Judul awal Ice Prince Vs Princess Devil
Ini tentang Alister yang membenci dunianya. Dunia palsu yang seakan telah merenggut masa remajanya dan seorang badgirl yang bersedia mengusik kehidupannya.
***
"Lo public figure, tapi lo gak suka di usik oleh...
Ada perubahan judul, karena lingkup ceritanya akan lebih luas dengan judul yang sekarang.
. . . .
"Ini hanyalah sebuah pantulan. Namun aku berdiri, layakanya seorang pemeran utama." -Alister-
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Berdiri dan bersandar di tepi jendela, dengan arah mata tertuju pada hamparan halaman rumahnya. Ia juga memainkan lemparan kecil pada kunci motor, sebagai bentuk luapan kejenuhan.
Dia Alister. Seorang remaja yang tengah menunggu waktu yang tepat untuk ke luar rumah dan melaju dengan tenang ke sekolah.
Mungkin, setiap pagi hal ini sudah menjadi aktivitas rutin. Aktivitas yang sebenarnya membuat dia muak dan segera melenyapkan diri dari dunianya.
Namun, semua hanyalah keinginan. Keinginan yang rasanya tidak bisa Alister beli walau mampu.
"Shit," umpat Alister, yang kesal sendiri atas kelakuannya yang hanya bisa menunggu.
Entah harus berapa lama lagi. Dirinya terus melihat pemandangan yang benar-benar merusak indra penglihatan. Wajah-wajah memuja, berbinar, menangis sekaligus teriakan yang dapat merusak gendang telinga, harus ia dapati setiap pagi.
Belum lagi para paparazzi yang bersembunyi di balik semak belukar, atas pohon, tong sampah bahkan got. Ya. Itulah para orang-orang yang sebenarnya kurang kerjaan.
Hidup di atas tahta Public Figure, tidaklah seindah yang di bayangkan orang. Hari-hari mereka selalu tersorot media. Ketenangan untuk istirahat selalu hilang. Belum lagi ekspresi wajah yang harus tertutupi berbagai topeng lakon. Dan Alister adalah contohnya.
Benar. Alister Bayu Arsakha. Adalah seorang public figure yang namanya tengah meroket tinggi di negara ini. Artis muda berbakat yang dikenal dengan wajah tampannya yang dingin dan tidak pernah terlibat skandal apapun. Membuatnya sangat dicintai oleh anak remaja saat ini.
Jika boleh berkata jujur, Alister sangat ingin terlibat scandal besar yang membuat namanya menjadi miring lalu di kucilkan. Namun, hal itu sangatlah susah terjadi di negara ini.
Suatu scandal, buruk ataupun baik justru membuat media akan selalu menyorotnya setiap detik. Benar-benar bukanlah impian Alister. Jika saja tragedi beberapa tahun silam tidak membuat namanya menjadi trending, pasti saat ini Alister tengah menikmati masa remaja dengan baik-baik saja.
Tapi nasi sudah menjadi bubur. Ini salahnya. Peran ini juga sudah di atur jauh sebelum Alister menginjakkan kaki di tempat terkutuk ini.
"30 menit lagi kita berangkat.Siapkan diri kamu," suara lantang terdengar, membuat Alister berhenti melempar kunci motornya.
