Semarang, 06 Januari 2019
Seorang gadis berkaca mata minus duduk tegang di hadapan sebuah komputer. Layar monitor itu menampakkan barisan tulisan berwarna hijau dengan latar hitam. Matanya awas menatap setiap baris kode yang berhasil ia retas. Kode sebuah situs milik forum hacker terbesar di dunia. Kerutan di dahi itu belum hilang sepenuhnya, ketika sebuah jendela chat hitam dengan logo THL muncul di sisi kanan layarnya. Sebaris kalimat muncul di sisi teratas layar tersebut. Gadis itu sedikit mengernyit, kemudian memilih meladeni chat yang sedikit menggelitik emosinya.
[@StraysCat: F*cking shit! Apa maksud lo ngacak-acak sistem THL, huh?! Enggak tahu terima kasih ya lo, lo member lama kan di sini?!]
[@Dandelion: Anda siapa ikut campur urusan saya? Ini urusan saya dengan THL.]
[@StraysCat: Bacot lo! Ini urusan kita semua selaku anggota THL.]
[@Dandelion: Forum licik seperti ini tidak pantas mendapat loyalitas.]
-End Chat-
Gadis itu menekan tombol di papan ketiknya. Layar hitam itu tertutup, menyisakan layar dengan barisan kode hijau yang stagnan. Dandelion, begitu gadis itu disebut, menghempaskan tubuhnya pada sandaran kursi putar. Jemarinya memijit pelan pucak hidungnya. Rasa pening sedikit menyergap kepala berhiaskan jepit kecil hitam itu. Mungkin efek terlalu lama menatap layar komputer dengan penerangan redup malam ini.
Dandelion tercenung, emosinya sedikit terkuras. Ia baru saja nekad meretas dan mengacak-acak situs resmi beserta penyedia layanan forum The Hacker Link yang sudah menaunginya selama 5 tahun terakhir. Sejujurnya ada sedikit rasa bersalah mengetuk pintu hatinya, bagaimanapun juga banyak pelajaran berharga yang ia dapat hingga menjadi hacker sehebat sekarang.
Namun, Dandelion terlanjur geram pada sikap salah seorang mentornya yang tidak profesional. Ia memberikan Dandelion pekerjaan yang cukup riskan dan dengan liciknya menjebak Dandelion, hanya karena merasa kalah oleh ketenaran yang dimiliki hacker muda itu. Atas ulah mentornya ini, ia hampir tertangkap pihak keamanan cyber Hongkong jika 10 detik saja ia terlambat menyadari dan keluar dari sistem yang ia retas. Kini gadis bermata almond dengan lensa cokelat karamel itu yakin, pihak Hongkong sedang mencari identitasnya. Semoga tidak banyak jejak yang ia tinggalkan dalam sistem tersebut. Ia masih belum siap jika esok pagi disambut oleh sepasukan bersenjata di depan rumahnya.
Dandelion kembali tertegun mengingat pesan yang ia terima dari hacker yang mengagungkan loyalitasnya pada forum The Hacker Link. Bukan isi pesan itu yang mengganggu pikirannya, melainkan nickname asing yang ia gunakan. Gadis itu termasuk anggota senior, ia mengenal semua nickname anggota forum baik yang sudah lebih lama darinya atau pun yang baru saja bergabung. Namun, nama StraysCat baru kali ini dikenalnya.
Kepala Dandelion kembali berdenyut, ia sudahi kegiatannya malam ini. Ia simpan dokumen yang ia butuhkan kemudian menutup perangkat lunak yang masih menampilkan beberapa kode pembuka berwarna putih dan hijau di sisi atas layar. Ia sempat melirik pergerakan jarum pada jam mungil yang ada di sudut meja kerjanya. Pukul 3 dini hari. Dandelion pun memutuskan mematikan komputernya, melepas kaca mata yang hanya ia gunakan di depan komputer dan meletakkannya di laci meja kerjanya. Gadis yang sudah berpiama sejak beberapa jam lalu itu memilih beranjak menuju kamar di balik pintu ruang kerja ini. Ia memutuskan untuk tidur beberapa jam sebelum menjalani aktivitas esok pagi.
***
"Morning my sweety baby bala-bala!" Seorang gadis berseragam putih abu-abu dengan pita rambut berwarna pink mencolok sudah heboh di ujung tempat parkir sekolah begitu melihat Viona turun dari mobil. Rupanya gadis itu sengaja menanti sahabatnya tiba pagi ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
DRAWBACK [SUDAH TERBIT]
Fiksi RemajaJudul: Drawback Penulis: Kirachusnul Jangan percaya pada siapa pun kecuali dirimu sendiri! Viona, hacker andal bagai belut. Licin. Ia mampu keluar-masuk sistem lawan, meretas, dan melumpuhkannya. Nickname-nya terkenal sebagai hacker yang paling dise...