Satu seringaian terbentuk di bibir penuh Jimin. Ia membalas bisikan pelan Jungkook, "Kook, pastikan kau mendesahkan namaku sampai akhir. Kau harus jujur kalau kau menikmati ini."

"Brengsek!" umpat Jungkook sambil mengerjapkan mata saat tangan Jimin bergerilya di dadanya. Mengusap sensual sampai ke perut.

"Kau menikmati ini karena kau sudah bosan dengan jalang-jalang itu. Ini luar biasa baru 'kan? Enak 'kan?"

"Jimin! Arahkan tanganmu ke penis Jungkook. Kalian harus bermain sebelum masuk ke intinya. Buat penonton semakin meremang sebelum klimaks!" arahan Namjoon yang membuat Jimin tersenyum.

"Let's play baby ..." Jimin mengusap-usap penis Jungkook, membuat sang empu kegelian sekaligus kelojotan nikmat.

"Akhhhhh ..."

"Aku suka kau mendesahkan namaku, Kook ..." Jimin menurunkan posisinya, mengecup, menjilat, dan menggigit puting Jungkook yang memang sudah mengeras dan mencuat keatas.

"Jim... in. Akhhhh ..." Jungkook mendesah pilu. Tubuhnya sungguh seperti tersengat ribuan volt. Tegang sekali rasanya. Apalagi tangan Jimin semakin nakal pada penisnya.

Taehyung menghela napasnya. Sungguh ia benci melihat Jungkook disentuh di depan matanya seperti itu. Tapi ada satu sisi dirinya yang bahkan terasa begitu menikmati pemandangan indah Jungkook yang dilecehkan panas seperti itu. Sangat indah. Terlebih ia bisa melihat visualisasi utuh wajah dan tubuh Jungkook yang menggeliat pasrah dibawah kungkungan. Mungkin malam itu, Jungkook terlihat sama seperti saat ini.

"Iya. Bagus. Bagus. Seperti itu," ucap Namjoon yang masih fokus pada mimik wajah kedua pemain andalannya itu.

Tangan Jimin semakin turun, menjamah lubangnya yang berkedut malu. Sengaja menggelitik, bermain dan berputar-putar di pinggirnya.

Jungkook menggeleng ke kanan dan ke kiri. Ia tak tahan dipermainkan terus seperti ini. Ngilu sekali rasanya.

"Turunkan posisimu, Park." Lagi-lagi arahan Namjoon terdengar.

Jimin mengikuti instruksi sang sutradara. Sebenarnya ia ingin bermain lebih bebas. Namun tetap saja, Namjoon itu sutradara handal. Ia tahu bagaimana memuaskan mata sang penonton. Membuat tiap adegannya indah dan terkesan sungguh nikmat. Ia adalah rajanya!

Jimin mengecupi penis Jungkook, membuat Jungkook meremas sprei putih yang melapisi ranjang yang ia dan Jimjn tempati saat ini. Kakinya menendang-nendang ke udara.

"Akhhh!" racau Jungkook saat merasakan Jimin sudah benar-benar mempermainkan lubangnya. Satu jari Jimin terasa menggelitik Jungkook di dalam sana. Membuat pusing karena ia semakin terangsang. Ia tak tahu lagi bagaimana wajahnya saat ini. Mungkin ia sudah sangat mengerikan, seperti seorang pesakitan yang kecanduan.

Bunyi kecipak terdengar dari jari dan rektum Jungkook yang beradu. Jungkook membuka bibirnya, meloloskan desahan yang terdengar indah untuk Jimin, pun untuk Taehyung. Taehyung bahkan menggigiti bibir bawahnya. Sungguh Jungkook yang dulu bermain bersama jalang saja sudah menggodanya, apalagi saat ini. Saat dimana ia bebas menkhayalkan bahwa yang sedang di atas Jungkook itu bukan Jimin, tapi dirinya. Rasanya celana keper yang Taehyung pakai saat ini sesak sekali. Ia yakin penisnya pun sudah menggembung sekarang dibawah sana. Namun bagaimanapun pekerjaannya tidak mungkin ia abaikan. Maka ia lebih mengabaikan senjata pusakanya dibawah sana. Membiarkan penisnya yang sudah membesar bak piton didalam celanamya.

"Jungkook, jangan tahan desahanmu. Mendesah seseksi mungkin."

Jungkook geram sekali mendengar arahan Namjoon. Bagaimanapun ia masih malu-malu. Masih bingung harus mendesah bagaimana lagi.

"Aaaa.... Akhhhhh... Aaaaa..." Jungkook mendesah. Sungguh ia rasa itu mengerikan malahan. Terlihat dibuat-buat.

"Oke, lebih natural, Jungkook. Kau bebas menarik surai Jimin, oke?"

"Berisik." Jimin menggeram pelan. Ia lalu memasukkan jarinya kembali ke lubang Jungkook. Dan lagi. Hingga tiga jarinya total mengoyak lubang Jungkook.

Airmata Jungkook mengalir jatuh. Rasanya perih bukan main. Tapi sungguh nikmatnya jauh mendominasi. Maka ia pada akhirnya makin mendesah. Tubuhnya melenguh, membusung, meliuk seperti busur.

"P-Park Jimin ..."

"Iya, sayang. Begitu." Jimin menggigit bibir bawahnya, menikmati wajah cantik Jungkook dibawahnya yang memerah dengan mata yang membuka-tutup, ketara begitu menikmati.

Tubuh Jungkook mengejang saat tiga tusukan dalam terakhir yang diberikan oleh Jimin. Ia mendapatkan pelepasan pertamanya. Cairannya keluar cukup banyak, membanjiri area perut. Jimin segera mengeluarkan jarinya. Mengambil cairan di perut Jungkook dan membantu mengoleskannya di lubang Jungkook. Sengaja supaya lubang itu semakin licin dan ia akan mudah masuk dan bergerak.

"Pelan, Jim ..." ucap Jungkook dengan mata sayu saat Jimin sudah bersiap berlutut didepannya. Kedua kaki Jungkook sudah tersampir dikedua lengan Jimin. Jimin tersenyum puas saat menatap lubang Jungkook yang terlihat siap untuk ia bobol.

Jimin bergerak maju perlahan, membenamkan penis besarnya yang berurat dan panjang itu. Jungkook bahkan berteriak kesakitan. Ia memang pernah ditusuk sampai lecet saat itu oleh Taehyung. Tapi ini berbeda. Dia sepenuhnya sadar. Maka sakitnya juga tak main-main ia rasakan. Sakit yang bahkan sampai menjalar ke kepalanya.

Butuh waktu untuk Jimin menyesuaikan diri di lubang sempit Jungkook. Namun keningnya sedikit mengerut kecewa. Ia yakin ini bukan pertama untuk Jungkook. Lubangnya memang sempit, tapi sungguh ia sudah hapal mana lubang yang belum dan mana yang sudah pernah dimasuki sebelumnya.

"Kau nakal, Jungkook," ucap Jimin menatap tajam.

Dan Taehyung yang tau raut kesal Jimin, hanya menyeringai menang. Iya, Taehyung cukup tahu kenapa Jimin terkesan memaksa Namjoon untuk membujuk Jungkook bermain dengannya. Taehyung menang atas diri Jimin. Lubang Jungkook sudah ia nikmati lebih dulu.

[]

My Love From The Porn Star || ON GOING!  [VMinKook Rate-M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang