3. Cakaran part.1

33 21 18
                                    

Hari ini, Bella memakai terusan overall yang dipadukan dengan sweater oversize berhasil membungkus tubuhnya menjadi semakin imut. Tingginya 162 cm dengan berat 42 kg membuat pemilik nama lengkap Nabella Iswandari tergolong kurus. Wajahnya yang kecil membuat ia terlihat baby face.

Bella duduk di sofa ruang tamu sambil mengoles sunblock ke kulitnya yang putih pucat, Hand Bag dan atm milik Raka tergeletak di atas meja. Sore ini dia harus belanja bulanan ke swalayan terdekat. Bella bangkit, menyambar tas, juga atm. Ia mengunci rumah, dan melenggang pergi ke tujuannya.

Arah ke swalayan sama seperti arah ke sekolah, namun sedikit lebih dekat. Jika menggunakan angkot hanya membutuhkan waktu 5 menit. Jarak rumahnya yang jauh dari jalan besar mengharuskan Bella jalan kaki dan juga harus melewati rumah bercat hijau, rumah yang selalu membuat Bella memperlambat jalannya.

Seorang laki-laki berseragam Polisi turun dari mobil di depan rumah bercat hijau, Bella mempercepat jalannya ketika orang yang selalu ia cari setiap hari akhirnya muncul dihadapannya.

"Mas Bagas," teriak Bella.

Namanya Bagas, kakak Galang, seorang Polisi yang jarang pulang kerumah karena sibuk kerja. Laki-laki yang selalu ingin ditemui Bella. Bagas adalah tetangga jauh Bella sekaligus salah satu polisi yang mengurus kasus kecelakaan Danu.

"Bella? Ada apa?" Bagas menutup pintu mobil.

"Ada kabar?"

Bagas berfikir sejenak lalu menggeleng dengan berat, "belum."

"Masih diselidiki, mas gak bisa bantu banyak. Maaf," lanjut Bagas.

Bella menunduk, lagi-lagi jawaban yang sama. Bella bosan, Bagas juga mungkin bosan mendengar pertanyaan Bella yang selalu sama. Pertanyaan tentang perkembangan kasus tabrak lari ayah Bella yang masih belum terpecahkan. Walaupun sudah lima bulan, hati Bella masih belum ikhlas pelaku itu masih berkeliaran bebas. Semenjak itulah Bella tidak pernah berhenti bertanya kepada Bagas.

"Makasih, mas." Bella pamit.

Bagas memandangi tubuh kurus Bella pergi menjauh, ia merasa kasihan dengan gadis sekurus itu harus menanggung beban berat. Ketika Danu kecelakaan bahkan Bella melihat dari mata kepalanya sendiri. Bella menyaksikan ayahnya sekarat dan detik-detik ayahnya tersenyum untuk terakhir kali. Bella ada disana, bergetar, meraung-raung dan terus memeluk ayahnya, berharap ada keajaiban.

Bella menendang batu kerikil, ia kesal. Bagaimana bisa mencari pelaku tabrak lari menjadi sesulit itu. Rekaman CCTV yang tiba-tiba menghilang, mobil si pelaku-yang belakangan diketahui mobil rental-ditemukan dalam keadaan bersih tanpa sidik jari dan tanpa rekaman blackbox. Mobil itu di sewa dengan identitas atas nama Simon Zhang yang sialnya Simon mengaku bukan dia pelakunya. Simon kehilangan dompetnya sehari sebelum kejadian, pas kejadian ia sedang tanding basket. Karena kurangnya bukti dan kuatnya alibi Simon, Simon akhirnya dibebaskan dari tuduhan.

Bella mendengus sebal, menggerutu seperti orang gila sepanjang dia berjalan di trotoar. Seorang pria memegangi lengan Bella tiba-tiba dengan erat dari atas motor di tepi jalan.

"Be.. be..gal, begal." Teriak Bella panik sambil mencakar tangan pria itu membabi buta.

"Tenang dulu tenang, gue bukan begal." Laki-laki itu menahan serangan Bella.

Bella melihat wajah pria itu. Wajah yang tidak asing, wajah yang Bella lihat kemarin pagi, wajah Galang.

Bella menutup mulutnya yang menganga, "maaf maaf ya ampun, lo ga papa?"

Galang mengusap cakaran Bella yang membuat tangannya langsung bergaris merah, "liat liat dulu dong kalo mau nyerang, masa muka mirip David Beckham gini dibilang begal."

Nabella dan Tanda tanyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang