Di sisa sisa senja
Kelap mataku pecah ;
Berkaca-kaca lalu jatuh--
Tangis yang tak sempat aku usapAku menatapmu dari sini
Di langit jingga yang fana ;
Terlintas wajahmu di sudut kota dekat masjid tua yang besar itu dan kali ini aku perlu menyamakan-mu dengan rokok milikku ;
Candu ,
Aku tak bisa berhenti mengisapnya.
Sementara ,
Tubuhku sendiri perlahan terbakar menjadi abu--
Aku tak bisa berhenti mencintaimu
meski waktu perlahan membunuhku.
Ah, senja kau boleh membunuhku sekarang.Notes : jangan menyuruhku berhenti merokok.
KAMU SEDANG MEMBACA
MELALUI AKSARA , AKU BERCERITA
PoetryAksara adalah paru paru kehidupan, Maka hiruplah peristiwa menjadi tulisan.